IMAGINATION || 15

218 49 10
                                    

Jangan lupa vote^
Komen banyak-banyak ya:)

Happy Reading❤

°
°
°
°
°

***

15. Happy Ending?

Seperti biasa, Naufan dan yang lain sedang berjalan menuju parkiran. Mereka akan pulang kecuali Eca dan Sean. Beberapa waktu lalu, Sean pernah berjanji akan memenuhi semua keinginan Eca kalau gadis itu berhasil. Dan sekarang adalah saatnya ia menepati janji tersebut.

"Jangan pulang malem!" ingat Naufan kepada Eca.

"Iya, orang perginya sama Kak Sean kok, posesif banget."

"Besok jangan lupa ke rumah gue lo!' timpal Nessa.

"Buset dah. Iya, Nes, iya...."

"Senengnya bisa jalan sama doi," celetuk Raka.

"Coba ngomong sekali lagi!" titah Sean mengintimidasi.

"Tau nih, bilang aja mau ikut," cibir Eca.

"Pengennya sih, tapi takut ganggu yang lagi pdkt."

"Kak Raka!" pekik Eca yang sudah sangat malu.

"Udah sono pergi!" usir Naufan.

Sean pun menyalakan mesin motornya dan menyuruh Eca untuk segera naik. Setelah berpamitan, mereka keluar dari area sekolah dan mulai menghilang dari pandangan.

Dari kejauhan Malven terlihat sedang memperhatikan keduanya, awalnya ia ingin mengajak Eca untuk main ke basecamp anak-anak Vagos lagi, tapi sepertinya hari ini bukanlah waktu yang tepat.

"Kita mau kemana sekarang?" tanya Eca tak sabar.

"Terserah lo aja," jawab Sean yang tiba-tiba saja menengokkan wajahnya kebelakang. Alhasil jantung Eca yang menjadi korban.

'Makan dulu yuk, laper...."

"Dimana?"

"Tempat yang biaja aja."

"Oke."

See, hubungan mereka memang menjadi semakin dekat, tapi diantara keduanya masih belum ada yang sadar. Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah cafe tempat mereka biasa makan. Sambil menunggu pesanan datang, Eca menghabiskan waktu dengan mengobrol beberapa hal dengan Sean.

"Bangga gak sama gue?" untuk kesekian kalinya Eca bertanya hal yang sama, dan Sean tetap menjawab pertanyaan itu seolah ia belum mendengarnya.

"Bangga, Ca...."

"Syukur deh, gue udah takut banget tadi, kirain gak bakal masuk."

"Gue bilang juga apa, percaya aja sama omongan gue."

"Iya, sekarang gue percaya. Makasih ya, Kak."

Sean mengangguk sebagai jawaban, dan tak lama pesanan pun akhirnya tiba. Mata Eca berbinar begitu makanan di sajikan. "Makasih, Mas...," ucap Eca kepada pelayan di cafe. Setelahnya, ia langsung melahap makanan itu karena cacing dalam perutnya sudah meronta ingin diberi asupan.

"Pelan-pelan!" peringat Sean.

"Hehe, iya-iya."

Disaat asyik-asyiknya menyantap makanan, segerombol siswi SMA masuk ke dalam cafe dan langsung mengerubuni Sean untuk melihatnya lebih dekat. Seragam yang mereka kenakan sama dengan Eca, mungkin anak kelas 10, jadi Eca tidak terlalu mengenalnya.

𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 ✈️ | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 Where stories live. Discover now