IMAGINATION || 06

306 63 8
                                    

Jangan lupa vote^
Komen banyak-banyak ya:)

Happy Reading

°
°
°
°
°

***

06. Selangkah Lebih Dekat

Hujan yang awalnya sebatas rintik kini mulai menderas seiring berjalannya waktu. Disatu sisi, Naufan dan yang lain sibuk mencari Eca kesana kemari, sementara disisi lain, gadis yang mendadak hilang itu tengah mengurung diri di dalam bilik kamar mandi yang tempatnya sangat jarang dijamah oleh warga sekolah.

Pikirannya terus mengulang kejadian yang sangat memalukan tadi. Dimana Eliza menyiramnya dengan minuman, meneriakinya dengan sebutan bodoh dan jalang, di hadapan semua orang lagi. Untung saja mereka tidak terpengaruh dengan ucapan Eliza. Kalau iya, harga dirinya pasti sudah benar-benar hancur. Dan alasan dari semua masalah ini adalah Malven. Laki-laki yang baru saja ia kenal akhir-akhir ini.

Suara langkah kaki terdengar oleh telinga Eca. Ia pun bangkit dari closet tempatnya duduk barusan.

Ceklek

Eca membuka knop pintu dengan sangat hati-hati. Setelah keluar, ia begitu terkejut dengan kehadiran seorang pria yang sedang memperhatikannya dengan tatapan yang begitu sulit untuk diartikan.

"Kak Sean," panggil Eca, tubuhnya menegang seiring dengan langkah Sean yang tertuju ke arahnya.

"Hmm...." gumam pria itu, "ngapain di sini?" tanya Sean lembut.

Eca pikir Sean akan marah, karena caranya memandang tidak terlihat seperti Sean yang biasanya. Untung saja dugaan itu salah.

"Kok bengong?" Sean menggerakan tangannya di depan mata Eca, "lo nangis?"

"Enggak, kenapa emangnya, khawatir?"

"Iya," ucapnya berterus terang.

Eca tersenyum kecut, apa Sean sedang melawak? Pria itu kemudian menghembuskan nafas kasar dan mengalihkan pandangannya.

"Lo serius sama omongan yang di kantin?"

"Soal taruhan?"

Sean mengangguk.

"Gak tahu." Eca menaikan bahunya bingung, bukan hanya Sean, ia saja masih tidak percaya kalau dirinya mengajak Eliza untuk taruhan.

"Kok gak tahu?" tanya Sean heran.

"Gue emosi tadi, makannya jadi asal ngomong," jawab Eca menggebu-gebu, setelah sedikit tenang, gadis itu meneruskan kalimatnya, "kalau udah gini gimana dong, Kak? Gue gak yakin bisa menang," tanyanya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Makannya, kalo ngomong dipikir dulu." Sean memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, ia berpikir sejenak.

"Lo rangking berapa pas kenaikan kelas?" tanya Sean kemudian.

Eca tersenyum kikuk, "ke-25."

"Lo mau menang atau kalah?" tanyanya membuat pilihan.

𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 ✈️ | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt