IMAGINATION || 10

215 60 3
                                    

Jangan lupa vote^
Komen banyak-banyak ya:)

Happy Reading❤

°
°
°
°
°

***

10. Pelajaran Pertama

Malven menurunkan Eca di depan rumah Sean. Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, awalnya Malven bersikukuh untuk mengantar Eca pulang ke rumahnya. Tapi Eca bersikeras menolak karena tidak enak kepada Sean, masih untung pria itu mau membantunya belajar. Gratis lagi, dari pada bimbel di luar, kan? mending dengan Sean, lumayan bisa modus juga.

"Hati-hati ya di jalannya."

Semenjak dari makam, sikap Eca jadi sedikit berubah kepada Malven. Eca tahu bagaimana rasanya ditinggal orang yang kita sayang, dan ia pun tahu persis seperti apa rasanya kesepian setelah kepergian orang tersebut.

"Gue pergi, makasih sekali lagi," ujar pria itu sambil memarkirkan motornya.

"Iya, sama-sama. Kabarin kalo udah sampe."

"Cie, perhatian banget sama gue," goda Malven.

"Gue mah kalo udah temenan sama seseorang bawaannya pasti bae."

"Makasih udah mau jadi temen gue."

Eca mengangguk tanpa bicara.

"Ditunggu kadonya!"

"Tar aja, lagi boke nih gue...."

"Anak horkay gak ada duit, cem mana jadinya?"

"Udah sono pergi, gue timpuk nih."

"Siapa sih yang bilang gak bakal galak-galak sama gue tadi?" sindir Malven.

Eca menahan nafasnya, mencoba untuk menahan segala umpatan supaya tidak keluar dari mulutnya.

"Pulang, Malven!" titah Eca geregetan.

Malven tertawa kecil di hadapannya, ia pikir tingkah Eca sangat lucu kalau sedang marah.

"Iya-iya, gue pergi nih, jangan kangen ya!" peringat Malven.

Dih, geer.

Setelah Malven pergi, Eca langsung menemui Sean yang katanya sudah menunggunya di ruang tamu. Gadis itu berjalan kikuk ke arah Sean yang sedang memainkan ponsel di sofa.

Langkahnya yang pelan membuat Sean tak menyadari kehadiran Eca sama sekali. Sean yang sedang fokus membuat Eca tak ingin melewatkan kesempatan untuk memperhatikannya.

Namun sepertinya pria itu merasakan keberadaan Eca, ia pun mengangkat wajah dan menatap manik mata milik Eca dengan lembut.

"Kapan nyampe?" tanya Sean.

"Eh, b-baru aja, Kak." Eca menggaruk tengkuk kepalanya yang mendadak gatal.

"Sini duduk, ngapain masih berdiri disana?" titah Sean.

Eca duduk di samping pria itu, ia melepaskan tas dan memposisikan tubuhnya senyaman mungkin.

Sean memanggil pembantunya untuk membawakan minuman.Mbok Sum pun datang membawakan dua gelas jus jeruk dan beberapa kue kering, setelahnya ia kembali lagi mengerjakan aktivitas yang lain.

"Makasih, Mbok," ucap Eca.

"Sama-sama, Non, yang semangat ya belajarnya," jawab Mbok Sum.

Pantas Raka selalu menanyakan wanita paruh baya ini, ternyata dia sangat baik dan begitu perhatian.

𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 ✈️ | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang