IMAGINATION || 12

194 53 10
                                    

Jangan lupa vote^
Komen banyak-banyak ya:)

Happy Reading❤

°
°
°
°
°

***

12. VAGOS

Malven memarkirkan motornya di depan sebuah rumah yang cukup luas. Sepertinya rumah ini adalah peninggalan kolonial Belanda, terlihat dari bangunannya yang kokoh dan terkesan klasik.

Sebuah tulisan terpampang sangat jelas dalam sebuah banner yang dipasang di pintu masuk.

VAGOS

Eca membaca tulisan itu di dalam hatinya. Rasanya Eca pernah mendengar nama ini. Tapi kapan, dan dimana?

"Ayo masuk!" ajak Malven.

Eca meneliti setiap sudut dari rumah ini, auranya terlihat sangat menyeramkan. Apa tidak apa-apa jika ia masuk ke dalam?

"Ini rumah siapa?"

"Lo gak liat banner di sana? Ini basecamp anak-anak Vagos." Tunjuk Malven.

"Vagos? Siapa Vagos?" tanya Eca yang masih belum mengerti.

"Lo anak Garuda atau bukan, sih? Masa gak tahu sama geng yang ada di sekolah sendiri?"

Tuh kan, pantas saja ia merasa tidak asing. Ternyata geng di sekolahnya.

"Ohhh." Eca mengangguk paham, "terus ngapain gue diajak kesini?" tanya Eca panik.

"Ya main lah." Malven menjitak kepala Eca dengan tangannya.

"Aww.Emang gak papa?" tanya Eca takut.

"Nanya lagi gue jambak nih!"

"Iya deh iya...."

Malven pun tersenyum penuh kemenangan, ia lantas membawa Eca untuk masuk lebih dalam.

VAGOS. Meski dirinya masih baru di SMA Garuda. Malven sudah kenal lebih awal dengan geng ini. Dulu, kakak sepupunya menjabat sebagai wakil ketua angkatan tahun 2015, jadi nama Vagos sudah bukan hal asing dalam hidupnya. Oleh karena itu, setelah pindah dari SMA Angkasa, ia tak sungkan untuk ikut bergabung dan menjadi anggota dari geng yang diketuai oleh Mark ini.

Masih ingat kenapa Malven dikejar anak Angkasa? Karena bergabung dengan Vagos alasannya.

Tidak seperti biasa, basecamp terasa sangat sepi hari ini. Mungkin karena tidak ada hal yang sedang mendesak, jadi hanya segelintir orang yang berada disini.

Jumlahnya sekitar dua puluh orang. Salah satunya ada Joko dan Alando, teman sekelas Eca. Eca yang melihat kedua pria itu langsung menatap tak percaya. Anak seusil Joko, dan pendiam seperti Alando, ikutan geng juga? Tidak mungkin.

Joko yang hendak memakan mie goreng buatannya langsung berhenti ketika melihat kehadiran Eca. Mereka menunjuk satu sama lain.

"Eca, lo ngapain disini?" tanya Joko heran.

"Lo anak Vagos, Jok?" tanya Eca balik.Joko mengangguk mengiyakan, lalu matanya beralih menatap Alando, "lo juga, Al?"

"Iya," jawab pria itu mantap.

Gelak tawa kemudian terdengar begitu nyaring. Membuat anak-anak Vagos yang asyik dengan dunianya sendiri berkumpul di ruang tengah.

Eca membekap mulutnya yang malah keblalasan, memangnya ada yang lucu kalau Joko dan Alando jadi anak Vagos? Enggak, 'kan?

𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 ✈️ | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 Kde žijí příběhy. Začni objevovat