IMAGINATION || 02

455 81 37
                                    


Happy Reading❤

°
°
°
°
°

***

Jam sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB. Saatnya pulang sekolah, semua murid berhamburan dari kelasnya masing-masing, ada yang berjalan dengan teman-temannya, pacarnya, bahkan yang jalan sendirian pun ada. Suasana seperti ini mungkin akan dirindukan setelah lulus nanti.

Drrrttt drrrttt

Terlihat ada pesan masuk yang tertera di layar ponsel Eca. Gadis itu langsung membuka pesan tersebut dan membacanya.

Naufan
Ca, gue mau latihan basket dulu. Lo pulang sendiri gpp kan?

Oke, gpp.

Naufan
Sipp..
(Read)

"Kenapa, Ca?" tanya Nessa karena Eca tiba-tiba berhenti saat berjalan di koridor bersamanya.

"Bukan apa-apa. Eh, gue duluan ya, takut ketinggalan angkot."

"Kok naik angkot ? emang kakak lo kemana ?"

"Biasa lah, latihan basket."

"Oh iya, gue lupa. Mau dianterin gak ? gue bawa motor loh...."

"Enggak ah, trauma gue dibonceng sama lo, tolak Eca mentah-mentah.

"Yaudah sono naek angkot. Awas nanti ketemu sama si Malven lagi. Nessa tersenyum geli jika mengingat kejadian di kantin tadi.

"Jangan diungkit terus, malu-maluin."

"Tapi tadi lo liat gak muka si Malven pas gue bilang Naufan kakak lo? Komuk anjir."

"Untung kakak gue baik, kalo enggak udah dihajar kali tuh anak."

"Tapi ganteng tau."

"Masa ? menurut gue sih gantengan Sean kemana-mana."

"Yeh, jangan dibandingin sama dia dong, gue juga tau kalo itu." Nessa melirik jam yang melingkar di tangannya, "gue duluan ya, mau les."

"Oke, hati-hati."

Eca berjalan menuju gerbang dengan langkah gontai. Ia melamun, entah apa yang mengganggu pikirannya hingga ia tidak sadar bahwa seseorang sedang membuntutinya dari belakang.

"DUARR."

"Eh, ayam!" Eca berbalik untuk melihat siapa yang sudah mengagetkannya, "Kak Raka apaan, sih ? Kaget tau." Eca memukul dada bidang Raka dengan kuat.

"Kaget ya? sorry...." ujar Raka sambil mengangkat tangannya membentuk peace, "pulang bareng yuk!" ajak pria itu kemudian.

"Enggak ah, entar Kakak modus lagi." Tolak Eca mentah-mentah.

"So cantik banget lo!" sembur Raka, "Mau gak, nih?" tawarnya lagi.

Setelah menimbang-nimbang cukup lama, akhirnya Eca pun menerima ajakan dari Raka. Karena kalau dipikir-pikir, untuk apa ia menolaknya ?

***

Setelah sampai di parkiran , Raka memberikan helm kepada Eca dengan senyum yang terus mengembang.
"Kenapa senyum-senyum?" tanya Eca penuh curiga.

"Enggak, nih pake, jangan banyak ngomong."

"Pakein dong, Kak!" pinta Eca polos dan manja.

Dengan telaten Raka memakaikan helm itu di kepala Eca, mereka terlihat seperti orang pacaran saat ini. Setelah helm itu selesai di pasang, Sean datang mengambil motornya yang berada di samping motor Raka.

𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 ✈️ | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang