IMAGINATION || 25

110 17 0
                                    

Jangan lupa vote^

Komen banyak-banyak ya:)

Happy Reading❤

°
°
°
°
°
***

25. Poor Raka

Cuaca pagi ini begitu cerah, burung-burung berkicau ria dan terbang ke sana kemari. Eca yang baru saja bangun memilih untuk menonton tv di ruang tamu. Mumpung masih libur, tadi malam gadis itu begadang sampai jam 2. Biasa, kalau sudah nonton drakor bawaannya pasti lupa dengan waktu.

Mata yang memang masih berat perlahan kembali tertutup, Eca benar-benar mengantuk dan butuh tidur. Untung saja Naufan sedang tidak ada, sebelum matahari terbit dia sudah pergi untuk lari ke taman, tumben-tumbenan dia rajin, biasanya kalau hari libur dia sama malasnya dengan Eca. Tapi ya sudahlah, daripada keberadaannya mengganggu, lebih baik Naufan pergi.

Pintu apartemen tiba-tiba saja terbuka. Eca yang tak kuasa menahan kantuk memilih acuh dan semakin meringkuk di atas sofa. Beberapa menit berlalu, dalam tidur yang tak sepenuhnya pulas, Eca merasa suasana seketika hening. Tv yang semula menyala kini tak terdengar sama sekali.Seharusnya apartemen sedikit berisik karena ia pikir Naufan sudah pulang, tapi entah kenapa telinganya tak mendengar suara apapun.

Hingga akhirnya Eca merasakan tubuhnya melayang, gadis itupun mendongak dengan wajah bantal yang tidak bisa dikontrol. Matanya membulat seiring dengan sosok Sean yang terlihat tengah tersenyum ke arahnya.

"Kak, Sean!" pekiknya.

"Ngapain tidur di sini?" tanya Sean heran.

"Kakak yang ngapain? Ini masih pagi tau."

"Ini udah siang, buruan bangun!"

Eca mengalungkan tangan saat tubuhnya hampir merosot dalam gendongan Sean, "Ngantuk ...," keluhnya sambil kembali memejamkan mata.

Melihat hal itu jiwa usil Sean meronta, dengan sengaja dia menjatuhkan tubuh Eca di atas sofa hingga gadisnya mengaduh kesakitan. Eca yang terkejut lantas memukuli Sean secara brutal, tega sekali dia, bagaimana kalau tulang punggungnya patah? Apa dia mau bertanggung jawab?

"Jadi pacar kok gak ada romantis-romantisnya, sih," dumel Eca dalam hati.

"Sakit tau!"

"Salah sendiri, kebo banget jadi cewek, semalem tidur jam berapa emang?!" tanya Sean mengintimidasi.

"Jam 2 ...," jawab Eca sengit.

"Kenapa begadang?"

"Biasalah," ujar Eca sambil menguap.

"Jangan bilang kalo lo non - "

"Ish, ngomel mulu deh, Kak. Gue masih ngantuk, kasih gue waktu lima menit buat tidur, please?" mohon Eca.

Sean menghela napas berat dan membiarkan Eca kembali tidur. Dia duduk di sofa lain dan memilih untuk bermain game. Baru saja menekan aplikasi gamenya, terdengar suara Eca yang sedikit menggumam, "Dua puluh menit ya, Kak...."

Sean pikir gadisnya mengigau, ternyata dia masih sadar meski matanya terutup.

"Sepuluh menit," goda Sean.

"Yaudah, lima belas deh," tawar Eca meminta keringanan.

"Mau gue kurangin jadi lima menit?"

"Oke-oke, bangunin aja kalo udah sepuluh menit."

"Hmm," jawab Sean.

"Janji ya?"

"Tidur aja semau lo, gue gak akan ganggu," terang Sean.

𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 ✈️ | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 Where stories live. Discover now