IMAGINATION || 31

108 12 0
                                    

Jangan lupa vote^

Komen banyak-banyak ya:)

Happy Reading❤

°
°
°
°
°
***

31. Duel

Sebelum suara bel berhenti, Sean sudah mengambil langkah seribu untuk mendatangi kelas 11 Mipa 8. Rencananya istirahat ini ia akan mengajak Eca untuk makan bersama di kantin. Namun sebelum dirinya sampai, dari kejauhan Sean dapat melihat kalau gadisnya sudah pergi bersama orang lain. Dan orang itu adalah Malven. Sialan!

Mereka berjalan melintasi lapangan upacara. Untuk kedua kalinya Sean terlambat. Tadi pagi dia sudah keduluan oleh pria menyebalkan itu dalam hal menjemput Eca. Lalu sekarang? Entah memang sudah takdirnya atau memang karena timing yang tidak tepat. Sekali lagi Malven berhasil mencuri posisi yang seharusnya Sean tempati.

"Argh!" geram Sean.

Drttttt

Dalam kekesalannya, tiba-tiba saja ponselnya bergetar. Pria itu lekas mengambil benda pipih di saku celananya, Sebaris kalimat yang setidaknya mampu membuat hatinya merasa lebih baik terlihat muncul di layar. Sean tersenyum simpul kala membaca pesan yang dikirim oleh Eca.

Eca
Dimana? ayo makan, gue tungguin di kantin.

Tak butuh waktu lama baginya untuk sampai di kantin, setelah menemukan meja yang Eca duduki bersama Malven, Sean langsung mendekat dan menerobos kerumunan yang ada di depannya.

Kemunculan Sean secara tiba-tiba, membuat senyum yang menghiasi wajah Malven luntur dalam sekejap. Jelas ia tak suka. Padahal dia sudah berusaha untuk menjauhkan dua pasangan ini, tapi ternyata semuanya sia-sia.

"Minum nih!" Eca menyodorkan segelas jus alpukat kepada Sean yang terlihat ngos-ngosan.

"Makasih," jawab Sean senang.

"Ganggu aja," ucap Malven pelan, meski begitu Sean masih bisa mendengarnya.

"Naufan sama Kak Raka gak ke kantin?" tanya Eca.

"Gak tahu," jawab Sean acuh, sementara Eca hanya memasang wajah datar.

"Nessa mana?" kata Sean lagi.

"Lagi di ruang guru, nanti juga nyusul."

"Oh, terus dia ngapain disini?" Sean bertanya sarkas.

Srek

Malven menggeser kursinya dan berdiri, "Mau kemana?" Eca menatap Malven yang hendak pergi.

"Kelas, gak selera gue," Malven mendengkus sambil berlalu meninggalkan kantin.

Kini hanya ada mereka berdua, daripada diambil pusing, Eca lebih tertarik untuk menghabiskan acara makan siangnya yang sempat tertunda. Begitupun Sean, kegiatan yang ia lakukan setelah berhasil mengusir adiknya adalah memperhatikan wajah kekasihnya tanpa berkedip. Seperti ada bom yang meledak, kedua mata yang setia menatapnya membuat jantung Eca berpacu tak karuan. Apalagi saat punggung tangannya disentuh oleh Sean, makin salting-lah dia.

"Gak mau pesen?" cetus Eca mencairkan suasana.

"Liat lo makan aja udah bikin gue kenyang."

Eca terkikik geli, "Alah, gombalan lo jadul banget, Kak."

"Ca?" Panggil Sean lembut, sementara tangan kanannya menyelipkan anak rambut kekasihnya yang terlihat berantakan.

"Hmm?" Eca menggumam. Jangan lupakan kalau mulutnya sedang sibuk mengunyah makanan.

𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 ✈️ | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 Where stories live. Discover now