IMAGINATION || 26

112 15 0
                                    

Jangan lupa vote^

Komen banyak-banyak ya:)

Happy Reading❤

°
°
°
°
°
***

26. Perempuan Pertama

Semenjak berhubungan dengan Eca, ini kali pertamanya Sean berani mengajak perempuan dalam artian pacar ke rumah. Sean yang dikenal cuek tentang cinta perlahan berubah bucin seiring berjalannya waktu.

Bukan hanya Wisnu dan ibu sambungnya-Diana. Mbok Sum, satpam, dan beberapa bodyguard yang berjaga di depan juga ikut terperangah saat melihat tuan mudanya membawa anak gadis.

Setelah enam bulan sibuk mengurus bisnis, tadi malam orang tua Sean datang dari luar negeri. Suasana rumah pun menjadi sedikit bernyawa, tidak sepi seperti hari-hari biasanya.

Tentunya Sean sangat rindu saat-saat seperti ini, dimana ketika pulang dia bisa melihat orang lain selain Mbok Sum. Jujur saja dia merasa bosan dan kesepian. Percuma kalau dia mempunyai harta yang berlimpah, karena faktanya, kehangatan keluarga tetap tak bisa dibeli sebanyak apapun uang yang ia miliki.

"Ini beneran aku masuk ke dalem?" tanya Eca ketika masih berada di dalam mobil. Dia merasa cemas, Sean bilang ayahnya begitu dingin dan galak. Begitu pula dengan ibu sambungnya, katanya beliau sangat sombong dan angkuh. Sementara Eca, siapa dia? hanya seorang gadis SMA biasa dan sederhana. Sangat jauh jika disandingkan dengan keluarga Sean, dia tidak menyangka kalau calon mertuanya sekaya itu. Eh, maaf-maaf, kepedean ya?

"Nanti kalo ngomong sama mereka harus pake bahasa inggris."

"Mampus! Mana bisa gue ngomong begituan, kalo sekedar how are you, sih, gue bisa," Gumam Eca dalam hati.

"Ayo masuk! Gue mau kenalin lo sama orang tua gue," ajak Sean.

Eca tersadar dari lamunannya, "Hah? i-iya ...," jawabnya gelagapan.

Merekapun berjalan memasuki rumah. Eca bersembunyi di balik punggung Sean dengan perasaan kalut. Okay, tidak peduli bagaimana tanggapan dari orang tua Sean nanti, hal pertama yang harus Eca lakukan begitu melihat mereka adalah ... pura-pura tidak enak badan dan langsung minta diantar pulang. Sip, ide bagus!

"Ok, Sir. See you later, nice to work with you ...," suara berat Wisnu membuat Eca sadar bahwa apa yang dikatakan oleh Sean adalah benar. Sepertinya pria paruh baya itu baru saja menerima telpon dari rekan kerjanya di luar negeri.

"Ayo!" Sean mengajak Eca untuk duduk di meja makan, gadis itu menurut dan tak berani menolak.

Setelah keduanya duduk di kursi masing-masing, Eca melemparkan senyum canggungnya kepada Wisnu dan Diana, mereka membalasnya dengan senyuman tipis. Beberapa saat Eca mencoba untuk mengumpulkan keberanian, tidak enak rasanya jika terus diam layaknya patung, maka dari itu ia pun mulai bersuara, "Hello, m-my name is Claressa, n-nice to meet you," ujar gadis itu kaku.

"Hai, cantik, salam kenal juga ya," jawab tante Diana hangat.

"Kamu udah pulang, Yan?" tanya Wisnu tanpa melihat anaknya.

Hah? Eca cengo. Matanya mendelik ke arah Sean yang terlihat tengah menahan senyum. Belakangan ini pacarnya itu seringkali menjahilinya, punya dendam apa, sih, dia? Heran.

"Yah, kenalin ini Eca, pacar Sean," kata Sean memecah keheningan.

Wisnu yang sebelumnya fokus dengan ponsel seketika langsung terdiam. Apa dia tidak salah dengar? Anaknya membawa pacar ke rumah? Ini Sean loh, masa, sih?

"Selamat malam, Om?" sapa Eca ramah.

"Malam," balas Wisnu.

"Akhirnya Sean bawa pulang cewek, Mas," goda Diana.

Wisnu terkekeh, ya ampun senyumnya, walaupun sudah berumur masih saja terlihat manis. Eca sampai terpana, pantas saja pacarnya tampan, ternyata menurun dari ayahnya. "Cantik ya menantu saya?" tanya Wisnu kepada istrinya.

"Menantu?" tanya Eca dalam hati. Lumayan mengejutkan dan sangat meresahkan.

"Makasih, Yah!" ujar Sean bangga.

"Ayo kita makan malam dulu, nanti ngobrolnya dilanjut lagi ...," ajak Diana.

Yang lain mengangguk dan langsung memanggil Mbok Sum untuk segera menyajikan makanan. Setelah makanan tersaji di meja, mereka tampak larut dalam acara makan malam yang begitu khidmat.
Pokoknya jangan sampai Eca melakukan hal-hal yang akan membuat dirinya malu. Apalagi sampai orang tua Sean tak suka kepadanya. Tidak lucu, kan, kalau hubungannya kandas karena tak direstui orang tua? Jadi, please, jadi image ya, Ca!

***

B

eberapa saat selepas makan malam. Sean dan orang tuanya kini tengah mengobrol di gazebo yang terletak di halaman belakang. Jika tahu atmosfernya akan setegang ini, mungkin Eca akan mengajak Nessa atau Raka. Jujur dia sedikit takut, apalagi kepada Wisnu. Auranya itu loh, bukan main!

"Tenang aja, bokap gue gak galak."

Eca mengangguk dan semakin mengeratkan genggamannya pada Sean, "Jangan kemana-mana ya, di sini aja!" bisiknya pelan.

Sean tersenyum tipis, "Iya," lanjutnya balas berbisik.

"Sudah berapa lama kalian pacaran?" tanya Wisnu berterus terang.

"Belum lama, sih, Yah," jawab Sean, sementara Eca tersenyum canggung.

"Jangan serem gitu mukanya, Mas. Nanti Eca ketakutan," sela Diana setelah menyadari aura tegang yang terpancar dari wajah Eca.

"Ha ha ha. Kamu jangan takut, Eca. Om enggak akan marahin kamu, santai aja ya, relaks ...," sahut Wisnu yang lagi-lagi terkekeh.

"He he, enggak kok, Om. Eca gak takut"

"Ayah dengar Malven satu sekolah sama kamu. Gimana kabar dia? Naura? Mereka jarang banget ngasih kabar ke Ayah."

"Mereka baik-baik aja," jawab Sean.

"Hubungan kamu sama Malven ada perubahan?"

Sean menggeleng. Wisnu tampak sedih mengetahuinya. Melihat anak-anaknya tidak akur membuat hatinya berdenyut. Diana mencoba untuk menguatkan suaminya, ini sudah tahun kedua mereka berumah tangga. Jadi sedikit banyaknya ia sudah mengetahui permasalahan apa yang dihadapi oleh anak-anak Wisnu.

"O, iya. Kapan-kapan ajak keluarga kamu buat makan malam di sini ya, Ca?!" ajak Diana riang. Eca melirik ke arah Sean, bingung harus menjawab apa.

"Iya, Tante, nanti Eca ajak kakak Eca buat makan malem di sini, namanya Naufan, temen Kak Sean juga kok di sekolah."

"Jadi kamu adiknya Naufan?" tanya Wisnu baru ngeuh. Eca mengangguk malu.

"Orang tua kamu jangan lupa ajak ya?!"

Deg!

***

𝐈𝐌𝐀𝐆𝐈𝐍𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍 ✈️ | 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓 Where stories live. Discover now