🌻 P R O L O G 🌻

96.2K 6.3K 436
                                    

Assalamualaikum 🖤

Boleh tau ga ni? Kalian baca cerita ini, lewat jalur apa?

Tandai typo ya, bestiee ✍️

Jangan sungkan-sungkan untuk memberikan saran 📸💗

Jika ingin membaca, jangan lupa untuk vote terlebih dahulu, ya! Terimakasih.

~ Happy Reading ~

Seorang laki-laki turun dari sebuah mobil berwarna putih yang terparkir rapi di depan gerbang pondok pesantren Nurul Huda.

Perlahan-lahan laki-laki itu mulai mengembangkan senyum termanisnya. Setelah bertahun-tahun di Kairo, kini lelaki tampan itu sudah kembali lagi ke tanah kelahirannya.

Terpaan angin menyapu dengan damainya di wajah laki-laki itu. ----- Dia adalah Rayan Hazza Atharazzka. Seorang anak dari pemilik pondok pesantren, Nurul Huda.

Husain nampak buru-buru ingin menutup gerbang pesantren. Ia sudah telat untuk menutup gerbang itu. Seharusnya ia menutup gerbang jam 9-malam, tapi karena ada urusan, ia baru bisa menutup pintu gerbang di jam 11-malam. Namun aktifitasnya berhenti ketika melihat seseorang tengah berdiri di sana. Husain memicingkan matanya, ingin tahu siapa orang itu, tapi...... Husain masih tidak tau itu siapa.

"Assalamualaikum. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Husain sopan.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Rayan mengusap-usap pundak Husain sangat tulus. Di balik masker yang ia pakai, ia tersenyum kepada Husain, Husain membalas senyuman itu walaupun dalam hati masih bertanya-tanya. Siapakah dia?

"Bagaimana kabarmu, Sain? Dan bagaimana dengan pondok? Aman?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bagaimana kabarmu, Sain? Dan bagaimana dengan pondok? Aman?"

"Alhamdulillah, saya sehat. Dan untuk pondok, aman-aman saja. Afwan, kalau boleh saya tau, anda siapa, ya?"

Rayan terkekeh geli melihat tingkah sahabatnya yang sama sekali tidak mengenalinya sedari tadi. Ia perlahan-lahan membuka masker yang ia pakai, kemudian ia melontarkan pertanyaan. "Masih belum ingat saya, kah?"

"Maa syaa Allah, Gus! Ya Allah, ini beneran Gus Rayan?" Husain nampak masih bingung. Apa benar, yang di hadapannya ini adalah Gus Rayan?

Rayan menepuk-nepuk pundak Husain. "Iya, saya Rayan. Sama sahabat saja kamu tidak ingat, Sain? Hadeuh. Padahal pisahnya baru bentar."

"Bentar dari mana, Gus? Sudah bertahun-tahun Gus di sana. Bagaimana saya masih bisa mengenali Gus?"

"Apa tampaknya banyak perubahan, sampai-sampai kamu sedikit lupa, Sain?"

"Betul sekali! Banyak perubahannya, Gus!"

"Haha, ada-ada saja kamu ini. Yasudah, saya mau kamu tempatkan mobil teman saya ke garasi, ya. Saya bawa mobil temen yang menjemput saya tadi."

"Gus kenapa enggak mengabari saya dulu? Kan saya bisa tuh yang jemput Gus ke sana?"

"Tidak apa-apa, saya ingin memberikan kejutan buat Ummi dan Abah. Kalau gitu, saya ke Ndalem dulu, ya, Sain."

"Baik, Gus."

🌻🌻🌻

"Ah, bener-bener ga asik lu cug! Masa nongkrong pakek hijab mulu!" Dia adalah Fani --- gadis paling cerewet, bar-bar, suka ngerusuh, dan satu lagi. Emosian.

"Lo kenapa dah? Panik gitu mukanya?" Dia adalah Haidar ----- laki-laki dengan humor rendah, di tambah muka tengil yang so-soan sangar.

"Stt, bentar. Bunda lagi chat gua, nanyain gua di mana sekarang." Dia adalah Qiana Shafira Azzahra. Gadis cantik dengan sifat randomnya.

"Gimana? Lo mau pulang sekarang?" Dia Haikal ------ pacar dari Qiana Shafira Azzahra yang kerap di sapa Fira.

"Boleh deh. Guys, gue pulang duluan, gapapa?" tanya Fira, memastikan teman-temannya mengizinkan dirinya pulang lebih dulu.

"Gapapa, tapi lain kali pamit dulu sama Bunda." Dia adalah Bara ---- laki-laki yang di juluki kulkas oleh yang lain karena sikapnya yang terlalu dingin.

"Okay. Gua balik dulu, ya! Bye!!!!"

"Loh, neng? Udah mau balik?" tanya pemilik warung. Dia adalah ---- Inah atau biasa di panggil 'mpo' inah' oleh Fira, Fani, Haidar, Haikal, juga Bara.

"Iya, Mpo'. Bunda udah nyariin Fira nih," balas Fira.

"Yasudah, hati-hati kalian di jalan." Fira mengangkat dua jempolnya ke udara, seakan membalas ucapan Inah barusan.

Mereka berdua pergi meninggalkan teman-teman mereka yang masih asik mengobrol. Eh, lebih tepatnya hanya Fani dan Haidar yang mengobrol. Saat Fira sudah naik ke motor milik Haikal, gadis itu teringat akan satu hal.

"Kal, gue mau ngomong," ucap Fira kemudian kembali turun.

"Mau ngomong apa, hmm?"

"Berhenti kerja, ya?"

"Maksud?" Haikal juga ikut turun dari motornya, kini dirinya dan Fira sudah berhadapan.

"Maaf, gue lancang banget ngikutin lo kemarin. Gue tau, pekerjaan lo ternyata -----"

"Oh, udah tau, ya? Bagus deh. Jadi gua gausah bohong lagi."

"Kal? Jadi lo emang niat untuk bohongin gua?"

Haikal mengangguk. "Maaf, tapi pekerjaan ini emang yang terbaik, Fir. Kasian adik-adik gua, mau makan apa kalau misal gua ga kerja?"

"Kan bisa kerja yang lain, selain----"

"Gaada pilihan lain. Gua ga mau adik gua mati kelaparan karena gua ga dapet pekerjaan sama sekali. Maaf, kalau selama ini gua bohong sama lo. Intinya gua kerja, cuma buat adik gua, paham?"

Fira tau, jika Haikal sudah banyak bicara seperti ini, pasti laki-laki itu tengah menahan amarahnya. Fira memilih untuk menyelesaikan topik, kemudian mengajak Haikal untuk segera mengantarkannya ke rumah.

🌻🌻🌻

Gimana sama prolog-nya? Pendek, kan? Ya, aku sengaja wkwk.

Tujuan aku ubah alurnya, karena menurutku yang awal rada ga nyambung guys sama cover + judul. Jadi maaf, kalian baca ulang lagi ni dari awal 😂🙏🏻

Tenang, aku revisinya cuma dari 1 - 6 aja kok. Jadi nanti bakalan nyambung lagi sampai akhir.

GUS RAYAN  [ • END • ]Where stories live. Discover now