"Iya, woi gawat anjir..."

Bukan Nalla dan Alisa saja yang panik ketika melihat Dinda dan Ernon kini bersembunyi dibelakang kursi mereka, satu kelas itu ikut panik.

"Kenapa sih lo berdua?" Tanya Alisa.

Dinda dan Ernon meletakan jari telunjuk mereka di bibir untuk menyuruh Alisa agar diam.

Tak lama kemudian, seseorang datang sambil membawa tangkai sapu. "MANA DUA ANAK ITU?" Tanya orang itu sambil melotot tajam.

Semua orang dikelas langsung menunjuk tempat persembunyian Dinda dan Ernon kecuali Nalla dan Alisa. Sontak Dinda dan Ernon melotot. Huh! Teman-temannya sungguh tak setia.

"KELUAR!" Pekik orang itu yang kini berdiri diambang pintu.

Perlahan, Dinda dan Ernon keluar dari tempat persembunyiannya. Lalu tercengir tak berdosa.

"TANGGUNG JAWAB, KALIAN BERDUA UDAH NUMBANGIN SEMUA MOTOR YANG TERPARKIR DI PARKIRAN!"

Suara Pak Asep membara, membuat semua orang terkejut mendengarnya, karena diantara mereka ada yang memarkirkan motornya disana.

"Wah, lo berdua nyari agar-agar!" Ucap Dion tak terima.

"Wehh, motor gue masih kredit anjing." Sambung Beni dengan sorot matanya tajam menatap Dinda dan Ernon yang kini tertunduk malu.

"Motor gue semoga gak kena!" Ujar lagi Bayu, cowok berkumis tipis yang duduk paling depan.

"Untung motor gue masih di Dealernya." Sambung Eko.

"HEH, SINI KALIAN!" Teriak lagi Pak Asep.

Dengan ragu Dinda dan Ernon berjalan mendekat kearah Pak Asep dengan grogi dan takut. Pasalnya, Pak Asep membawa senjata ditangannya.

Tiba-tiba seseorang datang dengan tergesa lalu berdiri disamping Pak Asep, membuat semua orang bingung menatapnya, berbeda dengan Dinda yang langsung terdiam kaku.

"Dinda, lo apain motor gue?" Tanya Rava dengan tatapan dinginnya.

Dinda meringis, menatap takut kearah Rava. Benar saja. Dirinya yang memulai semuanya. Saat ia akan memegang motor Rava yang sangat keren, lalu menelitinya, membuat Dinda kehilangan keseimbangan dan terjatuh, membuat motor Rava terjatuh dan motor lainnya ikut terjatuh dari ujung keujung.

"TANGGUNG JAWAB SINI, MALAH DIEM DISITU!" Ucap lagi Pak Asep dengan emosi.

Dinda dan Ernon melangkahkan kakinya sedikit demi sedikit.

"Kayaknya yang salah Dinda doang Pak, yang sebelahnya gak salah." Ujar Rava.

Dinda menahan kagetnya, dari mana Rava tahu hal itu?

Ernon tercengir lebar.

"Yasudah, Ernon kamu duduk sana." Ucap Pak Asep. "Kamu! Ikut saya..." Sambung Pak Asep menunjuk Dinda, lalu beranjak pergi keluar kelas.

Sementara Dinda, menatap Rava yang kini tersenyum meremehkannya.

Seketika Dinda mengepalkan tangannya, kesal!

Dengan cepat, Dinda berjalan keluar kelas, melewati Rava yang kini menatapnya datar.

Kini kelas menjadi heboh kembali.

Nalla menatap Ernon, baru saja akan menanyakan apa yang terjadi, seseorang berdeham disampingnya. Nalla tak berbalik, namun dapat ia lihat, Alisa dan Ernon memberikan kode bahwa disebelahnya ada seseorang.

Nalla berbalik, menatap orang tersebut.

Gibran.

Cowok itu tersenyum, "Temenin gue, mau?" Ajaknya pada Nalla.

NALLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang