Melihat Roxanne yang terus bersenang-senang tanpa menyurutkan senyum di wajahnya membuat Felix turut bahagia. Ia bahagia memiliki Roxanne yang begitu tepat. Bahkan sebentar lagi, mereka akan memiliki satu anggota junior sebagai pelengkap kebahagiaan mereka. Felix rasa itu semua sudah cukup.
"felix, ayo!" seru Roxanne saat menoleh ke belakang dan mendapati felix yang hanya berjalan santai sementara dirinya sudah berada di bibir pantai.
Felix menggelengkan kepalanya geli sebelum berlari menyusul Roxanne. felix meraih tangan Roxanne begitu sampai di belakang wanita itu.
"kenapa kau semangat sekali, sih." Celetuk felix. Roxanne menoleh, tersenyum manis pada Felix.
"kau sudah mengajakku ke sini hanya untuk melihatku mengurung diri di villa? Dan membiarkan uangmu hangus begitu saja?"
"Well, kita belum pernah bercinta dengan pemandangan pantai." Ucap Felix dengan enteng. Jika Felix mengatakannya di depan public atau keramaian mungkin Roxanne akan meninjunya saat ini juga.
"Kau ini. kau mengajakku kesini hanya untuk melakukan itu saja?" kesal Roxanne. felix malah tertawa karena melihat Roxanne kesal dengan menggemaskan seperti ini.
"kau yang mengundangku dengan memakai bikini-bikini itu. aku tahu kau membawa banyak bikini, sayang." seringai Felix.
Tanpa menunggu waktu Roxanne menjawab ucapannya, Felix sudah menarik tangan Roxanne memasuki air dan setengah berlari. Wanita itu seolah melupakan kekesalannya dan tertawa mengikuti langkah Felix.
Roxanne tahu, sifat mesum dan penggoda Felix tidak akan pernah berubah. Sejak awal, ia tahu itu. bagaimanapun juga ia tidak bisa merubah sifat asli seseorang. Mereka sudah menikah. Jikapun felix memiliki kekurangan,Roxanne akan tetap mencintainya. Ah, tidak. Rasanya di mata Roxanne, tidak ada kekurangan satupun pada diri Felix.
Felix, pria itu selalu berusaha membuatnya bahagia dengan caranya sendiri. Walaupun selalu membuat Roxanne kesal, tapi tak dapat dipungkiri jika sebenarnya sejak awal Felix sudah memasuki bagian hati Roxanne. Selain keluarganya. Pria itu diam-diam sudah menyentuh hati bagian dalam Roxanne dan memporandakkannya dengan sesuka hati.
Jika dulu Roxanne hanya mencintai keluarganya, maka sekarang tidak lagi. Maksudnya adalah, Roxanne tidak membagi cintanya untuk keluarganya maupun Felix. Baginya, ia mencintai mereka semua dengan sama rata. Felix sudah termasuk dalam hidupnya sekarang. Felix adalah hidupnya. Belahan jiwanya. Maka, ia mencintai felix sama seperti ia mencintai keluarganya.
Seumur hidupnya, ia belum pernah merasakan perasaan cinta yang besar dan mendalam seperti rasa cintanya terhadap Felix. Entah karena dia yang selama ini belum merasakannya atau belum menginginkannya. Ia tidak pernah percaya kata cinta dimana para remaja saling menggoda dan merayu. Ia tidak sadar jika ia sudah beranjak dewasa. Ia membutuhan sosok cinta selain keluarganya. Saat itu juga, Felix datang begitu saja. Mengejarnya, menggodanya, membuatnya kesal sepanjang waktu. Sayangnya, ia tidak pernah bisa marah dengan Felix. marah yang sesungguhnya. Sayangnya, kini Roxanne begitu cinta mati pada Felix.
Ketika pria itu memberikan segalanya untuk Roxanne, Roxanne hanya menerimanya. Terkadang susah untuk menerima apa yang diberikan pria itu saat hatinya sendiri masih ragu. Namun, seiring berjalannya waktu, entah ia mendapat dorongan darimana, Roxanne membuka hatinya dan menyadari keberadaan Felix dengan mudah. Hatinya tahu kemana tempatnya berlabuh.
Hanya satu sentuhan, dan Roxanne jatuh sepenuhnya pada Felix. Roxanne tahu, ini terlalu mudah. Namun, ia juga bersyukur karena Tuhan mempertemukannya dengan pria yang tepat pada waktu yang tepat. Dan kini, tinggal menunggu waktu dimana mereka akan dipertemukan dengan si malaikat kecil, buah hati mereka berdua.
*****
Sejak awal, felix tidak pernah ragu sekalipun pada Roxanne. sejak awal pertemuannya dengan Roxanne, ia tahu ia tidak hanya tertarik dengan kecantikan Roxanne. bukan juga karena ibunya mengenal baik Roxanne. bukan. Semua terjadi secara alami. Seolah naluri dan batinnya memilih Roxanne saat itu juga.
Dia, Roxanne, istrinya. Dia adalah satu-satunya. Kurang lebih begitulah isi hati Felix yang berbicara. Membuat Felix semakin yakin jika hanya Roxanne yang mampu membuatnya seperti ini.
Rasanya, Felix sangat bersyukur terlahir dari rahim ibunya yang sangat mencintainya. Keluarganya begitu menyayanginya. Walaupun ia hampir membuat kesalahan pada kakaknya, dimana ia cemburu buta, tapi tidak ada yang membuatnya merasa disayangi lebih dari keluarganya.
Kini, ia semakin bersyukur ketika ia memiliki teman sehidup sematinya. Kekasih hidupnya. Seseorang yang akan menemaninya sepanjang hari. Sepanjang usia. Usahanya untuk mendapatkan Roxanne tidak akan pernah sia-sia. Ia sangat mencintai Roxanne, istrinya.
Felix tahu terkadang ia menyebalkan, semata hanya untuk mendapatkan perhatian Roxanne. hanya langkah kecil, namun tanpa ia duga, Roxanne jatuh padanya. Ia sudah tahu, Roxanne pasti akan jatuh padanya. Karena sejak awal, keyakinan itu sudah tumbuh di hati felix, dan semakin tumbuh setiap harinya.
Felix meminta kepercayaan Roxanne sepenuhnya. Namun, ia tahu jika dia belum pasti menemukannya dalam diri Roxanne jika ia sendiri tidak percaya pada dirinya sendiri. Felix memercayai Roxanne adalah satu-satunya. Ia percaya Roxanne akan menjadi miliknya. Ia percaya suatu saat nanti mereka bisa membangun sebuah keluarga impian seperti kedua orang tua mereka. Dan ketika Roxanne memberi kabar kehamilannya saat itu, saat itu juga felix merasa ia berhasil. Ia berhasil membangun keluarga untuknya. Dan semenjak itu pula, ia memercayai jika kelak buah hati mereka akan tumbuh dengan baik dengan kebahagiaan tiada tara. Tentu saja, Felix dan Roxanne akan memberikan semua itu.
*****
Felix dan Roxanne baru saja selesai melakukan kegiatan snorkeling. Roxanne yang meminta melakukan kegiatan itu saat ia melihat ikan-ikan kecil yang berenang. Dan tanpa paksaan--tentu saja--felix menurutinya.
"Apa besok kita bisa melakukannya lagi?" tanya Roxanne.
"Tentu, sayang." jawab Felix, merangkul pundak Roxanne.
Roxanne berhenti berjalan. Membuat langkah Felix terhentikan. Mereka saling memandang dalam diam. Felix merasa Roxanne ingin mengatakan sesuatu padanya, jadi ia diam.
Roxanne melangkah pelan menuju Felix dengan senyum manisnya. Ia meraih kedua tangan felix sebelum akhirnya mengecup kedua punggung tangan itu. felix masih diam.
"Apa kau mencintaiku?" Roxanne mendongak.
Felix tersenyum mendengar pertanyaan Roxanne. kemudian, ia menangkup wajah Roxanne dengan gemas.
Menyatukan kening mereka, Felix menjawab, "Aku mencintaimu. Dulu, sekarang, dan akan terus mencintaimu. Aku akan mengatakannya setiap hari. Aku akan membuktikannya setiap hari."
Ucapan felix yang sangat manis, membuat pipi Roxanne memerah. Supaya Felix tidak menyadarinya, Roxanne meraih bibir Felix dan menciumnya dalam.
"I know. Cause I'll do the same. I Love You, my husband, my earth, my spoiled man, Felix Jullian Herbert." Ucapnya setelah melepaskan bibirnya dari bibir felix.
Merasa gemas, ia menduselkan hidungnya dengan hidung Roxanne seraya berkata, "I Love You, too, wifey, my aurore, my sunshine, the only Mrs. Herbert."
Satu hal yang mereka yakini saat ini adalah, kepercayaan sangat penting untuk diri sendiri. Jika kau bisa percaya dengan dirimu sendiri, maka kau akan mendapatkan segala hal yang kau percayai. Termasuk, mencintai orang lain.
HAPPY ENDING
𐂂𐂂𐂂