Roxanne tidak percaya ini. Jantungnya bahkan hampir saja berhenti berdetak saat Felix memajukan badannya hanya untuk memakaikannya sabuk pengaman. Bodoh sekali.
Di mobil, tidak ada yang memulai pembicaraan. Hanya ada music dari music player. Roxanne merasa sangat mengantuk.
"Berapa lama lagi perjalanan kita, Felix?" Tanya Roxanne.
"Masih sekitar satu jam lagi, kau mengantuk?"
"Hm, bangunkan aku kalau sudah sampai,"
"Okay, sleep well," kata Felix tepat saat Roxanne menutup matanya. Ia sudah tidak bisa menahan kantuknya lagi. Walaupun, samar-samar ia masih bisa mendengar Felix mengatakan hal manis lagi padanya, ia tidak menggubrisnya.
Roxanne terlihat sangat lucu saat tertidur. Entahlah, ia juga terlihat manis. Baru pertama kali ini ia melihat seorang wanita yang tidur, bahkan di dekatnya, saat ia mengendarai mobil seperti ini. Felix tersenyum.
Seharusnya, perjalanan mereka tidak memakan waktu lama, tapi hari ini Kota Paris sangat ramai. Sesampainya di sana, ia mencari parkiran mobil dan memarkirkannya. Ia menoleh kea rah Roxanne dan melihat Roxanne yang masih tertidur.
"Wake up, sweety," kata Felix sambil mengelus puncak kepala Roxanne. Akhirnya, Roxanne terbangun dan menggeliat tanpa memedulikan Felix yang masih menatapnya dengan intens.
"Apa tidurmu nyenyak? Kau bahkan tidak bangun saat aku berhenti tadi," kata Felix.
"Hm," gumam Roxanne masih setengah sadar. Felix yang melihatnya hanya tertawa.
"Okay, sleeping beauty. time to play now, come on," kata Felix sambil menegakkan badan Roxanne yang masih setengah sadar.
"Hmmm, okay okay," jawab Roxanne. Ia membenahi pakaiannya dan tasnya.
"Apa kau ingin makan dulu?" Tanya Felix. Roxanne hanya menggeleng menanggapinya sebelum keluar dari mobil. Felix menyusulnya dan mobilnya terkunci secara otomatis.
Kalau saja Felix tidak mengajaknya kemari, mungkin ia akan lebih memilih melanjutkan tidurnya saja. Ia sangat mengantuk hari ini. Bahkan, ia tidak peduli jika ia terus menguap atau menggeliat di depan Felix.
Saat turun dari mobil, ia langsung melihat pemandangan indah yang selalu membuatnya tersenyum senang, seperti saat ini. Ia menjadi lebih segar hanya dengan melihatnya. Benar sekali, Disneyland, entahlah Roxanne langsung menjadi semangat hanya dengan melihat jalan yang berada di depannya ini.
"Kau sangat senang sepertinya," kata Felix membuyarkan pandangan Roxanne.
"Kau sudah tahu pasti jawabannya," ucap Roxanne dengan senyumnya yang terus mengembang. "Ehem, tadi kau menanyakan tentang makan, apa kau sudah lapar?" Tanya Roxanne.
Ia jadi tak enak hati saat menggeleng tidak ingin makan tadi. "Tidak, aku akan menurutimu saja hari ini," kata Felix dengan senyum khasnya itu.
"Hmmm, apa kau serius?" Tanya Roxanne memastikan lagi.
"Tentu saja, ayo masuk," ajak Felix.
Roxanne dengan langkah riangnya mendahului Felix. Ia sangat senang bisa mendatangi tempat ini lagi. Terakhir kali ia mengunjungi Disneyland, saat ia menjadi mahasiswa. Hari ini, Felix sudah mengajaknya ke sini, dan ia sangat mengapresiasinya hari ini. Bahkan, Felix mengatakan jika ia akan menuruti segala keinginannya. Manis sekali, batin Roxanne dalam hati.
Saat Felix turun dari mobilnya, ia dapat melihat jika Roxanne sangat senang saat ini. Ia sempat terkejut saat Roxanne menanyakannya apa ia lapar. Sebenarnya, ia ingin mengajak Roxanne makan siang dulu sebelum menghabiskan waktu bermain. Tapi, melihat Roxanne yang lebih ingin menikmati hiburan di Disneyland, Felix memutuskan untuk menuruti semua keinginannya hari ini.
Felix hanya menggelengkan kepalanya saat melihat Roxanne berlari mendahuluinya. Bahkan, ia hampir terjatuh jika saja Felix tidak menahan lengannya.
"Be careful," kata Felix. Roxanne hanya tersenyum dan mengangguk tanda setuju.
Mereka berjalan bersama menuju gerbang pintu masuk. Sesampainya disana, mereka segera masuk dan tempat yang pertama mereka singgahi adalah Disneyland Park. Disana, Roxanne berfoto dengan berbagai macam karakter Disney. Bahkan, Roxanne juga tak lupa mengajak Felix untuk berfoto bersama.
Mereka juga mengunjungi Fantasyland, Main Street USA, Frontierland, Adventureland, dan Discoveryland. Felix sempat menjadi juru foto Roxanne saat ia ingin foto sendirian.
Selanjutnya, mereka mengunjungi Walt Disney Studio Park. Mereka mengunjungi setiap 'Studio Lot' disana. Mulai dari Front lot, Toon studio, Production Courtyard, dan Backlot. Roxanne dan Felix tidak melewatkan momen foto berdua mereka di setiap tempat.
Tak terasa, hari sudah petang dan mereka sudah berjalan jauh. Mereka sedang berada di Central Plaza. Roxanne dan Felix duduk di tempat duduk yang tersedia.
"Apa kau tidak lelah?" Tanya Roxanne.
Felix tersenyum dan mengacak-acak puncak kepala Roxanne. "Hmmm, aku sudah lelah, Felix," lanjut Roxanne. Felix mengangkat kedua alisnya.
"Apa kau yakin? Tidak ingin membeli sesuatu dulu?" Tanya Felix.
"Tidak, kita bisa kemari lagi jika kau ingin," kata Roxanne. Felix malah tertawa mendengar Roxanne mangatakan itu.
"Kenapa kau malah tertawa?" bingung Roxanne.
"Jadi, sekarang kau sudah ingin mengajakku pergi bersama, begitu?" ucap Felix.
Awalnya, Felix bingung kenapa ia menanyakan jika Felix lelah. Saat Felix menanyakan apakah ada barang yang ingin ia beli, secara tidak langsung Roxanne malah mengatakan jika ingin pergi kesini lagi bersama. Tentu saja Felix sangat senang mendengarnya.
Astaga, Roxanne baru sadar jika ia mengatakan kalimat ajakan secara tidak langsung seperti itu. Ia ingin menguburkan mukanya sekarang juga. Ia pergi mendahului Felix, entah kemana. Ia sangat malu sekarang.
Tadi, ia sangat khawatir karena Felix tidak menawarkan ia untuk makan. Ia khawatir jika Felix sudah kelaparan dan alih-alih mengajaknya untuk makan, Felix terus saja menuruti keinginannya untuk terus bermain. Saat ia bertanya pada Felix apa ia sudah lapar, Felix hanya mengacak-acak rambutnya. Sungguh menyebalkan.
See. Bahkan, sekarang pria itu tak henti-hentinya menertawainya di belakang.
"Ah, kemana aku harus pergi," keluh Roxanne masih sambil berjalan cepat.
"ROXANNE!" panggil Felix di belakang.
Akhirnya, Roxanne berhenti karena ia tak tahu harus berjalan kemana lagi. Ia masih menahan malunya dicampur dengan rasa kesalnya pada Felix yang menertawainya tadi.
"APA?" ketus Roxanne.
"Ayo makan. kau lapar, kan?" Tanya Felix saat ia sudah berhenti di samping Roxanne. Felix menggandeng tangan Roxanne dan berjalan bersama.
Roxanne tidak bisa fokus melihat ke jalanan. Daritadi, ia hanya menatap genggaman tangan Felix. Rasanya sangat hangat saat Felix menggenggam tangannya.
Tiba-tiba, Felix berhenti dan membuat Roxanne menabrak punggung Felix. "Aw!" erang Roxanne sambil melepas genggaman tangan Felix.
"Ada apa? Apa yang kau pikirkan sampai tidak melihat jalan, huh?" Tanya Felix. Roxanne hanya berdeham dan mendahuluinya masuk ke dalam sebuah restaurant.
Astaga, Roxanne sangat malu sekali. Pasti wajahnya sudah semerah kepiting rebus. Ia hanya berharap Felix tidak mengetahuinya.
Roxanne bertingkah aneh. Tapi, tingkah anehnya malah terkesan lucu. Ia jadi ingin menciumi wajahnya saat berubah menjadi merah, seperti tadi. Felix tidak tahu apa yang membuatnya seperti itu, tapi itu sangat menggelikan bagi Felix.
Roxanne sudah berjalan masuk dan Felix menyusulnya. Pelayan menghampiri mereka saat mereka sudah ada di tempat duduk.
Felix dan Roxanne memesan menu special hari ini. "Felix?" panggil Roxanne tiba-tiba. Felix yang tadinya sedang mengirim pesan, langsung meletakkan ponselnya.
"Ada apa, hm?"
"Maafkan aku," ucap Roxanne. Felix mengerutkan dahinya tidak mengerti.
"For what?" Tanya Felix.
"Kita – kau, jadi melewatkan makan siangmu, gara-gara aku, maafkan aku, seharusnya tadi kita makan siang dulu," jelas Roxanne merasa bersalah.
Felix hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Bahkan Felix tidak merasa keberatan apapun saat ia menemani Roxanne bermain daritadi.
"Hey, sudahlah. Tidak usah dipikirkan. Lagipula, hari ini kau senang, bukan?" ucap Felix. Roxanne hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya kaku.
"See? It's not a big problem, okay. As long as you're happy with me, trust me, nothing matters than your smile, Roxy," ucap Felix dengan senyumnya dan menggenggam tangan Roxanne.
Felix merasakan kegugupan di tangan Roxanne saat ia menggenggamnya. Akhirnya, sang pelayan datang dan Felix melepaskan genggaman tangannya. Mereka mulai makan dalam dia. Felix tak henti-hentinya menatap Roxanne saat makan.
Roxanne sungguh merasa terenyuh saat Felix mengatakannya. Bahkan, Felix lebih mementingkan kebahagiannya yang memang sudah terlewat batas hari ini. Saat ia makan, ia merasa Felix terus menatapnya.
"Habiskan makananmu, Felix. Kita harus segera pulang," Roxanne mencoba menghilangkan nada gugupnya saat mengucapkannya.
"Okay, Princess," jawab Felix dengan kekehannya.
"Bukankah kau terlalu banyak memanggilku dengan banyak sebutan lain selain namaku?" Tanya Roxanne. Felix hanya mengedikkan bahunya dan tersenyum. Roxanne yang melihatnya merengut tidak suka. Ia melanjutkan makannya lagi dan segera menghabiskannya.
Tiba-tiba saja, ponsel Felix berdering tanda ada panggilan masuk. Roxanne hanya melirik sebentar, kemudian mempersilakan Felix yang izin untuk mengangkat panggilannya.
Setibanya Felix di meja makannya, Roxanne dapat melihat ekspresi wajah Felix yang berubah. Entahlah, Roxanne juga tidak tahu cara mendeskripsikannya. Ada sedikit raut kekesalan, gelisah, dan semacamnya. Ia merasa ada yang tidak beres dengan felix.
"Hm, ada apa, Felix? Sepertinya masalah pekerjaan, ya?" Tanya Roxanne ragu. Felix menatap Roxanne intens, membuat Roxanne meletakkan garpu dan pisaunya di atas meja.
"Kita harus menemui seseorang dulu," ucap Felix sebelum bersiap-siap. "Ayo," lanjutnya.
Roxanne yang tidak mengerti apapun, hanya menurut saja. Ia merasakan ada yang tidak beres dengan perubahan sikap Felix. Semoga ini tidak menyangkut dirinya.
To be continued
********Follow my instagram:iamvee29Follow my twitter:aviorfwAnd don't forget to tap the ⭐️Much love,VieVie💥
Huhu aku lagi UAS nih dan sebisa mungkin aku harus fokus sama UAS ku dulu karna aku baru semester 1:)))))
So, mungkin aku gak apdet lebih sering (emang biasanya sering? wkwkwk)
Anywayssss, just enjoy my story🥰🥰🥰
Much love,
VieVie💃🏻