Black Military

By uwakiya

32.9K 5.6K 572

Daemon adalah sebutan bagi monster bermacam bentuk yang menyerang negara Avalon. Dan Black Milliter merupakan... More

Disclaimer
1. Tawaran satu millyar
2. Negara Avalon
4. Hari pertama menjadi murid
5. Sang Penindas
6. Korban Selanjutnya
8. Serangan Pertama
9. Leon Hassel
10. Meledeknya
11. Melawan (A)
12. Melawan (B)
13. Akhirnya ketemu
14. Penindasan yang sebenarnya (A)
15.Penindasan yang sebenarnya (B)
16. Penindasan yang sebenarnya (C)
17. Pria dengan wajah berbalut perban
18. Perlengkapan Ribel News
19. Maria Wenberg
20. Siapa yang bertahan? (A)
21. Siapa yang bertahan? (B)
22. Mengatasi Leon
23. Daemon mulai tersebar
24. Trauma
25. Sherly, Maria, Sabin
26. Di Perpustakaan
27. Melalui rintangan
28. Datangnya Jenderal Aiden
29. Aiden dan Sherly (Flasback)
30. Bersembunyi (A)
31. Bersembunyi (B)
32. Bersembunyi (C)
33. Maxwel dan Maria (Ruang Perawatan)
34. Ujian Perburuan (A)
35. Ujian Perburuan (B)
36. Ujian Perburuan (C)
37. Daemon tingkat tinggi (A)
38. Daemon tingkat tinggi (B)
39. Zavier Asmonac
40. Tiger
42. Mantan Kekasih
43. Pembunuh (A)
43. Pembunuh (B)
44. Pembunuh (C)
45. Ujian The Duel (A)
46. Ujian The Duel (B)
47. Pembagian Duel
48. Sudah menerka
49. Siapa atau Apa?
50. Pertemuan Markus
51. Persiapan menuju Duel (A)
52. Persiapan menuju Duel (B)
53. Side Story Leon
54. The Duel dimulai
55. Sabin vS Jovan (A)
56. Sabin Vs Jovan (B)
57. Cecil Vs Robin (A)
58. Cecil Vs Robin (B)
59. Secret
60. Berkabung
61. Sebelum pemakamam
62. Maria dan Maxwell (A)
62. Maria dan Maxwell (B)
63. Maxwell dan Maria (C)
64. Grey D Jock
65. Mengejutkan
66. Kecurigaan Aiden
67. Maxwell Vs Grey (A)
68. Maxwell Vs Grey (B)
69. Maxwell Vs Grey (C)
71. Maxwell POV (Flasback)
72. Maria dan Maxwell (Masih Flasback)
62. Flasback selesai

70. Masih Flasback

160 42 3
By uwakiya


Kyaa!!!

Suara histeris murid - murid perempuan seketika membahana. Bahkan siswi kelas lain yang kebetulan berjalan melewati kelas B yang tak sengaja melihat hal itu sontak ikut masuk.

Leon yang masih berdiri di depan Maxwell terdorong mundur oleh para perempuan - perempuan yang sudah mabuk oleh visual.

Ini adalah pertama kali popularitas Leon Hassel tersingkirkan.

Bisa - bisanya para perempuan itu mendorongnya? Sial.

Leon menggertakkan giginya tak habis pikir. Jika mereka tidak kehilangan akal sehat seperti sekarang, bisa dipastikan mereka tidak akan berani mendorongnya seperti tadi.

Ini benar - benar KETERLALUAN. Tapi untuk saat ini dirinya akan memaafkan. Bagaimanapun bocah laki - laki yang tidak banyak bicara itu mempunyai paras yang benar - benar menyilaukan.

Ahh... Apakah ini alasan mengapa Maxwell selalu menutupi wajahnya?

Wah... Wah...

Bahkan dirinya yang masuk kategori rupawan rasanya iri.

"Kyaaa.... Inilah yang dinamakan tampan tak tertolong." Trinity dan para siswi yang lain mengerubungi Maxwell.

Mereka sengaja duduk di dekat Maxwell dan memandangi wajah yang terukir sempurna di depannya. Pipi perempuan - perempuan itu bersemu merah dan mata mereka seolah dipenuhi bintang. Saking terkesima.

"Astaga.... Astaga... Tak ku sangka kita memiliki malaikat."

"Tahu begini aku duduk bersama mu. Maxwell."

"Ahh sudah ku duga bahwa dia itu tampan." Bisik salah satu siswi sekelasnya, "Tapi tak ku sangka dia luar biasa tampan. Oh mya, mataku akan segar sepanjang waktu."

"Benar - benar, Maxwell sepertinya aku langsung jatuh cinta padamu."

Para perempuan mulai lebay. Bicara ngawur dan cenderung anarkis. Bahkan ada beberapa perempuan itu yang dengan genit memegang tangannya lalu berfoto.

Ini benar - benar...

Maxwell yang dirubungi mulai risih. Inilah yang dia takutkan begitu membuka jaketnya. Dia tidak mau lagi menjadi sorotan seperti di sekolah - sekolah terdahulu. Tetapi sekarang...

Hisshhh... Sial.

Maxwell menggertakkan gigi. Dia semakin memepatkan dirinya ke tembok.

Di mata Maxwell, para perempuan - perempuan itu seperti lalat.

Menjijikkan dan ingin ia singkirkan.

Jangan sampai dia terpaksa mengeluarkan suaranya dan bicara pedas pada mereka.
Maxwell menahan diri.

Perempuan - perempuan ini benar - benar...

Grey yang melihat kehebohan itu juga sempat terhenyak. Tak disangka bahwa lelaki bernama Maxwell itu benar - benar tampan.

Sesama laki - laki, Grey benar - benar mengakui ketampanannya. Bahkan dia bisa melihat ketampanan Maxwell tak hanya dari wajah, melainkan juga dari postur tubuh remaja laki - laki itu yang terlihat bagus.

Secara garis besar Maxwell adalah kesempurnaan yang paling sempurna.

Tak heran bahwa semua perempuan di kelas ini bahkan di luar kelas,  langsung menggilainya.

Ehh.... Tidak semua perempuan. Ada satu siswi yang sama sekali tidak terusik akan hal ini.

Dialah Maria.

Grey bertopang dagu. Tersenyum menatap Maria yang duduk acuh tak acuh di kursinya. Dimana saat teman - teman perempuannya yang lain memuja Maxwell, Maria tampak tak tertarik dan hanya memalingkan muka memandangi keluar jendela.

Hal itu membuat Grey semakin kagum.

Maria memang gadis yang berbeda.

Dan tatapan Grey terhadap Maria itu, lagi - lagi dilihat oleh Maxwell.

Seketika Maxwell menipiskan bibirnya.

***

"Tidak disangka di kelas ini berisi serbuk berlian."

"Kita sangat beruntung."

Kyaa...

Lagi - lagi para perempuan di kelas B berseru heboh. Mereka tengah membahas apa yang terjadi di dalam kelas mereka.

Maria yang ikut duduk bergerombol dengan siswi - siswi lain hanya menopang dagu tak peduli.

Ya, sejak peristiwa terbongkarnya wajah anak pendiam yang misterius di kelas x B, kelas itu menjadi kelas yang paling banyak diperbincangkan di dalam akademi dan mendapat julukan kelas bertabur berlian. Pasalnya jika dipikir - pikir kelas itu mempunyai siswa dan siswi dengan wajah rupawan terbanyak.

Ada Leon Hassel yang memang sejak awal menjadi siswa paling terkenal di Black Militer. Tak hanya karena statusnya, tapi juga karena kehebatan serta wajahnya yang rupawan. Kemudian ada ketua kelas mereka yang dijuluki malaikat baik hati. Dialah Grey.

Sikapnya yang lembut dan hangat kepada semua orang menjadi sesuatu yang menonjol terlepas dari wajahnya yang juga masuk kategori rupawan.

Bagaimanapun Grey jugaenjadi favorit wanita.

Lalu di kelas itu ada beberapa pria tampan lainnya dengan status yang gemilang yang jika disebutkan satu - satu maka tidak akan ada habisnya. Terlebih di kelas itu juga menonjol karena keunikannya.

Ada si kribo, ada pula anak dengan tato di seluruh tubuhnya, ada si gendut yang dijuluki Big Foot, dan banyak lainnya.

Sebagian besar anak di kelas itu bahkan digadang - gadang nantinya akan masuk ke dalam kelas unggulan. Kekuatan supranatural yang mereka miliki luar biasa.

Pokok secara keseluruhan kelas x b memang menjadi favorit. Tetapi dari semua hal itu, Maria tak peduli. Dia tak pernah tertarik akan apapun yang terjadi di sini. Malahan jika boleh jujur, dia sama sekali tak peduli tentang sekolah ini.

Dia berada di sekolahan ini karena terpaksa.

***

"Maria."

Maria berjengit kaget ketika di luar balkon kamar asramanya seseorang sudah berdiri menunggunya.

Lelaki itu bersandar di luar jendela. Memasukkan kedua tangannya ke saku jaketnya. Maxwell menoleh, "Kau mau kabur lagi?"

Maria mendengkus, "Bukan urusanmu!" Jawabnya. Perempuan yang sudah mengenakan kemeja hitam serta celana hitam dan juga topi hitam itu tampak hendak meloncat keluar dari asrama. Kabur lagi secara diam - diam dari tempat ini.

"Tentu saja itu urusanku, Maria." Ujar Maxwell. Pria itu lalu berbalik. Menatap Maria yang sudah bersiap - siap kabur, "Bibi. Ah.. Maksudku ibu, menyuruhku untuk mengawasimu."

Hahaha.....

Maria ingin tertawa. Dia mendongak, balas menatap kakak tirinya itu, "Terimakasih atas perhatiannya. Tapi aku harus pergi!"

Maria sudah memanggul tas ranselnya. Dia sudah bersiap melompat tetapi Maxwell mencekal lengannya. Mencegahnya pergi.

"Lepaskan tanganmu, Maxwell!"

Maxwell tak menjawab. Dan dari tangannya yang masih terus memegangi lengan Maria.

Maria tahu bahwa lelaki ini tak akan membiarkannya pergi.

Bibir Maria menipis, dia menggertakkan rahang, "Aku harus pergi!"

"Kau harus tetap di sini." Jawab Maxwell.

"Aku harus pergi." Timpal Maria. Perempuan itu berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Maxwell, tetapi tangan lelaki itu kuat sekali.

"Maxwell lepaskan!"

Maxwell menggeleng.

"Maxwell..." Maria mendengkus. Dia menunduk kemudian menggigit tangan Maxwell membuat Maxwell terkesiap lalu refleks melepaskan cekalannya.

Tetapi belum sempat gadis itu melarikan diri, Maxwell dengan cepat kembali meraih Maria. Memegang lengannya kemudian mendorong gadis itu untuk kembali ke kamarnya.

Maria berontak. Mengeluarkan kekuatannya, dia berusaha melawan Maxwell yang mencegahnya pergi. Dan terjadilah pertarungan di balkorm jendela kamar Maria.

Pertarungan yang dibuat sehening mungkin. Seminim suara apapun yang keluar di tengah keheningan malam. Tetapi tentu saja pertarungan itu dimenangkan oleh Maxwell.

BRAKKKK!

Maria terhenyak. Dia terdorong mundur dengan Maxwell yang telah mengukungnya dengan kedua lengan kokohnya.

Maria tidak bisa berkutik. Dia sudah terhimpit. Di depannya Maxwell mengukungnya, sementara punggungnya telah menatap tembok.

"Kau harus tetap di sini Maria!"

Maria menggeleng, "Aku harus pergi."

Kening Maxwell berkerut, matanya menyimpit. Dia balik menggeleng.

"Aku harus pergi!"

"Tidak."

Maria mengepalkan tangannya, "Kenapa kau melakukan ini Maxwell?"

"Karena aku saudaramu."

Cih.

Maria mendecih, "Sejak kapan kau peduli tentang itu Maxwell?"

"Lepaskan! biarkan aku pergi!"

Maxwell masih diam.

"Maxwell biarkan aku pergi!" Maria terus meronta, tetapi lagi - lagi tak ada tanggapan dari Maxwell.

"Biarkan aku pergi sialan!" Maria geregetan. Dia berteriak marah. Maxwell hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Maxwell~." Suara Maria tercekat, "Ku mohon, biarkan aku pergi."

"Ku mohon Maxwell," Kali ini suara Maria melirih, tatapannya berubah sendu bahkan nyaris berkaca - kaca, "Ku mohon, aku harus pergi."

Dan Maxwell tentunya tahu kenapa perempuan di depannya ini begitu ingin melarikan diri dari akademi.

"Ayahku, sendirian."

***



Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 75.7K 75
[𝐇𝐚ðŦ𝐚ðĐ 𝐟ðĻðĨðĨðĻ𝐰 𝐎𝐞𝐛𝐞ðĨðŪðĶ ðĶ𝐞ðĶ𝐛𝐚𝐜𝐚] [𝐂𝐞ðŦðĒ𝐭𝐚 𝐭ðĒ𝐝𝐚ðĪ ðĶ𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝ðŪ𝐧𝐠 𝐛ðĒ𝐛ðĒ𝐭-𝐛ðĒ𝐛ðĒ𝐭 ðĐ𝐞ðĨ𝐚ðĪðĻðŦ] [𝐓𝐞ðŦ𝐝...
3.2M 207K 50
Elisa Latasha Mauren hendak di jual oleh ibu tiri nya ke salah satu rumah wanita malam. Elisa tentu tak terima, ia memilih kabur dari sana dan sialny...
364K 24.7K 24
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
10M 1.2M 61
"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalami kejadian yang menurutnya tidak masuk a...