Black Military

By uwakiya

33.1K 5.7K 573

Daemon adalah sebutan bagi monster bermacam bentuk yang menyerang negara Avalon. Dan Black Milliter merupakan... More

Disclaimer
1. Tawaran satu millyar
2. Negara Avalon
4. Hari pertama menjadi murid
5. Sang Penindas
6. Korban Selanjutnya
8. Serangan Pertama
9. Leon Hassel
10. Meledeknya
11. Melawan (A)
12. Melawan (B)
13. Akhirnya ketemu
14. Penindasan yang sebenarnya (A)
15.Penindasan yang sebenarnya (B)
16. Penindasan yang sebenarnya (C)
17. Pria dengan wajah berbalut perban
18. Perlengkapan Ribel News
19. Maria Wenberg
20. Siapa yang bertahan? (A)
21. Siapa yang bertahan? (B)
22. Mengatasi Leon
23. Daemon mulai tersebar
24. Trauma
25. Sherly, Maria, Sabin
26. Di Perpustakaan
27. Melalui rintangan
28. Datangnya Jenderal Aiden
29. Aiden dan Sherly (Flasback)
30. Bersembunyi (A)
31. Bersembunyi (B)
32. Bersembunyi (C)
33. Maxwel dan Maria (Ruang Perawatan)
34. Ujian Perburuan (A)
35. Ujian Perburuan (B)
36. Ujian Perburuan (C)
37. Daemon tingkat tinggi (A)
38. Daemon tingkat tinggi (B)
39. Zavier Asmonac
40. Tiger
42. Mantan Kekasih
43. Pembunuh (A)
43. Pembunuh (B)
44. Pembunuh (C)
45. Ujian The Duel (A)
46. Ujian The Duel (B)
47. Pembagian Duel
48. Sudah menerka
49. Siapa atau Apa?
50. Pertemuan Markus
51. Persiapan menuju Duel (A)
52. Persiapan menuju Duel (B)
53. Side Story Leon
54. The Duel dimulai
55. Sabin vS Jovan (A)
56. Sabin Vs Jovan (B)
57. Cecil Vs Robin (A)
58. Cecil Vs Robin (B)
59. Secret
60. Berkabung
61. Sebelum pemakamam
62. Maria dan Maxwell (A)
63. Maxwell dan Maria (C)
64. Grey D Jock
65. Mengejutkan
66. Kecurigaan Aiden
67. Maxwell Vs Grey (A)
68. Maxwell Vs Grey (B)
69. Maxwell Vs Grey (C)
70. Masih Flasback
71. Maxwell POV (Flasback)
72. Maria dan Maxwell (Masih Flasback)
62. Flasback selesai

62. Maria dan Maxwell (B)

161 47 10
By uwakiya

"Maxwell, kenalkan! Dia Maria~."

"Mulai sekarang dia adalah adikmu."

Anak sembilan tahun itu terdiam menatap gadis bergaun putih dengan bando merah menghias rambutnya. Perempuan yang ayahnya perkenalkan sebagai adiknya itu tampak seusia dengannya. Hanya saja  memiliki tinggi sebatas pundaknya.

Penampilan anak perempuan itu sangat rapi. Gaun putihnya begitu licin, sama sekali tak ada jejak - jejak kusut di sana, pun dengan rambut hitam sebahunya yang begitu lurus hingga sama sekali tidak terlihat ada anak - anak rambut yang menjuntai. Secara keseluruhan, gadis kecil di depannya ini tampak seperti seorang princes. Anak bangsawan manja yang sama sekali tak pernah tercemar.

Maxwell kecil hanya menipiskan bibirnya kemudian melengos dengan ekspresi acuh tak acuh ketika Maria mengulurkan tangan padanya. Dia memilih pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun membuat Maria yang tengah tersenyum hendak memperkenalkan diri hanya bisa membeku saat sadar bahwa anak laki - laki di depannya sama sekali tidak menyukainya. Lebih tepatnya menolak keberadaannya sebagai saudara baru.

"Maxwell, kau ini benar - benar." Tuan Fringer mendesis. Sedikit marah dengan kelakuan puteranya yang sama sekali tak menunjukkan keramahan.

Bagaimanapun mulai hari ini mereka akan menjadi sebuah keluarga baru. Tidak ada kata orang asing lagi di dalam mansionnya saat dia memperkenalkan Keila Wenberg sebagai istrinya yang akan menjadi ibu baru bagi puteranya. Pun dengan Maria yang akan dia anggap sebagai puteri kandungnya sendiri.

Maria dan Maxwell sama - sama sebaya dan mereka harusnya bisa menjadi saudara yang baik serta teman yang cocok agar puteranya juga tidak sendirian lagi.

Namun sejak awal ketika dia berencana menikah lagi, putera kecilnya itu sudah menunjukkan ketidak setujuan.

"Maafkan Maxwell ya! Dia memang seperti itu. Jarang bicara dan memang susah bergaul. Tapi sebenarnya dia anak yang baik kok." Tuan Fringer berlutut meminta maaf. Dia tampak merasa bersalah dengan semua ini. Pertemuan pertama yang seharuanya menjadi hangat, malah menjadi dingin.

Dia juga merasa tak enak kepada istrinya yang saat ini juga menampilkan raut merasa bersalah.

Maria memandangi tuan Fringer lalu ibunya kemudian mengangguk, "Ya, saya mengerti paman."

Mr. Fringer seketika menghela nafas lega, "Ku harap kalian bisa menjadi saudara yang baik nantinya." Ucapnya.

Dan pertemuan pertama mereka sebagai keluarga berlangsung dengan suasana yang dipaksakan hangat.

Masih tidak ada penerimaan.

***

"Heh, kau pikir aku juga mau menjadi saudara mu? Aku terpaksa."

Maria kecil berteriak marah ketika baru saja melemparkan sesuatu ke arah Maxwell.

Ini sudah tiga bulan sejak mereka tinggal bersama sebagai saudara di mansion mewah keluarga Fringer. Namun tuan muda pemilik asli mansion ini sama sekali tidak pernah bicara padanya.

Jangankan membalas sapaannya, bahkan Maxwell tidak pernah sekalipun sekedar tersenyum maupun mengangguk untuk membalas sapaannya.

Lelaki itu selalu mengabaikannya seolah menganggapnya tidak pernah ada. Pun Maxwell juga seakan meniadakan keberadaan ibunya.

Seberapa kalipun Maria mencoba menjadi pribadi yang sopan, ramah dan berusaha untuk memberikan kesan baik, tapi tetap saja Maxwell selalu mengacuhkannya dan membuang muka.

Maria menahannya. Tapi lama kelamaan, kesabarannya habis. Bagaimanapun dia juga kesal setengah mati. Puncak kekesalannya adalah hari ini saat mereka berada di sekolah yang sama dan Maria berniat memberikan bekal yang dibuatkan ibunya untuk laki - laki itu. Namun Maxwell hanya menatap bekal itu dan untuk pertama kalinya berkata,

"Buang saja! Jangan sok akrab denganku!" Lalu Maxwell berbalik begitu saja meninggalkan Maria kecil yang tercenung sembari memegang kotak kecil berwarna pink yang berisi sarapan yang susah payah ibunya buatkan.

Ini benar - benar.....

Bibir Maria menipis. Tangannya yang memegang kotak makan itu gemetar. Wajahnya memerah. Lalu meledaklah sudah. Tanpa pikir panjang Maria melemparkan kotak makan itu dan berteriak penuh kekesalan membuat Maxwell tersentak kemudian refleks menghentikan langkahnya.

Maxwell membeku dengan mata melebar kaget saat sesuatu menubruk punggungnya. Kemudian tak berselang lama anak perempuan yang menjadi saudara tirinya itu berlari dan kini berada tepat di depannya dengan wajah yang memerah marah.

"Memangnya kau pikir aku mau jadi saudaramu. Sialan."

Sekali lagi Maxwell tampak kaget bahwa anak perempuan yang terlihat anggun di depannya bisa mengeluarkan kata - kata umpatan.

"Aku juga tidak mau. Aku bahkan berkali kali lipat tidak mau menjadi saudara mu."

"Aku terpaksa mengikuti ibuku untuk tinggal di rumahmu yang mewah itu. Kau pikir aku mau? Aku benar - benar terpaksa tahu."

"Selama ini aku sudah menahannya. Kau pikir senyumku, sikap ramahku, usahaku untuk tetap baik kepada mu  itu karena aku senang?" Maria menggebu - gebu. Wajahnya sudah merah padam meluapkan segala emosi yang selama ini ia bedung.

"Aku hanya bersikap sopan santun. Aku juga tidak mau ibuku menikah lagi dan harus meninggalkan ayahku yang sakit. Aku juga membenci ikatan saudara ini tahu." Nafas Maria terengah - engah. Maxwell di depannya hanya bisa tercenung dengan bibir setengah ternganga.

"Tapi aku selalu diajari, meski kau tidak suka dan membenci sesuatu. Setidaknya aku harus menunjukkan sikap sopan santun dan menghargai."

"Begitupun kau!" Jari telunjuk Maria yang kecil ia acungkan ke arah Maxwell, "Setidaknya kau juga harus menghargai semua ini. Setidaknya kau juga harus menghargai ibuku sebagai ibu tirimu. Setidaknya kau menghargai apa yang ibuku buat untukmu."

"Jika kau tidak mau memakannya, setidaknya pura - puralah menerimanya. Entah nanti kau buang atau kau berikan pada siapapun, setidaknya kau terima dulu bekal ini! Brengsek."

"Kau tidak tahu bahkan ibuku sudah tidak memasak untuk ayahku lagi! Ibuku sekarang telah memasak untuk orang lain. Aku sebenarnya membenci hal itu, sangat membencinya."

"Ayahku di luar sana jadi harus memasak sendiri, hidup sendiri. Dan itu sangat menjengkelkan, itu sangat menyakitkan."

"Aku membenci itu."

Maxwell seketika tercenung saat tiba - tiba saja buliran air mata mengalir dari netra emas gadis itu.

Maria yang tadi begitu marah dan penuh emosi, mendadak mengeluarkan air mata. Menangis tersedu di sana.

"Aku juga tak ingin seperti ini. Aku juga tak ingin ibuku menikah lagi. Aku~." Suara Maria tercekat. Gadis itu sesenggukan berusaha menahan air matanya yang mengalir kian deras.

"Aku juga benci semua ini."

Maxwell benar - benar tidak bisa berkata - kata lagi. Dan dari sini lah Maxwell menyadari bahwa anak perempuan yang berdiri di depannya ini sebenarnya jauh lebih menentang keras pernikahan orang tuanya ketimbang dirinya.

***

Perkenalan masa kecil yang tidak berlangsung dengan indah dan menyenangkan. Namun seiring berjalannya waktu saat dewasa ini, perlahan - lahan semua terlihat berubah di mata seorang Maxwell.

WIN....

'Maria Wenberg dari kelas Grand B berhasil memenangkan ujian The Duel melawan Rutdiyath dari kelas Grand A.'

Suara moderator yang mengumumkan kemenangan telak Maria terdengar mengaum di seluruh penjuru arena pertandingan.

Para siswa siswi pun bersorak dan bertepuk tangan. Maxwell di tempatnya berdiri dalam diam menatap adik tirinya dari kejauhan. Ekspresinya seperti biasanya tidak bisa ditebak. Namun dia memperhatikan Maria yang kini tampak terengah, kelelahan dan juga.....

Manik kelam Maxwell melebar saat dia melihat rembesan darah yang perlahan keluar di balik seragam hitamnya dan Maria tampak memegangi perutnya kesakitan. Lalu sedetik kemudian Maria tumbang.

Maxwell segera melompat dan menolong adiknya. Namun langkahnya terhenti saat seorang laki - laki sudah lebih dulu memasuki arena tanding mengangkat tubuh Maria.

Grey....

Bibir Maxwell menipis.

Laki - laki itu adalah siswa dari kelas unggulan yang belakangan ini sering dia lihat bersama Maria. Dan hanya orang buta yang tidak tahu maksud dari laki - laki itu, Grey.

***





Continue Reading

You'll Also Like

95.4K 9.4K 28
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
491K 33.8K 43
menikah dengan duke Arviant adalah hal yang paling Selena syukuri sepanjang hidupnya, ia bahkan melakukan segala cara demi bisa di lirik oleh Duke Ar...
258K 15.5K 20
Tak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang palin...
392K 26.4K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...