Black Military

Par uwakiya

33K 5.7K 573

Daemon adalah sebutan bagi monster bermacam bentuk yang menyerang negara Avalon. Dan Black Milliter merupakan... Plus

Disclaimer
1. Tawaran satu millyar
2. Negara Avalon
4. Hari pertama menjadi murid
5. Sang Penindas
6. Korban Selanjutnya
8. Serangan Pertama
9. Leon Hassel
10. Meledeknya
11. Melawan (A)
12. Melawan (B)
13. Akhirnya ketemu
14. Penindasan yang sebenarnya (A)
15.Penindasan yang sebenarnya (B)
16. Penindasan yang sebenarnya (C)
17. Pria dengan wajah berbalut perban
18. Perlengkapan Ribel News
19. Maria Wenberg
20. Siapa yang bertahan? (A)
21. Siapa yang bertahan? (B)
22. Mengatasi Leon
23. Daemon mulai tersebar
24. Trauma
25. Sherly, Maria, Sabin
26. Di Perpustakaan
27. Melalui rintangan
28. Datangnya Jenderal Aiden
29. Aiden dan Sherly (Flasback)
30. Bersembunyi (A)
31. Bersembunyi (B)
32. Bersembunyi (C)
33. Maxwel dan Maria (Ruang Perawatan)
34. Ujian Perburuan (A)
35. Ujian Perburuan (B)
36. Ujian Perburuan (C)
37. Daemon tingkat tinggi (A)
38. Daemon tingkat tinggi (B)
39. Zavier Asmonac
40. Tiger
43. Pembunuh (A)
43. Pembunuh (B)
44. Pembunuh (C)
45. Ujian The Duel (A)
46. Ujian The Duel (B)
47. Pembagian Duel
48. Sudah menerka
49. Siapa atau Apa?
50. Pertemuan Markus
51. Persiapan menuju Duel (A)
52. Persiapan menuju Duel (B)
53. Side Story Leon
54. The Duel dimulai
55. Sabin vS Jovan (A)
56. Sabin Vs Jovan (B)
57. Cecil Vs Robin (A)
58. Cecil Vs Robin (B)
59. Secret
60. Berkabung
61. Sebelum pemakamam
62. Maria dan Maxwell (A)
62. Maria dan Maxwell (B)
63. Maxwell dan Maria (C)
64. Grey D Jock
65. Mengejutkan
66. Kecurigaan Aiden
67. Maxwell Vs Grey (A)
68. Maxwell Vs Grey (B)
69. Maxwell Vs Grey (C)
70. Masih Flasback
71. Maxwell POV (Flasback)
72. Maria dan Maxwell (Masih Flasback)
62. Flasback selesai

42. Mantan Kekasih

251 52 1
Par uwakiya


Sepi.

Hanya dirinyalah satu - satunya yang terakhir kali mengumpulkan Hide Daemon ke meja pembimbing. Dan sialnya itu adalah kursi Aiden duduk.

Sherly meruntuki kesialannya ini. Susah payah dia menghindar tetapi pada akhirnya nasib membuatnya harus datang sendiri ke tempat laki - laki itu.

Aduh bagaimana?

Jika Aiden melihat wajahnya lalu mengenalinya bagaimana?

Sherly menelan ludahnya, mau tak mau dia harus mengumpulkan Hide Daemon ini demi mendapat poin.

Sherly lalu memutar otaknya. Mencari cara supaya kecil kemungkinan lelaki itu mengingatnya. Di sana dia melirik rekannya yang mendadak pingsan dibawa tandu. Lalu beberapa detik kemudian manik kelamnya berkilat ketika mendapat sebuah ide.

Ide ekstream tapi tak apa - apa demi kelangsungan hidupnya.

Sherly benar - benar nekad, ia setengah berlari menghampiri orang - orang yang membawa Zavier menuju ruang perawatan. Lihatlah darah menetes nyaris membaluri seluruh tubuhnya. Aroma anyir darah terasa begitu menyengat. Dan ketika dua orang perawat keluar mengambil obat serta perban baru, Sherly mendekat. Mengernyit ngeri ketika memikirkan apa yang hendak dia lakukan.

Ahhh.... Persetan! Semua demi keselamatannya.

Menahan nafas, Sherly mengelap darah yang mengalir di tubuh Zavier, lalu dengan nekad mengoleskan darah itu ke wajahnya sendiri. Dia ingin muntah, tetapi dia segera membayangkan bahwa darah itu adalah sebuah bedak untuk menutupi wajahnya.

Baiklah dengan begini wajahnya akan tersamarkan bukan?

Sherly berbalik dengan mantab bersamaan dengan dua perawat yang telah kembali. Kedua perawat itu tersentak melihat wajah Sherly yang dipenuhi darah.

Sherly refleks memasang wajah sedih, "Tolong rawat dan sembuhkan rekanku Zavier ya! Dia anak baik, dia harus pulih." Pintanya kepada dua perawat itu sebelum kemudian berjalan cepat pergi dari ruangan itu mengumpulkan Hide Daemon.

***

Jenderal Aiden dan dua master lainnya masih di sana, menunggu satu grup yang membawa Hide Daemon terakhir.

Jarum pasir sebagai penghitung berakhirnya ujian sudah hampir menipis, tetapi grup yang menemukan Hide Daemon terakhir belum terlihat batang hidungnya, tidak akan ada toleransi bila terlambat satu detik pun.

"Master."

Seorang siswi berjalan mendekati meja. Dengan begitu pelan seperti kura - kura sambil menunduk dalam. Wanita itu kemudian meletakkan botol berisi Hide Daemon ke meja Aiden.

Aiden yang sedari tadi menunduk membaca laporan mengangkat kepalanya. Keningnya berkerut memperhatikan cara siswi ini bersikap.

"Dari grup mana? Siapa namamu dan nama rekanmu?"

"Grup 38. Nama Ce~."

"Kau sedang bicara dengan tanah?" Pertanyaan sarkas Aiden membuat Sherly tersentak dan seketika mengangkat kepalanya menatap wajah jenderal di depannya.

Leon yang masih duduk di sebelah sepupunya yang sedari tadi tampak malas sontak menegakkan badan dan ikut tersentak. Bukan karena sentakkan Aiden, tetapi karena penampilan siswa perempuan yang berada di depan sepupunya.

"Heh, ada apa dengan wajahmu itu? Menakutkan sekali." Leon tidak bisa menahan diri untuk berkomentar. Wajah anak baru ini sudah seperti habis dibully saja.

Mengerikan.

"Darah siapa itu?"

Sherly menatap Leon, jika ekspresi bocah ini tampak syock, itu berarti penampilannya benar - benar mengerikan. Sudah tidak seperti manusia.

"Ahh, darah?" Sherly pura - pura baru sadar. Ia mengusap pelan wajahnya, "Ini mungkin karena terciprat darah Zavier." Jawabnya. Alasan yang sempurna karena Zavier adalah rekannya.

Alter ego Zavier yang bernama Tiger dengan membabi buta menghajar para Daemon dan berhasil membunuh Daemon tingkat tinggi. Tentu saja pada saat bertarung, pria itu juga terluka dan kebetulan dia juga berada di sana menyaksikan pertarungan tersebut. Ketika usahanya menolong Zavier yang nyaris pingsan karena luka - lukanya itu, masuk akal bila tanpa sadar dirinya juga terciprat darah itu bukan.

"Hah, ku pikir sekarang kau mayat hidup yang terbangun dari perang." Leon berkomentar, "Wajahmu nyaris tak terlihat."

Perkataan Leon itu langsung membuat Sherly sumringah. Bocah ini memang cenderung bicara blak - blakan, jadi Aiden sekarang tak mungkin mengenalinya kan? Itu bagus. Kini Sherly bisa percaya diri menatap mata jenderal Aiden.

"Maafkan saya Jenderal! Saya tadi menunduk karena malu dengan wajah saya yang kotor." Ujarnya mencoba beralasan atas sikapnya tadi sebagai siswa akademi Black Militer yang tampak tak tegas dan ciut.

"Saya Cecil August dan rekan saya Zavier Asmonac dari grup 38." Imbuhnya dengan tegas dan percaya diri.

Aiden di depannya hanya terdiam memperhatikan perempuan itu dengan mata emasnya yang tajam. Pria itu lalu menunduk tanpa ekspresi mencentang data siswa yang telah berhasil menyelesaikan ujian pertama.

Sherly seketika menghela nafas lega. Aiden benar - benar tak mengenalinya.

"Baiklah kalau begitu, kau boleh pergi dan bersihkan dirimu!" Aiden lalu berdiri, sudut bibirnya tiba - tiba terangkat, "Jika bersih ku rasa kau mirip dengan orang yang ku kenal."

Deg.

Jantung Sherly langsung tersentak.

Pria itu perlahan maju dan membungkuk, berbisik tepat di telinganya, "Mantan kekasihku."

Mata Sherly seketika melebar dengan jantung yang sudah melompat keluar dari tempatnya.

Aiden lalu menegakkan badannya kemudian berbalik pergi meninggalkan Sherly yang masih mematung di tempat.

Ap... Apa - apa'an ini tadi?

Ja... Jangan bilang Aiden mengenalinya?

Ohh, astaga! Astaga!

Ya Tuhan!

Dia akan mati.

Wajah Sherly langsung memucat dengan tubuh yang sontak terasa layu seperti jelly.

Leon yang masih berada di sana mengerjap tak mengerti. Dia kemudian berdiri dan bergerak panik ketika gadis di depannya seakan mau limbung.

"Heh anak baru, apa kau baik - baik saja?"

"Jangan pingsan di sini aku tak akan menggendongmu!" Seru Leon ketika tak kunjung mendapat respon dari Sherly.

***

Ketahuan, tidak!

Ketahuan, tidak!

Sherly berdiri termenung di depan jendela kamarnya mencabuti bunga kertas yang dipetiknya beberapa waktu lalu sebelum kemudian menerka - nerka lewat bantuan bunga itu.

Ekspresinya masih sama, syock dan linglung. Lebih ke deg degan, takut kalau Aiden akan membongkar identitasnya yang sebenarnya sebagai perempuan berusia dua puluh enam tahun dan bukanlah remaja seperti yang ditulis di dalam CV.

Apalagi namanya yang sebenarnya Sherly August Helbor telah menjadi Cecil August.

Sitt.

Sherly menyesali kenapa tetap memilih nama August sebagai nama palsunya. Aiden pasti juga menemukan kolerasi dengan namanya tersebut.

Tidak, tidak. Dia tidak tahu bukan? Dia mungkin belum tahu.

Sherly menggeleng - gelengkan kepala menenangkan diri sendiri.

Aiden tadi hanya berkata, 'Jika kau membersihkan diri, kau mirip seseorang yang ku kenal.'

'Mantan kekasihku.'

Itu bukan berarti dia menganggapnya sebagai Sherly kekasih pura - pura pria itu dahulu kala kan.

Aiden mungkin hanya mengira - ngira saja. Karena memang di dunia ini ada tujuh orang yang konon wajahnya mirip satu sama lain.

Ya, yang harus dia lakukan sekarang hanyalah memastikan bahwa Aiden menganggapnya sebagai Cecil, gadis remaja 18 tahun yang menjadi siswi Black Militer. Bukan Sherly dua puluh enam tahun.

Dia harus berpura - pura tetap menjadi Cecil, apapun yang terjadi. Jadi mulai hari ini dia harua bersikap biasa tapi tetap waspada. Jangan sampai dia ketahuan sebagai mata - mata.

Sherly menggigit ujung bibirnya sebelum kemudian mengangguk mantab. Gadis itu kemudian membuang bunganya dan menutup jendela, lalu mengambil obat tidur supaya dia bisa tidur dengan nyenyak karena masih akan ada tes selanjutnya yang menunggu esok.

***

'Ada orang yang pernah ku kenal di dalam Black Militer.'

'Dia merupakan senior ku di kampus dulu.'

'Tak ku sangka dia ternyata menjadi bagian dari Black Militer. Sialnya dia adalah jenderal di sini.'

'Dia adalah jenderal Aiden.'

'Bagaimana ini? Bagaimana jika dia mengenaliku?'

Pesan - pesan dari Sherly ke Ribel News.

'Ohh, dan juga sepertinya ada yang ingin membunuhku.'

Markus mematikan layar datarnya setelah membaca pesan - pesan itu. Dia lalu menatap lelaki yang duduk bersandar di kursi kebesarannya. Boss Ribel News.

"Bagaimana tuan?" Tanya Markus.

Lelaki yang duduk sembari mengenakan jas putih itu mengetukkan jarinya ke meja sebelum kemudian menjawab, "Apalagi, jawab saja jangan sampai ketahuan."

Dia lalu menoleh ke arah Markus, "Mengenai pembunuh, bukankah dari dulu selalu ada pembunuh?" Tanyanya acuh tak acuh seolah hal itu adalah sesuatu yang biasa.

Ya, biasa. Karena Sherly bukanlah mata - mata pertama yang ia kirimkan ke dalam Black Militer.

"Jika gadis itu mati, tinggal cari mata - mata lain yang benar - benar kompeten."

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

194K 2.1K 10
Bxb area! Boypussy area! yang ga suka homophohic dan sebagainya bisa skip cerita gua ya. Enjoy ur reading!
317K 25.8K 28
••Alethea Andhira Gadis cantik yang memiliki kehidupan sederhana. Sosoknya yang cantik tidak membuatnya memiliki banyak teman karena status sosialnya...
670K 46K 28
"kenapa foto kelulusanku menjadi foto terakhirku.."
6.9M 365K 47
Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang model merupakan mimpinya, namun sayang ka...