Black Military

By uwakiya

33K 5.7K 573

Daemon adalah sebutan bagi monster bermacam bentuk yang menyerang negara Avalon. Dan Black Milliter merupakan... More

Disclaimer
1. Tawaran satu millyar
2. Negara Avalon
4. Hari pertama menjadi murid
5. Sang Penindas
6. Korban Selanjutnya
8. Serangan Pertama
9. Leon Hassel
10. Meledeknya
11. Melawan (A)
12. Melawan (B)
13. Akhirnya ketemu
14. Penindasan yang sebenarnya (A)
15.Penindasan yang sebenarnya (B)
16. Penindasan yang sebenarnya (C)
17. Pria dengan wajah berbalut perban
18. Perlengkapan Ribel News
19. Maria Wenberg
20. Siapa yang bertahan? (A)
21. Siapa yang bertahan? (B)
22. Mengatasi Leon
24. Trauma
25. Sherly, Maria, Sabin
26. Di Perpustakaan
27. Melalui rintangan
28. Datangnya Jenderal Aiden
29. Aiden dan Sherly (Flasback)
30. Bersembunyi (A)
31. Bersembunyi (B)
32. Bersembunyi (C)
33. Maxwel dan Maria (Ruang Perawatan)
34. Ujian Perburuan (A)
35. Ujian Perburuan (B)
36. Ujian Perburuan (C)
37. Daemon tingkat tinggi (A)
38. Daemon tingkat tinggi (B)
39. Zavier Asmonac
40. Tiger
42. Mantan Kekasih
43. Pembunuh (A)
43. Pembunuh (B)
44. Pembunuh (C)
45. Ujian The Duel (A)
46. Ujian The Duel (B)
47. Pembagian Duel
48. Sudah menerka
49. Siapa atau Apa?
50. Pertemuan Markus
51. Persiapan menuju Duel (A)
52. Persiapan menuju Duel (B)
53. Side Story Leon
54. The Duel dimulai
55. Sabin vS Jovan (A)
56. Sabin Vs Jovan (B)
57. Cecil Vs Robin (A)
58. Cecil Vs Robin (B)
59. Secret
60. Berkabung
61. Sebelum pemakamam
62. Maria dan Maxwell (A)
62. Maria dan Maxwell (B)
63. Maxwell dan Maria (C)
64. Grey D Jock
65. Mengejutkan
66. Kecurigaan Aiden
67. Maxwell Vs Grey (A)
68. Maxwell Vs Grey (B)
69. Maxwell Vs Grey (C)
70. Masih Flasback
71. Maxwell POV (Flasback)
72. Maria dan Maxwell (Masih Flasback)
62. Flasback selesai

23. Daemon mulai tersebar

227 51 3
By uwakiya

( Warning : terdapat adegan mature )

Area camping Distrik 2

Pemandangan di malam ini seperti biasa terlihat begitu indah. Daerah perbukitan yang didominasi dengan hutan pinus menjadi salah satu destinasi wisata favorit para muda - mudi di Distrik ini. Tempat itu seolah setiap harinya tidak pernah sepi lantaran setiap waktunya banyak wisatawan yang berdatangan demi menikmati suasana perbukitan yang indah serta menyegarkan.

Tak hanya pohon - pohon pinus yang berjajar menjadi aksesoris di tanah subur ini, tetapi juga terdapat danau - danau kecil serta luas dengan airnya berwarna biru jernih membentang di setiap - tiap sudut wilayah bukit itu. Salah satu area favorit di wilayah perbukitan itu ialah di sini, di area camp. Dimana terdapat sebuah danau yang luas dengan airnya memancarkan warna biru kehijauan paling jernih dibanding air di dalam danau - danau yang lain. Bahkan airnya nyaris bisa membuat orang - orang bercermin.

Aliran air di danau itu juga sangat tenang. Ikan - ikan yang tinggal di dalamnya juga sangat banyak seolah tidak pernah habis meskipun para wisatawan kerap memancingnya. Selain itu, air yang jernih nan menyegarkan juga membuat siapapun tak menyiakan waktu berenang di danau ini. Dan suasana terindah dan paling romantis ialah ketika malam hari. Seperti saat ini.

Bintang - bintang bertaburan menghiasai langit yang gelap dan sinarnya seolah memancar ke dalam danau, pun dengan rembulan yang menyorot mengirimkan bias cahaya yang indah. Lampu - lampu perkotaan yang terlihat dari kejauhan juga seolah berkamuflase menjadi bintang - bintang di langit. Mengirimkan kelap - kelip berwarna - warni yang indah. Tak pelak banyak muda - mudi yang memilih menghabiskan malam di tempat ini.

Bisa dihitung berapa banyak tenda - tenda serta mobil wisatawan yang tersebar di area camp. Para pelancong juga bisa menghabiskan malam mereka di villa terdekat. Atau jika mereka lebih suka menikmati udara luar yang bebas, mereka tinggal bermalam dengan mendirikan tenda. Seperti halnya rombongan kelompok wisatawan yang berasal dari universitas Grand.

"Wah, langit malam ini sangat cerah. Tidak salah aku membohongi mama papaku demi ikut ke sini." Seorang perempuan yang baru turun dari bus bergumam dengan terpukau. Dia tersenyum senang saat melihat danau jernih yang di atasnya terdapat kerlap - kerlip bintang serta rembulan yang menghiasi.

Sang kekasih yang berada di sebelahnya ikut tersenyum. Dia memeluk pacar cantiknya lalu mengecup kening perempuan itu, "Aku tahu kau pasti tidak akan menyesal ku ajak ke sini. Di distrik mu, tidak ada tempat seperti ini bukan?"

Perempuan bernama Shiren itu mengangguk, "Ya, ini benar - benar indah Steve. Aku suka." Perempuan itu melepas rangkulan sang kekasih. Dia setengah berlari mendekat ke danau. Merentangkan tangan lebar - lebar sembari memejamkan mata menghirup udara pegunungan yang sejuk nan menyegarkan.

Sang kekasih mengikuti. Dia tersenyum melihat Shiren yang sangat senang. Manik kelamnya berbinar memberi sorot teduh.

Wajah putih kekasihnya saat ini terlihat bercahaya di terpa sinar rembulan pun dengan rambut panjang lurus berwarna blonde yang diterpa angin membuat penampilan gadis itu menjadi sangat menawan. Kekasihnya memang begitu cantik.

Manik kelamnya kini berubah mengembun, "Sayang, kau sangat cantik." Ucap Steve sembari dengan lembut jemarinya menyelampirkan helaian rambut kekasihnya yang tertiup angin ke belakang telinga.

Shiren tersenyum malu - malu.

"Ayo ikut aku, hmmm!" Tanpa menunggu jawaban dari sang kekasih, Steve segera menggandeng tangan wanita itu lalu menggiringnya menjauh dari kerumunan, melewati pohon - pohon pinus menuju area yang sepi.

Di sana_ tepat di bawah pohon pinus yang besar, Steve sudah menyiapkan tenda kecil berwarna kuning. Tenda itu juga dipasang di pinggir danau.

Steve lalu menghentikan langkahnya di sana. Lelaki itu kemudian memeluk sang kekasih lalu mendorongnya memepet pohon. Lelaki itu seketika melumat bibir kekasihnya yang menggairahkan.

Wanita itu tersentak. Namun dia tersenyum, sama sekali tak keberatan kekasihnya melakukan ini. Perempuan itu kemudian juga ikut membalas ciumannya. Kedua tangannya melingkari leher sang kekasih mesra.

Mereka bercumbu di bawah pohon pinus. Yang awalnya hanya sebuah ciuman - ciuman romantis, berubah menjadi lumatan - lumatan yang menggairahkan. Tangan Steve lalu bergerak di mana - mana. Menggerayangi tubuh kekasihnya. Tak lepas bibirnya masih tetap memagut dan mencumbui leher sang kekasih.

Tangannya lalu bergerak melepas jaket yang kekasihnya kenakan. Melemparnya ke sembarang arah lalu kembali melucuti pakaian wanitanya. Pun dengan Shiren yang melakukan hal yang sama pada sang kekasih.

Mereka melenguh, memekik, mendekap, saling bertukar nafas dan saliva. Hanyut dalam suasana malam yang sunyi di tempat romantis ini. Di baaah bintang - bintang dengan danau serta pohon pinus menjadi altar.

Suara cecapan dan terengah mengalahkan suara serangga di sana. Mereka tak peduli lagi jikalau ada orang lain yang melihat semua ini. Bagi mereka ini adalah malam yang indah, malam yang pas untuk bercumbu dengan suka hati. Toh di sini juga tidak hanya mereka yang melakukan. Di tempat lain, di banyak sisi - sisi lain area ini, bisa ditebak juga ada pasangan - pasangan lain yang sedang bergairah.

"Shiren... Oh... Shiren." Laki - laki itu mengerang menatap tubuh telanjang perempuan di bawahnya. Dia masih bergerak liar sembari menggumamkan nada - nada penuh pemujaan, "Kau benar - benar cantik."

Ahhh...

"Kau sungguh seksi." Suara laki - laki itu semakin serak, "A.... ku benar - benar tak tahan! Aku menggilaimu."

"Agghh." Perempuan dibawahnya mendesah. Suaranya terdengar menggoda dan semakin membuat sang lelaki bersemangat.

"Shiren, panggil namaku! suaramu sangat indah."

Perempuan di bawahnya hanya bisa melenguh. Sudah terlalu hanyut ke dalam buaian kenikmatan tak terperi. Sambil mendesah, tangannya bergerak meremat rerumputan. Sesekali dia akan memejamkan mata dan kini menoleh ke samping melihat danau.

Lalu di danau itu, dia seolah melihat pusaran yang kemudian berubah menjadi gelembung - gelembung air. Sebuah cahaya berwarna putih juga perlahan muncul di atasnya. Shiren hanya bisa mengerjapkan matanya, antara percaya dan tak percaya apa yang di lihatnya saat ini.

Antara ini adalah ilusinya karena terbakar gairah atau memang sesuatu yang nyata yang ia lihat. Dan cahaya putih itu semakin lama semakin membesar dan berpendar cerah. Sherin tercengang, mulutnya ternganga, dia menepuk - nepuk sang kekasih mencoba memanggilnya. Namun sayang, kekasihnya tak menghiraukan, masih terlena akan kenikmatan saat menguasai tubuh kekasihnya.

"Shiren... Ahh Shiren, sayang!"

"Kau indah memang bagaikan putri duyung siren." Laki - laki itu mendongak dan mendesah. Pekikan wanita di bawahnya ia anggap sebagai pekikan kenikmatan.

Namun bukan seperti itu. Gadis yang berada di bawahnya memekik dengan mata terbelalak kala melihat sesuatu yang tiba - tiba muncul dari pusaran danau itu.

Sesuatu seperti ekor ikan yang sangat besar. Sebesar manusia. Ekor itu berwarna biru kejingga - jinggaan. Tampak berkelip dan bersinar indah. Ekor itu muncul berenang dan tenggelam kemudian muncul lagi. Lalu beberapa detik kemudian, perlahan - lahan tubuh pemilik ekor itu muncul.

Wanita itu sudah tak bisa berkata - kata kala di lihatnya sebuah tubuh seperti manusia dengan surai panjang muncul di sana.

Dia tercengang.

Sosok yang tampak seperti manusia namun memiliki ekor ikan. Itu seolah

Siren alias putri duyung yang dibicarakan.

Gadis itu mencoba membuka suaranya saat sosok itu kini membalikkan badan_ menatap mereka.

"Si... Siren." Gadis itu tergeragap mencoba menarik atensi kekasihnya.

"Si... Siren."

"Ya sayang, namamu memang Shiren dan kau seperti Siren." Balas sang kekasih lalu menunduk mencoba mencium kekasihnya. Lalu saat dia menyadari ada getaran di tubuh kekasihnya, lelaki itu lalu menoleh mengikuti arah pandang wanita itu.

Manik kelamnya seketika membeliak. Betapa kaget dan terkejutnya dirinya kala melihat penampakan yang ada di danau.

"Pu.... Putri duyung." Bukan. Karena itu hanya ada di dalam karangan fiktif dari buku maupun drama dan film. Penggambaran perempuan cantik dengan ekor ikan. Akan tetapi yang mereka lihat saat ini ialah.....

Rambut hitam panjang yang menjuntai menutupi wajah sosok tersebut kemudian tersingkap. Bukan wajah cantik yang didapat seperti layaknya pemggambaran puteri duyung dalam novel, melainkan sebuah wajah yang mengerikan dengan satu mata nan besar serta mulut lebar menampilkan gigi - gigi runcing seperti ikan piranha.

Rambut hitam panjang tersebut kemudian menjuntai lalu bergerak memanjang ke arah kedua manusia yang masih saling melekat.

Dan dalam satu kedipan, rambut itu kemudian membelit menarik sang pria ke arahnya. Mulut sosok itu sudah terbuka lebar menampakkan gigi - gigi tajamnya lalu....

HAP.

Kepala sang pria sudah menghilang. Dikunyah habis oleh sosok itu.

Daemon.

Jeritan dari sang wanita kini menggema, orang - orang yang mendengar hal itu sontak berlarian menuju ke area suara.

Tak memedulikan ketelanjangan dirinya, wanita itu hanya bisa terduduk syok melihat tubuh sang kekasih yang sudah tak bernyawa dengan kepala menghilang.

Ini seperti mimpi buruk.

***

Distrik 1 (Tempat kaum biasa)

Rumah itu terlihat sederhana. Halamannya luas, namun daun - daun yang berguguran di sekitar halaman membuat rumah itu terkesan suram, tua, lapuk dan tak berpenghuni dikarenakan orang - orang yang menepati rumah itu sudah pergi dan hanya menyisakan satu orang yang tinggal di dalamnya.

Satu orang yang akhir - akhir ini tidak pernah keluar. Hanya terbaring tidur di kamarnya dengan tubuh yang semakin lama semakin tidak berdaya.

"Uhuukk!"

Suara batuk lagi - lagi terdengar. Pria paruh baya itu menggengam sebelah tangannya sembari menutupi mulutnya yang tengah mengeluarkan batuk - batuk yang semakin lama semakin menjadi.

"Uhuukk! Uhuukk!" Lagi. Tenggorokannya sekarang terasa kering dan panas. Rasa nyerinya juga terasa mencekiknya. Dia meringis, matanya terpejam menahan perih.

Lelaki itu perlahan bangkit, mencoba menarik laci yang ada di meja sebelah ranjang. Dia menggerak - gerakkan tangan tak menentu, mencari - cari sesuatu yang ada di laci. Dan ternyata tidak ada.

"Uhuuk." Lelaki itu kemudian mencoba meraih gelas yang ada di atas meja. Namun sayang air yang ada dalam gelas itu sudah tidak ada. Dia lalu mencoba bangkit, mengambil air dalam dapur. Namun apalah daya tubuhnya sekarang sangat lemas dan tak berdaya. Dia bahkan hendak jatuh sebelum kemudian....

"Ayah." Gadis itu baru saja datang. Dengan sigap memegangi sang ayah yang nyaris oleng.

Wajahnya sontak menyorot cemas, "Ayah tidak apa - apa?"

Pria paruh baya yang rambutnya sudah memutih dan tubuhnya mulai mengurus itu perlahan menggeleng. Dia tersenyum dan menatap putrinya dengan sayang, "Ayah tidak apa - apa Maria." Suaranya begitu lemah. Hanya orang bodoh yang mempercayai kata - katanya.

"Kenapa kau kembali lagi? Kau tidak ke akademi, hmm?"

Maria menggeleng, "Tidak ayah. Itu tak penting." Dia membaringkan ayahnya kembali kemudian dengan sigap mengambil teko besar di dapur. Maria lalu menuangkan air mengisi gelas lalu dengan hati - hati memberikannya ke sang ayah.

Ayahnya menerimanya dengan pelan.

Maria menatap ayahnya yang semakin lama semakin pucat. Bibirnya menipis dengan sorot sendu yang dalam. Terlebih batuk - batuk ayahnya terlihat semakin parah saja.

"Ayah harus minum obat." Maria kemudian menunduk, hendak mengambil obat yang berada di laci. Namun di sana telah kosong. Netra emasnya bergulir menatap ayahnya dengan rasa bersalah.

"Obatnya habis." Maria lalu segera berdiri, "Aku akan ke apotik. Ayah istirahatlah dulu!" Jeda sejenak ia kembali berseru, "Ki rasa ayah lebih baik ke rumah sakit."

Sang ayah menggeleng, "Tidak perlu. Ayah di sini saja." Dia tersenyum pada sang puteri, "Ayah akan segera membaik."

Dirinya tentunya tak mau merepotkan puterinya. Perawatan di rumah sakit tentunya sangat mahal bukan dan dia tak punya uang untuk itu.

Biarlah uang tabungannya untuk akademi puterinya. Ya, walaupun dirinya sangat tahu bahwa semua itu sudah dibiayai. Tetapi setidaknya sebagai ayah, dia ingin memberikan hal untuk puteri kandungnya.

Maria menggigit bibirnya. Dia lalu berbalik. Melesat keluar untuk segera membeli obat ayahnya.

Dia amat sangat nelangsa.

Hidupnya memang dipenuhi berkah sekarang. Namun dia tidak bisa menikmatinya di atas penderitaan ayah kandungnya.

Dia benci ibunya yang telah meninggalkan ayahnya untuk menikah dengan seorang pengusaha kaya raya.

Ibunya yang seorang bangsawan tampaknya tidak bisa terus menerus hidup di bawah. Ibunya juga ingin kembali ke atas. Menikmati bagaimana kembali menjadi orang terpandang dan meninggalkan Distrik 1 ini. Naik ke Distrik elit.

Maria tidak mengiginkan kemewahan. Kehormatan seorang bangsawan Wenbreg. Dia ingin hidup dengan bahagia melihat kedua orangtuanya juga bahagia. Baik ayah maupun ibunya. Tetapi kenapa yang bahagia hanya ibunya saja?

Dia terciprat kemewahan tapi ayah kandungnya menderita. Itu membuatnya merasa kosong.

Maria menghapus air matanya. Melompat - lompat, lalu tidak ada lima menit dirinya sudah sampai di apotik.

Maria kemudian melangkah masuk ke dalamnya. Saat dirinya hendak berkata meminta obat kepada wanita apoteker, tiba - tiba terdengar suara hantaman yang sangat keras dan disusul oleh suara jeritan.

Beberapa meter dari lokasi apotik berada, tampak sebuah lubang hitam seperti lubang cacing menganga di langit - langit taman. Lubang itu kemudian memancarkan sebuah cahaya putih yang tadinya samar, kemudian secara perlahan - lahan berubah berpendar semakin terang.

Sosok Daemon berbentuk seperti burung raksasa dengan kepala mirip orc dengan banyak mata muncul. Terbang lalu menyerang warga.

Daemon tersebut mencengkeram salah satu warga membawanya terbang lalu kemudian melemparnya jatuh hingga membentur aspal menciptakan suara hantaman yang sangat keras.

Warga di sana sontak menjerit panik. Maria yang mendengarnya langsung melesat ke tempat itu. Dia mendongak, dan manik kelamnya melebar kala melihat Daemon muncul di Distrik ini. Dan itu adalah Daemon kelas atas.

Maria memasang kuda - kuda, dia melesat bersamaan dengan telapak tangannya yang memunculkan sinar seperti petir berwarna hijau. Dia meloncat terbang sembari melayangkan petir itu ke arah Daemon. Membelitnya kemudian mencambuknya.

Daemon tersebut tersentak. Dia menggerakkan tubuhnya dan mengepakkan sayapnya lebar - lebar mencoba melepaskan belitan kilat itu.

Suara erangan Daemon sontak membahana. Maria dibawa berputar - putar di udara dan gadis itu dibanting ke pohon.

Tetapi Maria tak menyerah. Dia masih kuat. Menggertakkan giginya, Maria mengangkat kedua tangan lalu menembakkan sinar hijaunya ke arah Daemon.

SRET...

SRETT...

SRETTTT...

Daemon berhasil menghindar. Delapan matanya yang kecil - kecil seperti mata serangga kini menyorot ke bawah. Ke arah Maria. Sinar berwarna merah seperti leser sontak di tembakkan ke arah wanita itu.

Berlari, berlari.

Maria menghindari tembakan itu.

Melesat ke sana kemari sembari menciptakan kilat hijau yang kemudian membelit ke beberapa pohon untuk tempatnya meloncat. Maria kemudian melunxur seperti roket lalu menendang perut Daemon. Namun Daemon itu langsung membalasnya dengan menghhempaskan Maria dengan sayapnya.

Maria kemudian terlempar jatuh membentur tanah.

Punggungnya terasa remuk. Kepalanya berdarah dan dirinya terbatuk darah. Kini Daemon tersebut berada terbang tepat di atasnya. Sedikit menunduk sebelum kemudian perlahan - lahan memancarkan sinar berwarna merah.

Maria meremat kedua tangannya.

Gawat. Dia akan mati. Tidak. Dia tidak boleh mati. Tidak. Ayahnya dia harus merawat ayahnya.

Dan Daemon itu kemudian melesatkan tembakannya ke arah Maria.

Gadis itu refleks memejamkan mata sebelum kemudian sebuah cahaya emas yang membentuk pola - pola aneh seperti segitiga, segienam dan simbol - simbol melayang di udara tepat di atasnya seakan membentuk sebuah dinding yang berfungsi sebagai tameng untuk menghalanginya dari tembakan sinar laser Daemon.

Lalu bagaikan kilat. Dengan cepat, nyaris tak terlihat, seseorang tiba - tiba melesat lalu dengan mudah memotong kepala Daemon.

Daemon tersebut sontak jatuh menghentak tanah kemudian perlahan - lahan melebur hilang. Bersamaan itu seorang pria berpakaian hitam dengan pin delapan bintang melekat di seragamnya turun.

Pedang bercahaya emas yang ia pegang seketika menghilang bersamaan dengan sosoknya yang berjalan mendekat ke arahnya. Sosok hitam tinggi tegap yang sempat terhalang oleh asap dari pertarungan itu perlahan - lahan mulai terlihat jelas.

Manik sewarna madu itu sontak melebar kala mengetahui siapa sosok yang dengan mudah membunuh Daemon itu.

"Jen... Jendaral."

***

Continue Reading

You'll Also Like

166K 15K 17
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
6.9M 365K 47
Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang model merupakan mimpinya, namun sayang ka...
91.9K 9K 26
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
1M 86.2K 42
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ___...