ALAN [END]

By tamarabiliskii

9.3M 1.1M 546K

Meluluhkan cowok cuek? Dingin? Yang banyak fans? PART MASIH LENGKAP | TERSEDIA DI TBO & GRAMEDIA Spin Off My... More

Prolog
1. Awal
2. Alan Modus?
3. Menyatakan Perasaan
4. Pertengkaran
5. Meisya Penting?
6. Drama Pagi Hari
7. Berangkat Bareng
8. Kesurupan
9. Cemburu?
10. Hamilin Anak Orang
11. Makan Bersama
12. Janda
13. Weekend
14. Gara-Gara Kinder Joy
15. Penolakan
16. Penting?
17. Khawatir (?)
18. Rumah Sakit
19. Sebenarnya
20. Ternyata Dia
21. Fakta
22. Sedikit Rasa Cemburu
23. PMS
24. Rencana Makan Malam
25. Pertemuan Tak Disengaja
26. Kejujuran
27. Dihukum Pak Surya
28. Keputusan Yang Menyakitkan
29. Antara Alan & Kenan
30. Mulai Dekat
31. Salah Paham
32. Demi Meisya
33. Weekend Di Rumah Alan
34. Flashback
35. Ingkar Janji
36. Bertemu Lagi
37. Isi Hati Alan
38. Pulang
39. Angel Menyebalkan
40. Kebohongan
41. Gila?
42. Permintaan Maaf Alan
43. Kabar Buruk
44. Permintaan Angel
45. Ulah Erlang
46. Rahasia Alan & Angel
47. Meisya vs Selena
48. Pernyataan Angel
Chat Alan & Meisya
49. Fakta Baru
50. Salah Paham
51. Sisi Lain Alan
52. Setelah Putus
53. Terungkap
54. Terlibat
55. Salah Sasaran
OPEN MEMBER GC
56. Salah Siapa?
57. Pembawa Sial
58. Kebimbangan Alan
59. Sindiran Meisya
60. Tentang El
62. Sisi Baik Andra
63. Terbongkar
64. Maaf Untuk Semua
65. Perjuangan Alan
66. Maaf, Sya.
67. Menyerah?
68. Akhir
69. Benar-Benar Berakhir
VOTE COVER NOVEL ALAN
SPECIAL CHAPTER + INFO PRE ORDER
PRE ORDER ALAN
INFO
SPECIAL CHAPTER ALANMEISYA

61. Benar atau Salah?

99.5K 14.5K 10.7K
By tamarabiliskii

Selamat pagi beban orang tua✨

TOLONG dari chap 60 kemaren dan selanjutnya dibaca dengan amat teliti ya. Karena kalo kalian skip2, kalian nanti gak paham dan ujung2nya akan ada pertanyaan yang harusnya gak usah ditanyakan.

Hari ini lagi sibuk ngapain?

Yang gamau komen burik no debat

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

________________________________


"Bang, kenapa?"

Andin, Anton dan Aksa baru saja tiba di rumah. Wanita paruh baya itu sedikit terkejut melihat ekspresi wajah Alan sekarang. Anak sulungnya itu tampak marah dan tidak tenang.

"Bang..." Andin mendekati Alan yang duduk di sofa. Sementara Anton, pria itu membawa Aksa ke kamar karena anak bontotnya itu sudah tertidur pulas di dalam mobil selama perjalanan pulang.

Alan menyadari kehadiran mamanya. Tapi cowok itu masih saja diam. Pikirannya kembali tidak tenang melihat kehadiran Meisya tadi. Semacam menginginkan Meisya tetapi juga membencinya.

"Ada masalah?" tanya Andin hati-hati. Andin menyadari, sepertinya Alan sedang tidak baik-baik saja sekarang. Ah, bahkan dari kemarin-kemarin. "Cerita sama mama, bang."

Setelah beberapa detik Alan hanya diam tanpa suara. Akhirnya cowok itu menatap mamanya begitu intens. "Alan kangen sama El," ucap Alan singkat.

Mata Andin mendadak berkaca-kaca. "El pasti juga kangen sama kamu. Sama kita," jawab Andin seraya bergerak memeluk tubuh kekar Alan.

Alan membalas pelukan mamanya. Tidak terasa tiba-tiba air mata keduanya menetes begitu saja. Tanpa saling mengetahui satu sama lain.

"Ikhlasin El ya, bang," kata Andin memberikan usapan pelan di punggung Alan.

Sangat jarang sekali melihat Alan bisa mengungkapkan apa yang dia rasa secara gamblang seperti sekarang. Biasanya cowok itu lebih banyak memendamnya sendirian. Sampai tidak ada satupun orang yang paham, dia sedang sedih, senang, atau sedang tidak baik-baik saja. Semua tampak sama, karena wajah Alan memang selalu datar.

"Ma, soal kecelakaan El dulu. Apa mama gak mau cari tau siapa orang yang..."

"El udah tenang di sana, bang. Kita gak boleh mengungkit-ungkit hal itu lagi," sela Andin cepat. Membuat bibir Alan kembali mengatup. Terdiam untuk beberapa saat.

"Tapi ma..."

"Dengerin mama." Andin melepaskan pelukan mereka. Menatap Alan lebih dalam. Tidak menyangka, Alan, anaknya yang selalu bersikap cuek dan dingin itu, hari ini benar-benar mau menunjukkan sisi kelemahannya dengan bekas air mata di pipinya.

"El pergi bukan karena hal itu. El pergi karena emang udah waktunya. El udah dipanggil sama Tuhan. Mau ada kejadian itu atau tidak. El bakal tetep pergi. Semua itu cuma perantara dari Tuhan, bang."

"Mulai sekarang mama minta, berhenti buat nyalahin diri kamu sendiri dan nyalahin orang lain atas kepergian El. Kita manusia cuma bisa berdoa dan berusaha. Semua ketentuan dan ketetapan tetap di tangan Tuhan."

*****

"Hari ini bekalnya udang crispy sama spagetti aja ya?" tanya Meca pada Meisya. "Emm...atau kamu mau yang lain?"

"Itu aja mi," sahut Meisya sembari membenarkan tali sepatunya.

Hari ini Meisya berencana untuk menanyakan sesuatu pada Meca karena sejak tadi malam ia tidak bisa tidur. Ia terus-terusan kepikiran mengenai dirinya yang tiba-tiba disebut sebagai penyebab El meninggal oleh Alan.

"Mi..." Meisya menghampiri maminya yang tampak sibuk menyiapkan bekal.

"Hm?"

"Meisya mau nanya serius."

Meca menoleh. "Apa sayang? Soal hape kamu, ya? Mami kemaren udah bicara sama papi kamu. Katanya papi mau balikin hp dan semua fasilitas kamu, asal...kamu sendiri yang minta ke papi."

"Tapi..."

"Gak usah takut. Kamu tau kan? Papi kamu itu sayang banget sama kamu. Dia mana tega buat kamu menderita lama-lama. Sebenernya dari kemaren papi kamu itu mau narik semua hukuman yang dikasih ke kamu. Cuma ya gitu...gengsi buat ngomong." Andin menghembuskan napas berat. Suami dan anaknya itu sama-sama mempunyai gengsi yang tinggi. "Kamu sama papi kamu itu sama. Gengsinya selangit."

Meisya cemberut. "Meisya gak gengsi. Tapi marah. Meisya marah sama papi karena papi udah seenaknya dan gak percaya sama Meisya."

"Siapa coba yang gak sakit hati kalo dituduh sembarangan?"

Meca mengangguk paham. "Iya mami paham. Tapi kamu juga harus tau. Papi kamu itu tersiksa banget gara-gara beberapa hari ini diem-dieman sama kamu. Apalagi setelah liat kamu yang gak pernah mau ikut sarapan dan makan bareng di meja makan."

Meca memasukkan bekal ke tas Meisya. "Dihabisin ya. Awas gak habis."

"Iya-iya."

"Mi..." Meisya berusaha mencekal pergelangan tangan Meca saat wanita paruh baya itu hendak pergi. "Ada hal lain yang pengen Meisya tanyain."

Meca bingung. "Apa?"

"Emm, tapi mami jawab jujur ya?"

"Kalo mami tau pasti mami jawab."

"Mi, apa dulu waktu Meisya masih kecil, Meisya pernah kecelakaan?"

"Kenapa nanya kaya gitu?"

"Meisya cuma pengen tau, mi. Meisya selalu merasa kalo kenangan masa kecil Meisya itu cuma dikit. Banyak hal yang Meisya gak bisa inget di umur sepuluh tahun ke bawah."

Hal itu memang benar. Meisya sering merasa kalau ingatan masa kecilnya tidak bisa ia ingat dengan sempurna. Ada beberapa hal yang memang ia ingat dengan jelas tapi ada beberapa hal juga yang hanya ia ingat dengan samar-samar.

Ekspresi wajah Meca langsung berubah mendengar pengakuan Meisya barusan. "Ini udah siang, Sya. Sana berangkat. Nanti telat. Kamu kan naik angkot."

"Jawab dulu, mi." Meisya tampak memelas.

Meca memejamkan mata sejenak lalu menghela napas berat. "Sya, ini udah..."

Mendengar suara langkah kaki. Meisya menoleh ke arah tangga. Di sana Sadam dan Angel tampak berjalan beriringan. Dua orang itu asyik mengobrol sambil sesekali tertawa lepas.

"Meisya berangkat dulu, mi." Meisya bergegas mencium punggung tangan Meca dan segera pergi.

"Hai, Sya," sapa Angel sok manis. "Kok buru-buru?"

Meisya menghentikan langkahnya saat sapaan menjijikan itu memasuki gendang telinganya. Sebenarnya Meisya malas menanggapi Angel, tapi berhubung pagi ini mood nya agak membaik. Meisya sedikit berminat untuk meladeni Angel. Meisya melirik Angel sebentar lalu menjawab dengan nada sesantai mungkin. "Karena gue harus berangkat ke sekolah tepat waktu, makanya gue buru-buru. Kalo telat, gue bisa dihukum atau mungkin dikeluarin dari sekolah. Kaya... lo."

Angel menggeram tertahan mendengar sindiran Meisya. Namun karena mengingat jika saat ini masih ada Sadam dan Meca di sampingnya, Angel berusaha agar tetap tenang. Menahan emosinya agar tidak meluap untuk saat ini.

"Lagian kalo dikeluarin dari sekolah kan gak enak. Nanti home schooling. Ih pasti bosen karena gak punya temen," kata Meisya lagi. Membuat Angel semakin bertambah panas. "Gue berangkat dulu deh, dahhh!!!"

"Mami Meisya berangkat yaaa!!" pamit Meisya. Meisya sengaja mengabaikan Sadam yang sedari tadi hanya diam di samping Angel.

*****

Bugh

Bugh

Bugh

"Bangsat! Lo yang tampar Meisya kan!!" marah Andra. "Pengecut!"

Alan berusaha berdiri. Serangan Andra barusan terlalu tiba-tiba. Hingga Alan tidak bisa menghindar.

"Apa urusan lo?" tanya Alan yang saat ini sudah berdiri meski agak sempoyongan.

"Lo itu cowok! Anjing! Bisa-bisanya nampar cewek!" Napas Andra memburu naik turun. Setelah kemarin ia cari tahu, ternyata dugaannya benar. Pipi Meisya merah memang karena bekas tamparan dan sialnya lagi, Alan yang melakukan hal itu. "Sebrengsek apapun gue, gue gak pernah nampar cewek kaya lo!"

Bukannya merasa terhina. Alan justru menampakkan senyum smirk-nya. "Iya, brengsek lo emang bukan nampar cewek tapi hamilin cewek dan gak mau bertanggung jawab!"

Andra mengernyitkan dahi. Tidak mengerti dengan ucapan Alan. "Apa maksud lo?! Gak usah sembarangan mulut lo! Gue gak sebanci itu!"

Alan mendekati Andra lalu memberinya satu bogeman mentah tepat di wajah cowok itu.

Bugh

"Lo yang udah hamilin Angel kan anjing!" teriak Alan emosi. "Bangsat lo! Bajingan!"

Bugh

Bugh

Bugh

"Gue gak hamilin Angel! Dan gue gak pernah nyentuh Angel!" bantah Andra sembari mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar akibat pukulan yang Alan berikan.

"Gue punya buktinya! Lo yang kemaren ke sini buat nitipin kertas ke cewek di sekolah ini yang isinya ancaman buat buat gue!"

Alan memang sudah mencari tahu, siapa orang yang kemarin memberinya ancaman. Dugaannya adalah Andra. Karena di CCTV yang ia lihat, Andra menghadang satu cewek di depan gerbang sekolah, lalu memberinya sebuah kertas.

"Gak usah pura-pura bego!" tambah Alan. Sementara Andra masih terdiam. Berusaha mencerna semua tuduhan yang Alan berikan padanya.

"Terserah! Gue gak peduli!" ujar Andra pasrah. "Gue bukan orang yang lo maksud!"

Setelah mengucapkan kalimat itu Andra pergi dari area parkiran SMA Cakrawala. Meninggalkan Alan yang kini menjambak rambutnya, frustasi.

"Aarrrghhh....!!! Bangsat!" Alan menendang batu di depannya. Ia sangat yakin kalau dalang di balik masalah ini adalah Andra. Karena Alan tidak mempunyai musuh lain, selain Andra.

"Gue harus cari bukti lain, selain rekaman CCTV depan gerbang sekolah kemaren," gumam Alan penuh tekad.

Sedangkan di sisi lain, Meisya yang sejak tadi memerhatikan percakapan antara Andra dan Alan masih tampak terkejut. "Yang hamilin Angel, Andra? Tapi...tau ah pusing gue!"

*****

"Gak ke kantin?" tanya Sarah setelah guru keluar dari kelas mereka.

"Bentar, gue mau ngomong sama lo."

"Paan?"

"Tadi pagi gue liat Alan sama Andra berantem di parkiran."

"Hah? Kok bisa?" kaget Sarah. "Emang anak sekolah lain dibolehin masuk ke sini? Kan seragam sekolah Andra beda sama kita?"

"Ck! Pointnya bukan itu, Sar. Gue gak mau tau soal itu. Yang gue pikirin sekarang, apa bener kalo Andra yang udah hamilin Angel?"

"Andra ham...emmmmppp..."

Dengan segera Meisya membekap mulut toa Sarah. Gila saja, ini di dalam kelas. Bisa makin heboh masalahnya kalau ada murid lain yang mendengar. Pasalnya, meskipun Andra bukan murid SMA Cakrawala tapi Andra itu banyak dikenal oleh murid-murid dari sekolah lain. Terutama murid SMA Cakrawala.

Meisya menatap sarah jengkel. "Diem anjir. Kaga usah teriak!"

Sarah nyengir. "Maap, maap, gue mah refleks, Sya. Eh tapi lo tau dari mana?" tanya Sarah sedikit berbisik. Agar tidak terdengar yang lain.

"Gue denger dari percakapan Alan sama Andra di parkiran tadi. Alan nuduh Andra kaya gitu, terus katanya Alan juga punya bukti kalo pelakunya Andra."

Sarah mendengus. "Gak rela gue. Padahal gue udah ngeship lo sama Andra. Masa sekarang malah kaya gini? Terus misi balas dendam gak jadi dong?"

"Tau deh, gue juga masih gak percaya. Gue tau Andra itu emang bandel, tengil, sombong, suka sok, tapi selama beberapa hari ini gue sering sama dia. Gue jadi tau tentang sisi baik Andra. Jadi gue masih agak ragu kalo Andra yang beneran hamilin Angel."

"Apalagi pas lagi di rumahnya beuh, nyokap nya Andra baik banget sama gue dan gue juga bisa liat Andra deket banget sama nyokap nya. Itu yang ngebuat gue gak percaya kalo Andra tega ngelakuin hal semenjijikan itu sama Angel," tambah Meisya.

Sarah mengangguk setuju. "Iya sih, biasanya cowok yang deket dan sayang banget sama mamanya, dia gak bakal tega berbuat hal bejat ke cewek. Apalagi sampek ngerusak. Karena dia sadar kalo mamanya juga cewek. Artinya dia sama aja ngrendahin mamanya. Tapi...gak menutup kemungkinan juga sih, Sya."

*****

"Sya, please percaya sama gue. Bukan gue yang hamilin Angel!" Andra mengejar Meisya yang terus menghindar. Sepulang sekolah Andra langsung menuju ke Cakrawala. Seperti biasa, tujuannya adalah untuk mengajak Meisya pulang bareng tapi sekarang gadis itu justru menghindarinya karena salah paham.

"Ndra, gue gak peduli mau lo apa enggak. Sekarang lo gak usah ngejar-ngejar gue dan gak usah berharap kalo gue bisa nerima lo. Karena sampe kapanpun gue gak bisa sama lo," tegas Meisya.

Andra terdiam untuk beberapa saat. Tidak biasanya cowok itu menunjukkan raut wajah sedihnya. Bertahun-tahun cintanya ke Meisya bertepuk sebelah tangan. Apa semuanya memang akan berakhir semenyedihkan ini?

"Kenapa?"

Dahi Meisya mengernyit tidak paham. "Apanya yang kenapa?"

"Kenapa lo gak bisa balas perasaan gue, Sya? Padahal gue tulus banget sama lo. Kalo sampe lo jadi pacar gue, gue rela berubah jadi apapun yang lo mau biar lo tetep sama gue. Apapun."

Melihat tatapan sendu dari kedua mata Andra, Meisya jadi sedikit merasa bersalah. Apa dia sejahat itu? Padahal selama ini Andra yang selalu ada untuknya. Di kala Meisya membutuhkan bantuan Andra selalu siap membantu.

"Gue gak bisa paksain perasaan gue. Gue gak mau pura-pura suka sama lo, padahal enggak. Karena itu bakal nyakitin lo," kata Meisya. "Di luar sana masih banyak cewek cantik yang bisa lo dapetin. Lo ganteng, lo tajir, lo punya segalanya, pasti banyak yang mau sama lo."

Andra tersenyum kecut. "Emang banyak yang mau sama gue. Tapi gue maunya cuma sama lo."

"Ndra, gue bisa kalo cuma temenan sama lo, gue..."

"Bullshit, Sya. Temenan sama lo bukan buat gue bahagia. Malah buat gue makin menderita. Gak ada ceritanya cowok bisa berteman baik sama cewek yang udah nolak dia berkali-kali," sela Andra. "Itu nyakitin."

"Tapi..."

Andra menghela napas panjang. "Oke, gue gak bakal maksa lo lagi. Tapi izinin gue bantu lo buat bongkar kebusukan sodara dan sahabat lo. Setelah itu gue bakal pergi dan gak ganggu lo lagi."

Meisya tidak terlalu paham dengan ucapan Andra barusan. "Sodara sama sahabat gue? Maksud lo Angel sama Sar..."

"Bukan Sarah, tapi Kenan," potong Andra cepat. Tentu saja hal itu membuat Meisya melongo tidak percaya. "Gue tau, mereka adalah dalang di balik semua ini. Mereka yang udah adu domba lo, gue sama Alan."

Meisya tertawa. "Jangan ngaco, Ndra! Kenan itu baik. Dia gak mungkin kaya gitu. Lagian dia udah..."

"Udah pindah?" Satu alis Andra terangkat sebelah. "Justru itu adalah salah satu rencana dia. Biar gak ada yang curiga."

"Lo cantik tapi bego."

Meisya berdecak kesal. "Gak usah bawa-bawa otak ya, lo. Gue tau, gue emang bego tapi gue gak sebego itu!"

Andra terkekeh. "Tapi kenyataannya lo bego banget, Sya. Selama ini bahkan lo gak sadar kalo mereka berdua yang ngrencanain drama ini buat hancurin hubungan lo sama Alan."

"Gue emang suka sama lo. Gue juga sadar kalo gue bukan cowok baik-baik. Tapi soal hati gue gak pernah main-main. Gue gak akan pernah ngelakuin hal bodoh kaya Angel sama Kenan cuma demi cinta."

"Sekarang lo ikut gue kalo lo mau gue tunjukin semua kebusukan Angel sama Kenan."

Tanpa banyak berpikir, Meisya naik ke atas motor Andra. Ada benarnya juga apa yang Andra katakan tadi. Selama ini dirinya memang bego karena tidak peka pada hal-hal yang seharusnya ia curigai.

*****

Angel meraih ponselnya yang terus berdering. Padahal ia malas sekali mengangkat telfon kalau bukan dari Alan.

"Ya, kenapa?" tanya Angel jutek.

"Gimana perkembangannya?"

Angel mengedikkan bahu. "Ya gitu, susah banget buat luluhin hatinya Alan."

"Meisya sama Andra?"

"Setelah lo berhasil fitnah Andra soal kertas yang isinya ancaman buat Alan kemaren itu, kayanya Alan yakin kalo yang hamilin gue itu Andra."

"Bagus, dengan begitu Alan akan semakin benci liat Meisya sama Andra. Begitu juga dengan Meisya, dia gak bakal punya pahlawan lagi karena udah gak percaya sama Andra. Dan di saat yang tepat, gue bakalan dateng jadi pahlawannya Meisya."

"Ck, terus gimana gue sama Alan? Gimana kalo Alan gak bakal luluh sama gue?" decak Angel.

"Goblok, lo udah gue kasih enak tinggal luluhin hatinya Alan. Masih aja gak bisa. Sekarang Alan udah percaya banget sama lo. Tinggal pinter-pinternya lo aja ambil hati Alan."

Angel mendengus. "Kalo gue terlalu agresif kaya kemaren. Gue takut Alan makin jijik sama gue."

"Gue gak mau tau. Itu urusan lo. Urusan gue cuma Meisya."

"Serah lo," pasrah Angel. "Emm, kayanya papi mulai nyesel deh. Gue takut Meisya bakal jadi ratu lagi di rumah ini."

"Sebelum gue dateng buat jadi pahlawannya Meisya. Lo harus bisa pastiin kalo Meisya harus merasa gak punya siapa-siapa. Sampe akhirnya nanti setelah gue dateng, Meisya bakal nganggep gue satu-satunya orang yang bisa ngertiin dia."

"Ya, tapi gue gak janji."

"Gue gak main-main, Angel. Kalo rencana ini gagal. Bukan cuma gue yang gak bisa dapetin Meisya. Tapi lo juga gak bakal bisa dapetin Alan. Inget itu Angel."

*****

Hem, gimana part ini?

Paham gak sih? Apa masih bingung? Kalo masih bingung jedotin palanya ke tembok biar makin bingung.

Mau up di chap 65 apa 70?

*itu maksud aku "end" ya bukan "up", gak aku edit nanti komen di situ ilang

Lanjut?

Pesan buat Alan?

Pesan buat Meisya?

Pesan buat Angel?

Pesan buat Kenan?

Pesan buat Andra?

Atau buat siapa aja, buat author juga boleh :

Mau up kapan? Spam disini!!! Semakin banyak yg komen dan vote semakin cpt juga up nya.

Spam komen pake emoji ❤ :

Jangan lupa follow instagram :

@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2

@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
@sarahadeeva
@erlangaileen

See yoouu 🤍💙

Alan manis sekaliiihhh

Ini gambaran wajah bahagia Alan ketika berumah tangga sama aku🥰

Andra ganteng2 jd sadboy. Mending jd my boy, Ndra :)


Kenan jgn jadi cowok brengsek, ya. Mending jd cowok aku aja😏

Meisya mulus sekaliii

Angel pov : apa lo liat-liat? Iri?

Continue Reading

You'll Also Like

51K 4.2K 38
Jika diibaratkan 4 musim, Milo berada dimusim yang mana? "Aku tak bisa memilih. Karena, Milo bisa aja berada di 4 musim tersebut. Sifat hangat bagai...
5.3M 228K 54
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
3.6M 293K 70
[Part masih lengkap-Tersedia di Gramedia] "Gue sumpahin lo suka sama gue?!" Berawal dari sumpahan Keyra terhadap Geanno, Ketua OSIS SMA Aksara Bangsa...
2M 118K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...