Absen sesuai tahun kelahiran :
Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3
Jangan lupa follow Instagram :
@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2
@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
Drtt...drtt...drtt...
Alan menggerakkan tangannya untuk mencari benda pipih yang mengganggu tidurnya pagi buta begini.
"Hm?" gumam Alan. Menempelkan ponsel di telinga dengan mata yang masih enggan terbuka.
"Lan, gue mau minta tolong."
"Apa?" Alan tidak heran. Kalau Ilham menelfonnya sudah pasti si jenglot itu mau meminta bantuan pada Alan.
"Gue boleh nitip Lovi bentar ngga?"
"Lovi?"
"Iya, Lan. Bentar doang janji."
"Males."
"Ayo dong, Lan. Jahat banget lo," paksa Ilham.
"Ngga!"
"Lan, lo ganteng deh. Titip Lovi ya?"
Alan bergidik ngeri. "Jijik."
"Lan, plisss. Cuma lo temen gue yang baik. Si Akbar gue telfon ngga aktif. Kalo Gala, ya lo tau sendiri dia pasti sibuk ngurus Riri. Cuma lo harapan gue satu-satunya."
"Sekarang?"
"Iya, abis ini gue anterin dia ke rumah lo. Lo beneran mau jaga Lovi kan?"
"Hm."
"Ya Allah sumpah lo ganteng banget. Makasih, Lan. Muaahhhh..."
"Ck, gila."
"Lan, lo harus jagain Lovi sepenuh hati seperti pacar sendiri," pesan Ilham. "Gue ngga mau Lovi kesepian. Ntar lo sering-sering ajak ngobrol dia ya?"
"Hm."
"Pokonya jangan sampe lo buat dia badmood. Untuk sekarang Lovi dulu. Meisya belakangan hahaha..."
Alan berdecak malas. Tanpa babibu Alan langsung mematikan sambungan telfon. Malas jika harus mendengar ocehan Ilham terus-menerus. Lama-lama telinga Alan jadi panas.
Karena masih mengantuk. Alan kembali memejamkan mata untuk pergi ke alam mimpi yang sempat Ilham ganggu. Namun, baru beberapa detik, ponsel Alan berbunyi menjadi pengganggu lagi. Kali ini bukan dering telfon melainkan pesan.
08523689xxxx
Selamat pagi masa depan❤
Dahi Alan mengernyit heran setelah membaca pesan singkat itu. Tidak berniat membalas, Alan mengabaikannya begitu saja. Paling itu juga pesan dari fans-fansnya yang tidak jelas.
Ting
Ting
Ting
"Ck!" decak Alan. Kembali membuka ponsel.
08523689xxxx
Alannnn
Gue Meisya lan
Save back nomor gue yaaa
Alan
Mls
08523689xxxx
Jahat, ngga boleh gitu sama calon istri, ntar lo gue kutuk jadi kutu
*batu
Alan baless dong
Aksa ompong makan tomat
Sombong amat 😒
Main yoyo sambil makan kedongdong
Ayoooo balesss doonggg!!!!
Mandi males dimarahin bunda
Kalo ngga bales jodoh lo janda!
Alan
?
08523689xxxx
ASTAGFIRULLAH! SUSAH SUSAH MIKIR PANTUN CUMA DIBALES TANDA TANYA DOANG?
Alan
Trs?
08523689xxxx
Ngga papa deh yg penting lo mau bales
Uda bangun?
Alan
Blm
08523689xxxx
Haha Alan bisa lawak juga
Alan
G spn
08523689xxxx
Apaan spn?
Sopan?
Gue ngga sopan?
Alan
Y
08523689xxxx
Kenapa gue ngga sopan?
Gara-gara gue chat duluan?
Harusnya gue nunggu chat dari lo ya, Lan? Soriii gue gasabar
Tangan gue udah gatel pengen chat lo
Alan
Grk
08523689xxxx
Grk apa? Gerak?
Alan
Garuk
08523689xxxx
Lo mau gue garuk? Garukin yang mana lan? Gue siap kok 😍
Alan
Gila
08523689xxxx
LAH TERUS LO NGOMONG GARUK ITU APA MAKSUDNYA?!
Alan
tgn lo ktnya gtl? y ud grk aj
08523689xxxx
Garukin!
Ayo cepet!
Alan
Gila
08523689xxxx
Eh btw katanya gue gasopan? Kenapa?
Alan
mnggl nm
08523689xxxx
Hah?
Manggil nama?
Alan
Gw kk kls lo
08523689xxxx
Terus gue harus manggil apa?
Manggil kak Alan gitu?
Alan
hm
08523689xxxx
Panggil sayang aja boleh ga?
Alan diam. Memegang dadanya. Kenapa ada debaran yang tidak biasanya ia rasakan?
08523689xxxx
Lan?
Kok ngga bales?
Lo lagi deg degan ya?
Alan
G
08523689xxxx
Alan simpen nomor gue ya?
Alan
G
08523689xxxx
Selain jawaban G, gada yg lain?
Alan
Mls
08523689xxxx
Lan simpen nomor gue!
Kalo gamau gue bakal cium lo!
Alan
Strs
08523689xxxx
Oke thanks alan!
Muahh... 😘😘😘
*****
"Anjing."
"Apa lo?" Erlang melotot tidak terima.
"Anjing," ulang Aksa santai.
"Gue aduin ke mama lo. Udah dibilang ngga boleh ngomong anjing buat ngumpat ke orang. Malah ngomong anjing terus," ancam Erlang.
"Anjing."
Erlang semakin geram. "Bener-bener lo ya."
"Anjing."
Erlang mulai berteriak untuk mengadu pada Andin. "Mamaaa....!!!!"
"Anjing."
Erlang berhenti berteriak. "Lo ngatain mama anjing?" delik Erlang tajam.
"Kenapa sih?" Andin menuruni anak tangga dengan perasaan dongkol. Bisa ngga sih anak-anaknya itu ngga bikin pusing sehari saja. Di hari weekend begini, Andin dan Anton juga butuh waktu untuk quality time berdua. Sebagai proses pembuatan adik untuk Aksa misalnya.
"Ini ma, Aksa ngomong anjing terus."
Andin menatap Aksa, bertanya. "Aksa bener apa yang dibilang bang Er?"
"Bener," angguk Aksa tidak mengelak.
"Aksa ngga boleh ngumpat ke...."
"Anjingg...!!!!" Aksa berlari naik ke tangga.
Andin dan Erlang saling tatap heran. Tidak lama kemudian Andin dan Erlang ikut berlari menyusul Aksa.
"Anjingggg....!!!!" teriak Andin dan Erlang bersamaan saat melihat seekor anjing yang ada di belakang Erlang. Anjing itu menatap Andin dan Erlang tidak santai.
"Guk...guk...gukk...gukkk...." gonggong anjing itu mengejar Andin dan Erlang.
"Ma itu anjing siapa? Perasaan kita ngga punya anjing?" kata Erlang sambil terus berlari.
"Mama juga...anjiiingggg...." Andin kembali berteriak saat anjingnya semakin dekat.
Melihat mama dan abangnya lari-lari Aksa menyembulkan kepala di pintu kamar. "Mama lagi balapan lari sama bang Er?"
"Bacot! Buka!" Erlang menerobos masuk ke kamar Aksa disusul Andin di belakangnya.
Sementara itu anjing yang entah milik siapa itu menggonggong di depan pintu kamar Aksa semakin keras.
"GUK...GUK...GUK...GUK..."
Aksa menatap mama dan abangnya yang masih berusaha menetralkan napas. Naik tangga lari-larian ternyata melelahkan juga.
"Suaranya mirip bang Erlang ya ma?" kata Aksa tiba-tiba.
"Hah?" respon Andin tidak mengerti.
"GUK...GUK...GUK...GUK..."
"Suara anjing mirip suaranya bang Erlang," ulang Aksa. Erlang melotot tidak terima.
"Enak aja disamain kaya suara gue," protes Erlang. "Suara gue merdu, seksi, serak-serak basah gini dibilang mirip suara anjing."
"Bukan serak-serak basah, tapi serak-serak becek!" cibir Aksa.
Andin menghela napas lelah. "Udah-udah, jangan berantem. Mama bingung itu gimana ngusir anjingnya. Kayanya ganas banget anjingnya."
"Suruh bang Er ma," usul Aksa.
"Kok gue?"
Senyum Aksa mengembang penuh makna. "Anjing 'kan temennya bang Er."
Aksa menepuk jidatnya sendiri. "Eh salah, temennya bang Er bukan anjing. Tapi buaya. Buaya darat hahaha..."
"Aksa kamu ngomongnya aneh-aneh belajar dari mana?"
"Tau, masih bocil juga. Pasti dari hape tuh mah. Sita ma, sita," kompor Erlang.
"Bener?" Andin menatap Aksa meminta penjelasan.
Aksa menggeleng polos. "Engga ma, Aksa kalo ngomong itu niru ke bang Er bukan hape. Jadi salahin bang Er aja. Jangan salahin hape Aksa."
"Heh! Sembarangan lo!" nyolot Erlang.
"Bener ma, Aksa ngga boong. Harusnya hape bang Er yang mama sita. Soalnya di hape bang Er banyak foto-foto cewek yang lagi...emmmmm..."
Erlang buru-buru membungkam mulut ember Aksa. Bisa-bisanya bocah sejenis tuyul itu mau mengadu yang tidak-tidak pada Andin. Kalau sampai Aksa mengadu akan jadi panjang urusannya.
"Jangan dengerin, ma. Aksa ngawur."
Aksa memberontak. "Bwjnhaksimklalal...." ucap Aksa tidak jelas.
"Erlang, lepasin."
Kalau bukan karena mamanya, Erlang mana mau melepaskan bekapan tangannya pada mulut Aksa. Yang ada Erlang malah ingin menjahit mulut Aksa agar tidak ember lagi.
"Sini mama liat hape kamu," todong Andin ke Erlang.
Haduh, mati gue!
"Ma, hape Erlang di kam..."
"Itu hape bang Er di kantong!" tunjuk Aksa cepat.
Dasar tuyul!
"Sini," delik Andin tajam. Membuat Erlang mau tidak mau mengeluarkan ponselnya dari kantong.
"Maa..." rengek Erlang saat Andin langsung merebut ponsel dari tangannya.
"Ma anjingnya udah pergi!" heboh Erlang berusaha mengalihkan fokus mamanya. Tapi gagal, Andin masih sibuk mengotak-atik ponsel milik Erlang. Mulai dari galeri, aplikasi-aplikasi sosial media hingga terakhir Andin fokus mengamati Whatsapp.
Sementara itu Alan yang baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian casual, berjalan santai. Hari ini Alan ada janji untuk nongkrong bersama anak-anak Drax.
"Lovi?"
Alan mendekati anjing yang berdiri di depan kamar Aksa.
Anjing itu menggonggong. Tapi kali ini gonggongannya biasa saja. Tidak menakutkan seperti tadi.
"Kok bisa di sini?" gumam Alan heran. Alan menuntun anjing itu menuruni anak tangga.
"Loh anjing siapa, Lan?" Anton baru saja keluar kamar. Menyusul Alan menuruni anak tangga.
"Punya Ilham. Nitip."
"Oh, punya Ilham. Ilham nya ke mana emang?"
"Ada urusan bentar."
"Mama sama adek-adek kamu ke mana?"
Otomatis Alan langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut rumah. "Ngga tau, Alan baru keluar kamar. Udah sepi," balas Alan mengedikkan bahu.
"Bentar-bentar, papa cari di kamar Erlang. Soalnya tadi dia teriak-teriak manggil mama."
Baru saja Anton hendak melangkah menaiki anak tangga untuk mencari Andin di kamar Erlang. Namun langkah Anton terhenti ketika melihat Andin, Erlang dan Aksa muncul bersamaan.
"Ayo masih mau chat janda lagi?" Andin menjewer telinga Erlang cukup kuat hingga cowok itu meringis meminta ampun.
"Ampuunnn, ma....itu Erlang cuma iseng."
"Hahaha..." Aksa tertawa puas melihat Erlang di marahi mamanya seperti sekarang.
Anton menatap Andin dan Erlang bingung. "Kenapa, ma?"
"Ini, pa. Barusan mama cek hape Erlang, masa dia chat-chatan sama janda sebelah rumah itu."
"Hah?" Anton terkejut. "Beneran kamu chat sama janda itu, Lang?"
Erlang menggeleng tegas. "Mama salah paham, pa," elak Erlang membela diri.
"Erlang bisa jelasin!" tambah Erlang.
Anton justru geleng-geleng heran. "Ngga nyangka papa, masa kamu masih remaja gini seleranya janda. Papa aja ngga mau sama janda."
"Tuh, papa kamu aja ngga mau sama janda. Tapi kamu masih kecil malah suka janda!" Andin semakin kencang menjewer telinga Erlang.
"Tapi kalo jandanya cantik dan montok ya bisa dibicarakan baik-baik lah," tambah Anton pelan. Sayangnya telinga Andin itu tajam. Jadi, wanita beranak tiga itu bisa mendengar apa yang Anton katakan.
"Papa!" delik Andin.
Anton bergerak mundur karena takut akan dijewer seperti Erlang. "Engga ma, engga! Papa bercanda! Serius ngga bener!"
"Ma..." rengek Erlang. "Erlang chat dia karena Erlang main ToD sama temen-temen kemaren, ma. Terus Erlang di tantang suruh chat janda. Mau ngga mau Erlang harus lakuin."
"Tapi kamu malah seneng 'kan? Kalo tantangannya gitu?"
"Ya iya lah ma," gumam Erlang.
Andin melotot tajam pada Erlang. "APA?"
"Eh engga ma...engga..."
"Jewer terus ma! Jewer!" kompor Aksa.
"Dapet dari mana kamu nomornya?"
"Itu si Panca ma yang ngasih. Dia dapet dari grup Facebook."
"Grup Facebook?" tanya Anton. Sekalian mengintrogasi anak sekalian dapat informasi juga. Siapa tahu nanti dirinya bisa nyari janda di sana hahaha...kan lumayan.
"Di Facebook tuh banyak pa, kaya grup-grup jual beli janda gitu. Panca dapet dari sana. Dikasih ke Erlang, ngga taunya itu nomor janda sebelah rumah. Jadi beneran ngga sengaja."
"Mama ngga mau tau! Blokir sekarang nomornya atau hape kamu mama sita?!"
"Iya ma, Erlang blokir nomornya." Erlang mengusap-usap telinganya yang terasa panas.
Andin membuang napas lelah. Beralih menatap ke Alan. "Astaga, itu anjing siapa bang? Tadi dia galak banget, ngejar kita," adu Andin.
"Tadi dia ngejar mama?" jawab Alan bertanya balik.
Andin mengangguk. "Iya, sampe mama, Erlang, Aksa takut. Makanya kita sembunyi di kamar Aksa."
"Ini anjing Ilham, ma. Lovi emang galak sama orang yang belom pernah dia temui. Alan udah beberapa kali liat dia waktu di rumah Ilham. Jadi dia nurut sama Alan," jelas Alan panjang lebar.
"Lovi?" alis Erlang terangkat sebelah. "Serius nih anjing namanya Lovi?"
"Hm."
"Ngga pantes banget. Serem gitu dikasih nama Lovi. Harusnya Parto kek atau ngga Marno gitu."
"GUK...GUK...GUK...GUK..!!!" Anjing itu kembali menggonggong. Menatap Erlang tidak santai.
"Buset, dendam amat sama gue."
"Makanya kamu jangan ngomong macem-macem," omel Anton.
"Papa, ngga mau beli anjing?" Aksa menatap papanya polos.
"Aksa pengen punya anjing?" Sekarang Andin yang bertanya pada Aksa.
"Iya, ma. Aksa pengen anjing."
Anton terbahak. "Tapi tadi kamu takut. Udah lah dek, kamu piara capung aja. Ntar papa beliin capung sekilo."
"Tapi Aksa sekarang pengen anjing, pa." Aksa menatap papanya memelas.
"Kenapa? Kok tiba-tiba?"
Aksa nyengir kuda. "Bukan buat Aksa sih tapi buat bang Er. Biar bang Er punya temen."
"Temen?" Anton tidak mengerti.
"Biar bang Er kalo lagi nge-gonggong ada barengannya, pa, hehehe..."
"Anjing!" umpat Erlang yang langsung mendapat jeweran di telinganya, lagi. Tidak hanya itu, umpatan Erlang barusan juga langsung membuat si Lovi menggonggong tidak santai.
"GUK...GUK...GUK..."
"Ayo ngumpat lagi?" tantang Andin.
"Ampun, ma...ampun...Erlang tadi ngga ngumpat tapi manggil anjing doang," alibinya.
"Pa..." Aksa menggoyang-goyangkan tangan Anton. "Kalo Aksa ngga mau piara anjing."
"Terus apa? Capung?"
Aksa menggeleng. "Piara janda, boleh?"
"APA?!"
*****
Aksa mau piara janda, gimana ngab? Estetik banget kan piaraan Aksa? 😭
Semangatin buat ngerjain skripsi dong! 😭 kalo bisa kasih kata kata yg estetik wkwk.
Spam komen dan vote yang banyak untuk mendukung cerita ini!!!!
Jangan lupa follow Instagram :
@tamarabiliskii
@drax_offc
@draxfanbase
@draxfanbase2
@alan.aileen
@meisyanata_
@galaarsenio
@ilhamgumilar1
@akbar_azzaidan
Alan & Erlang waktu masih imut
Pas udah gede amit amit 😭