50🔪Milaaaaa..🔪

1K 69 0
                                    

Sebelum baca vote ya sayangg sayanggggg...

Happy reading..

Tiwi menangis sesegukan di dalam kamarnya. Sekarang dia kehilangan Deandra, satu satunya pria yang selalu berpihak padanya. Karena keegoisannya semata membuat Dean merenggang nyawa dengan cara yang tak pantas. dan Tiwi menyesali segala perbuatannya.

Tiwi mengelus foto Dean. Rasa sakitnya membelenggu di dada.

"Maafin gue Dean hikss. Karena gue lo pergi dengan cara gak wajar. Maafin gue udah manfaatin perasaan lo untuk segala hal buat gue. Hikss.. Maaf" Tiwi menutup wajahnya. Sekelabat bayangan kebersamaan dirinya dan Dean terputar jelas. perbincangan satu dua minggu lalu masih terus menghantuinya.

"Gue lakuin segalanya buat lo Wi. Apapun itu gue iklas asal itu untuk lo. Perasaan gue selamanya buat lo, bahkan jika matipun gue iklas mati di tangan lo, gue akan lakuin segalanya buat lo"

"Lo yakin De? Sekalipun itu gue nyuruh lo bunuh orang lain demi kepentingan gue?"

"Apapun gue lakuin untuk lo"

Sekelabat percakapan terus memutar dalam pikiranya. Sekarang karena keegoisannya dia kehilangan seseorang yang mencintainya. Menyesal? Apa yang harus di sesalkan sekarang? Semuanya sia sia. Dia mengaku bersalah dan terluka dengan kepergian Dean.

"Gue cinta sama lo De" gumamnya.

.
.

Jam berputar dengan cepat, hari terus berganti dan sekarang telah seminggu lebih semua kejadian berlalu. Dan Maya belum juga kembali. Mila mengambil Jilbab hitambya karena hari ini adalah hari jumat. Memakai anak jilbab hitam. Dengan rok panjang semata kaki dan baju panjang selutut dan di bagian pinggangnya yang kecil.

Mila melangkah kebawah menuju ruang sarapan pagi. Sudah beberapa minggu orang tuanya tidak kembali ke luar negri dan menetap di Indonesia. Mila duduk di depan seorang Pria yang seumuran dengannya. Zainal anak dari tantenya Raya.

"Ngapain lo disni?" tanya Mila tak suka. Zainal mengangkat bahunya acuh.

"Aunty datang bareng Zainal" jelas Raya. Semua anggota keluarga berkumpul di meja panjang. Dengan Opa di meja ujung sebagai pemimpin, oma di sebelah kiri dan sebelah kanan ada Marcel dan Lila sedangkan Mila duduk tepat d sebelah Tiwi.

Semuanya makan dengan tenang setelah intrupsi berdoa sesuai keyakinan. Mila yang selesai pertama segera berdiri.

"Aku duluan" pamitnya. Mila mengalami semua orang disana dengan sopan dan melangkah keluar. Menuju mobilnya yang sekarang selalu menemaninya kemanapun dia pergi.

Mila melaju dengan kecepatan sedang dan dala waktu 20 menit Mila telah sampai di tempat parkir sekolah. Mila turun dan seketika dirinya menjadi tatapan semua murid. Mila melangkah santai dan tersenyum menyapa semua murid yang menyapanya.

.
.

"Aku mau berangkat" ujar Tiwi.

Tiwi berdiri dari duduknya dan menyalimii semua orang. Dan diikuti dengan Zainal. Keduanya beriringan keluar dari Mansion itu.

"Gue kecewa sama lo" ujar Zainal tiba tiba. Tiwi berhenti melangkah.

"Maksud lo?" tanyanya. Zainal melirik sinis.

"Gue kira kita punya satu tujuan yang sama untuk nyatuin Maya dan orang tua lo dan gue. Tapi ternyata gue salah" ujarnya. Tiwi terdiam. Ingatannya kembali saat dirinya berada di rumah sakit.

"Maka itu Lo mesti sembuh. Tugas Lo dan gue belum selesai" ujar Zainal membuat Tiwi bingung.

Tiwi mematung mengingat kejadian itu. Zainal menoleh.

My Sweet Boyfriend (END) Where stories live. Discover now