07🔪why?!🔪

3.4K 223 13
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote ya!!
.
.
.
Bara dan Kenath terduduk di atas motor ninja mereka masing masing. Tatapan keduanya sangat tajam bak elang.

Tatapan Bara selalu memperhatikan gerak gerik seseorang yang akan menjadi targetnya.

“Dia udah mabok kayaknya” ujar Kenath dingin. Bara tersenyum miring.

“Bagus!!” jawab Bara terkekeh sinis. Orang yang di tunggu pun keluar dengan langkah gontai. Lalu menaiki mobilnya. Orang itu menancapkan gas mobilnya menjauh club malam. Dengan cepat namun perlahan Bara dan Kenath mengikuti di belakang.

Jalanan pun mulai sepi karna hari semakin malam membuat mesempatan emas bagi Bara dan Kenath. Bara melajukan motor nya sangat laju dan berhenti di depan mobil itu membuat seorang dalam mobil mengerem mendadak.

Orang itu pun turun dengan langkah sempoyongan. “Ngapain lo berdua hah?!” gertak nya tajam. Membuat senyum sinis terukir di bibir Bara.

“Gue cuma mau buat perhitungan buat orang yang deketin milik gue!” jawab Bara dingin.

“Mila maksud lo?” tanya orang itu. Latifh.

“Ya!” jawab Bara dingin. Latifh memegang kepala nya pelan.

“Shttt!!!” ringis nya pelan, tatapan nya berkunang kunang.

“Awas gue mau balik!!” ujar Nya tajam.

“Oke tapi sebelum nya” Bara menggantungkan omongan nya. “Lo harus mati!!” lanjutnya tajam.

Bruk!!

Bara mendorong Latifh hingga terjatuh. “Shh” ringis nya.

Bara pun mengeluarkan pisau lipat dalam sakunya. “Lo bawa pisau lo?” tanya Bara dingin. Kenath mengangguk mengerti. Bara memulai dengan goresan pisau pada pipi Latifh.

‘’Akh!!” rintihnya. Kenath pun berjongkok di depan perut latifh.

Slep!!

Pisau itu pun di tusuk nya dengan perlahan dan membuat Latifh merintih.

Wajah nya telah hancur dengan goresan goresan dari Bara, Bara pun mengambil tangan kanan latifh.

Slep!!

“Akhhh!!!”

Bara memotong jari kelingking latifh dengan pelan dan lambat.

Slep!!

“Akhh!!’’ di lanjut dengan jari manis nya.

Sedangkan kenath mengkbok pisau nya di dalam perut Latifh.

Tatpan keduanya sangat berbinar, di sertai dengan nafsu membunuh yang sangat kuat.

“Arghh!! Lepasin gue!!” pekik Latifh. Kenath dan Bara tersenyum miring.

“Ini salah nya kalo lo main main dengan Pshycopath!!” ujar Bara dingin.

“Bangsat  lo!! Lo gak pantes buat Mila  bangsat!! Akh!!!”

Dengan marah Bara mengambil belati dalam sakunya.

“Anj***g!! Lo yang gak pantes buat dia!!!” maki Bara.

Srek!!

Belati itu menusuk tepat pada jantung nya.

Latifh pun mengembuskan nafas terakhir nya.

“Anjir lo Bar!! Gue belum siap  bangsat!” kesal Kenath masih memainkan pisau nya pada perut Latifh.

Bara menatap kenath sinis. “Kebawa emosi!” jawab Bara kesal. Kenath terkekeh geli.

“Biasa nya lo main lama!” ejek Kenath. Bara melirik sinis.

“Kesel gue sama mulut dia!! Gak guna banget!!” kesal Bara mengambil belati nya.

“Telpon Adam beresin semua” titahnya lalu berlalu. Kenath pun mengambil ponselnya dalam saku lalu menelpon orang suruhan nya.

“Jalan ****** sekarang!! Beresin mayat ini!” ujar Kenath dingin dan berlalu. Bara menatap dingin mayat di depannya dari atas motor.

“Gue mau ketemu Mila” ujar Bara menatap kenath. Kenath menatap Bara datar.

“Lo pikir lo bau apa!!” kesal Kenath memakai helm nya. Bara pun mengendus pakaiannya.

“Bau darah” jawabnya santai. Kenath memutar kedua bola matanya malas.

“Dengan gitu lo mau kesana?! Gilak lo!!’’ kesal Kenath dan berlalu.

****

Kring!!! Kring!!

Alarm kamar Mila berbunyi, membuat sang empunya kamar mengeliat kecil. Mata nya mengerjap polos. Tatapan nya pun berhenti pada seorang yang berdiri menggunakan baju putih.

“Kyaaaaaa!!!!!!” teriaknya menutup matanya. Maya yang sedang bermimpi indah pun terbangun langsung dengan jantung memompa cepat. Tatapan Maya berhenti pada seorang yang memakai kemeja putih dengan tatapan belum jelas. Wait wait?! Bukanya Mila baru saja berteriak!? Lalu siapa?!  What?!. Maya pun menetralkan pandangan nya.

“Kyaaaa!!!! Lo berdua ngapain di kamar ini!!!!” teriak Maya menarik selimut menutupi tubuhnya. Bara dan Kenath memutar kedua bola matanya malas..

“Ngapain lo berdua!!!!” teriak Mila dan Maya bersamaan.

Bara dan Kenath terduduk di sebelah mereka berdua.

“Ngapa lo?! Sana jauh jauh!! Bukanya lo kemarin cuekin gue!!’’ kesal Mila mengembungkan pipinya lucu. Bara terkekeh gemas. Lalu mengacak rambut Mila pelan.

“Marah?” tanya nya polos. Mila melirik sinis.

“Nggak!” jawab Mila menetralkan suara nya.

“oh ya? Terus yang semalem nangisin gue siapa ya?” goda Bara membuat Mila kesal.

“Diem  lo?!!” gertaknya marah. Bara menggeleng heran.

“Bilang yang sejujurnya susah amat” ujar Bara.

“Gue udah jujur” elak Mila bersidekap dada. Bara mengangguk mengerti.

“Pulang dan pergi bareng  gue”.  Ujar Bara tanpa bantahan. Mila ingin membuka suara namun dengan cepat Bara memotong nya.

“Kalo gak gue maksa!” ujar Bara tajam membuat Mila bungkam.

Sedangkan Maya hanya menonton drama yang di lakukan Mila sepagi ini tanpa menatap kenath yang menatap nya. Kenath tersenyum miring.

Inget  Ken! Dia gabakalan bisa nungguin lo sejam lebih”. Batin Kenath.

Inget May perjuangan lo nunggu dia sejam di temani nyamuk nakal!!” batin Maya. Bara menggeleng heran.

“Ribet lo berdua” ujar Bara dingin membuat Mila dan Maya menoleh kearahnya.

“Gue?!” tanya Mila kesal. Bara menggeleng pelan.

“Sebelah lo” jawab Bara mengelus pipi Mila. Maya pun menatap Bara kesal.

“Gue gapernah ribetin lo ya?!” kesal Maya mengembungkan pipinya sebal. Mila menggeleng heran.

“Maksud lo apasih?!” kesal Mila. Bara mencubit hidung Mila.

“Satunya gak peka, satunya baperan” lanjut Bara. Mila yang sedikit mengerti pun membuka suara.

“Ih!!! Maya itu udah nunggu Kenath satu jam di luar kayak orang begok tau!!!!!!” kesal Mila mengerucutkan bibirnya sebal. Bara terkekeh kecil. Lalu Bara menoleh kearah Kenath yang juga sedang menatap kearahnya. Bara tersenyum sinis.

“Satunya Keras kepala satunya ngambekan” Ujar Bara santai. Maya pun membuka suara Dengan kesal.

“Gue juga gabakalan marah kalo seandainya dia bilang kenapa gadatang!! Bukan buat  gue nunggu tanpa kepastian!!! Berharap tapi gak di harapin!! Gue juga punya hati!!” ujar Maya dengan pelan. Kenath menatap Maya dalam.

Apa iya dia nunggu gue?” batin Kenath.

Maya menggeram marah melihat Kenath yang bahkan tak membuka suara.

“Lo Ngapain disini!!!” kesal Maya menatap Kenath tajam. Kenath menggeleng.

“Lo berdua kayknya gila” heran Mila. Bara menggandeng tangan Mila.

“Ayok pergi! Biarin ini anak paham” ajak Bara. Mila mengangguk.

“Gue kekamar lo ya mau mandi” ujar Mila dan mendapat anggukan dari Maya.

Mila dan Bara pun keluar dan tersisa Maya dan Kenath. Maya mengalihkan pandangan nya.

“Maaf” ujar Kenath menunduk. Maya bahkan acuh dan tak peduli.

Inget May!! Jangan goyah!!” batin Maya.

“Gue kira lo gak bakalan nunggu” ujar Kenath. Maya menatap Kenath tak percaya

“Kan lo udah ngajakin gue!” kesal Maya. Kenath mengangguk pelan.

“Gue kira lo gabakalan nunggu lama” ujar kenath. Maya menatap kenath sinis.

“Jadi lo nyuruh gue nungguin lo ampe pagi!!!” kesal Maya. Kenath menggeleng pelan.

“Gue semalam ada urusan” jawab Kenath pelan. Maya tersenyum sinis.

Inget May!! Urusan dia lebih penting dari lo!.’’ Batin Maya.

“Yaudah urusin aja urusan lo” ujar Maya dan berlalu mengambil handuk.

“Keluar gue mau mandi!!” ujar nya tajam.

Kenath menahan langkah Maya dengan mencekal tangannya.

“Gue minta maaf” jawab Kenath. Entah apa yang dirasakan kenath tapi dia tak suka melihat Maya yang cuek padahal mereka bukan siapa siapa. Maya terdiam.

Grep!!

Kenath memeluk Maya. Menyembunyikan wajah Maya pada dada bidangnya. Kenath mengusap surai rambut Maya.

“Gue minta maaf” ujar Kenath menunduk. Maya yang tak tahan pun mulai meneteskan air matanya.

“Hikss!! Lo jahat tau gak!! Gue nungguin lo  hiks” Maya pun menangis di dada bidang nya.

Kenath mengusap punggung Maya. “Iya gue minta maaf” ujar nya lagi.

“Huwaaa!!! Gue kesel hiks!!! Lo jahat!!!” teriak Maya memukuli Kenath. Kenath melepaskan pelukan nya. Kenath mengangkat dagu Maya hingga menatap nya.

Cup!!

Kecupanya di bibir Maya membuat Maya terdiam.

“Gue suka” ujarnya santai.

***

Mila menatap kesal ke arah Bara. Sedari tadi dirinya menyuruh Bara untuk keluar. Namun Bara selalu menolak .

“Bara setan keluar!!!!” teriak Mila. Bara menggeleng.

“Gak” jawabnya memainkan ponsel Mila.

“Lo keluar anjir! Entar lo khilaf woii!! Setan banyak!! Ntar kebablasan” teriak Mila. Bara mengangguk.

“Oke” jawabnya. Bara pun berdiri dan kembali duduk. Mila menganga tak percaya.

“Ngapain duduk lagi!!!” teriak Mila kesal.

“Gue lupa sesuatu!” jawab Bara, kening Mila saling bertautan.

“Apaan?” tanya Mila bingung. Bara pun mendekat dan menarik Mila.

Cup!

Kecupnya di pipi membuat Mila terdiam mematung.

“Oke babay!!!” ujar Bara semangat. Mila pun tersadar dari diamnya. Mila tersadar dari keterdiamanya.
“BARA GAK ADA OTAK!!”. Teriak Mila kesal dan mengusap kasar pipinya.

“Pipi gue gak kesegel lagi” ujar nya mengerucutkan bibirnya sebal.
****
Mila dan Maya terduduk berseblahan dengan Bara dan Kenath di hadapan mereka. Tatapan keduanya mengitimidasi.

Ting!!!

Sebuah notif masuk membuat Mila dan Maya melihat bersamaan. Mata Mila membola tak percaya.  Tatapan Mila mulai buram.

“A-apa?!” ujar Mila terbata. 

“Mi- Mila” panggil Maya. Mila dan Maya saling pandang.

“Kenapa!!!” ujar Mila lirih. Maya pun merangkul Mila dan memeluk nya.

“La-Latifh? I-ini beneran? Tanya Mila tak percaya. Matanya memanas mengingat betapa dekatnya mereka walau hanya berstatus teman. Maya mengusap pelan bahu Mila yang bergetar.

“Semoga Latifh tenang ya Mil! Lo kuat kok!!” semangat Maya.

“Hikss!! Tapi ini bukan yang pertama kali May!! Ini yang ketiga!!” lirih Mila.

“Biarin mereka bertiga tenang Mila!! Fau Raihan dan Latifh” ujar Maya pelan di ujung kalimatnya.

“Hikss!!!! Kenapa mereka bertiga ninggalin gue sih hah!!” ujar Mila melepaskan pelukan nya.

“Habis ini siapa lagi!! Apa gue!” ujar Mila menarik baju Maya.

“Mila!” tegur Bara tajam. Mila menatap Bara dengan tatapan sembab.

“Jangan deketin gue, kalo ujungnya salah satu di antara gue maupun loe pergi” ujar Mila menunduk.

“Gue gak mau Kehilangan lagi” tangisnya. Bara pun berdiri dan duduk di sebelah Mila.

“Gue gak akan tinggalin lo” ujar Bara memeluk Mila. Mila menangis lagi.

“Hiks!! Tapi semuanya ninggalin gue!!” tangisnya.

“Gue gak akan ninggalin lo!” ujar Bara menenangkannya. Mila menenggelamkan wajahnya di dada bidang Bara.

“Jangan ninggalin gue” lirihnya.

“Iya” jawab Bara pelan.

.
.
.

Bersambung?!

Jangan Lupa vote and komen yaaaaa!!!

Lope!?

1538 kata!!

My Sweet Boyfriend (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang