34 🔪hero Lila🔪

1.1K 84 1
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote :)

"Apa apaan kamu!" Bentak Mario. Maya tercengang, membeku dengan Mata berkca kaca. Sebenarnya siapa yang salah? Bukannya perebut ini?. Tangan Mario terangkat ingin menampar Maya.

Plak!

"Mila!!"

.
.

Mila terdiam dan terpaku melihat Mario yang terjatuh, menatap tangannya yang secara refleks menampar Uncle nya. Dia terbawa suasana saat Mario ingin menampar sepupunya. Jangan salahkan Mila, salahkan Mario yang tidak mencerminkan seorang Ayah.

Bara memejamkan matanya dengan tangan terkepal di dahinya. Bisa bisanya gadis itu lepas dari nya. Dan sekarang gadis itu menampar Mario dengan kekuatan super mungkin. Sangat kencang membuat suaranya sangat jelas terngiang ngiang.

Mila terduduk melihat Mario yang masih pusing. Rasa ngilu sangat terasa, sekarang pipinya berwarna merah seperti cap lima jari.

"Uncle!! Maaf Mila refleks!!" Mila yang panik membantu Mario berdiri. Marsel, Oma, Opa, dan Lila sudah menahan tawa saat melihat wajah Mario yang terdapat cap Lima jari itu. Mila mengigit bibir bawahnya dan sesegera mungkin bersembunyi di balik badan tegap Bara.

Bara ingin tertawa, tapi situasi tidak mendukung, apalagi terlihat jelas wajah ketakutan gadis itu.

Tiwi memegang pipi Papanya. Matanya berkaca-kaca. Menatap Mila dengan tajam dan gadis itu menatap tatapan itu dengan senyum mengejek. Memang cari mati.

"Lo gila!" Bentak Tiwi berlari menuju Mila ingin mencakar wajah itu. Mila berlari menghindar, berlari di belakang Maya yang tangan nya sudah terkepal kuat.

"Lo yang gila!" Bentak Maya balik. Mila mencari ikat rambutnya. Tiwi sudah berlari menyusul nya, namun sesegera mungkin Maya menghalangi. Alhasil Maya dan Tiwi berkelahi lagi. Maya menjambak Tiwi.

"Gilak Lo! Dasar Gilak!!!" Teriak Maya. Tiwi tak terima tentu melawan.

"Lo yang gila! Lo gak sadar diri! Dan Lo gak tau diri!" Bentak Tiwi dan menarik rambut Maya dari belakang. Maya pun membalas.

"Rasain Lo!" Maya melakukan hal yang sama, kedunya saling mendongak dengan saling menarik rambut. Mila berdiri di atas sofa. Setelah mengikat rambut dia melompat dan ingin ikut bertarung. Tapi baru melompat Bara sudah menangkap nya membuatnya membola.

"Bara!! Tururinn!! Mila mau banting itu cewek!!!" Teriak Mila. Sekarang keadaan dri runah sangat kacau balau. Mama Tiwi memegang suaminya itu. Ingin membantu anaknya tapi logikanya bekerja untuk tidak melakukan apa apa. Kenath memijit pelipisnya. Dia bingung sekarang harus apa.

Kenath pun maju untuk memisahkan kedunya. Baru memegang tangan Maya Kenath mendapat satu Bogeman dari Maya. Tak putus asa kenath maju lagi menarik Tiwi. Namun Tiwi malah menendang tulang kering Kenath membuat kenath Manahan sakit setengah mati.

Maya melihat itu tak terima, menarik kerah baju Tiwi dan membaringkan gadis itu di bawahnya. Maya duduk di atas Tiwi dan mencekiknya. Keadaan mulai tegang karena itu.

Mila berdecak kagum. "Wah kayak adegan kuntilanak gitu" ujarnya dalam posisi di Gendongan Bara dari belakang. Memeluk leher Bara.

Maya terus mencekik Tiwi, dan Tiwi terus berusaha melepaskan cekikan itu. Keadaan semakin panas saat Mila yang terbawa suasana mengertakan pelukannya di leher Bara.

"Mila!! Bara kecekek!!" Ujar Bara karena tenggorokan nya terasa sakit. Mila Kembali kealam sadarnya dan melonggarkan pelukannya.

"Maaf Bara Mila refleks" ujarnya santai dan masih melihat Maya dan Tiwi. Kenath frustasi. Marsel terus menahan Lila agar tidak bertindak. Sedangkan Lila sudah panik dan ingin terus membantu. Oma Lila hanya menonton dengan serius seperti menonton adegan Laga antara cucu dengan cucu.

My Sweet Boyfriend (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang