42🔪 Deandra 🔪

954 68 3
                                    

"Ada kotak di depan pintu, pengirimannya gatau siapa dan untuk non Maya" jelasnya. Maya mengadahkan kedua tanganya dan menerima kardus kado berukuran sedang itu. Dengan bungkusan berwarna Merah mudah serta pita putih di atasnya.

Maya menarik kedua sisi pita agar terlepas. Dan mengangkat tutupnya.

"AAAAAA!!!"

Maya melotot kaget dan secara refleks melempar kado itu.

Tangan Maya bergetar hebat. Jantungnya berdegup kencang. Didalamnya berisi tikus mati yang sudah berlumuran darah. Serta foto dirinya Kenath dan Deandra yang wajahnya sudah tercoret degan goresan pisau.

.
.

Semarang

Di bawah pohon taman, seorang gadis sedang memejamkan matanya dan menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Menengkangkan pikiran karena sebentar lagi lomba antar sekolah akan di laksanakan.

Gadis itu Mila menghela nafas jengah saat kepalanya di tutupi sesuatu. Dia pun membuka matanya dan mendapati Kenath yang duduk di sebelahnya dan melirik ke atas tepat pada topi berwarna putih.

"Kenapa lo?" 

Mila mengeleng singkat. Kenath bersidekap dada.

"Baru sehari, enam hari lagi baru lo bisa chat sama Bara. Itupun kalo lo menang lomba"

Mila menoleh kesebelah. Mendapati wajah dingin Kenath.

"Gue harus menang" ujarnya dan mengalihkan pandangannya kedepan.

Duk duk

Suara ketukan pada Mic yang menyala mengalihkan atensi kedua orang itu dan fokus pada suara pengumuman itu.

"UNTUK PESERTA OLIMPIADE SEGERA MEMASUKI RUANGAN SEKARANG JUGA"

Mila berdiri dan diikuti Kenath.

"Ruangan kita beda. Setelah pengumuman lo kesini lagi biar gue gak nyari" titah Kenath dan melngkah menjauh. Mila menarik nafas dalam.

"Kesian Kenath, dia berjuang untuk piala ceweknya malah berjuang untuk yang lain.

***

Maya terdiam membisu sejak tadi Malam. Ada Dean di sebelahnya yang sedari tadi malam menengakannya. Kini Dean tertidur di sofa kamarnya.

Jam menunjukkan pukul 6 pagi, yang artinya satu jam lagi waktunya belajar.

Maya beranjak berdiri dan membangunkan Dean.

"Aan" panggilnya menggoyangkan tubuh Dean.

"Hmm"

"Bangun. Bentar lagi sekolah"

Dean mengerjapkan matanya. Tersenyum manis saat mendapati wajah kekasihnya.

"Iya"

"Aku mau mandi" ujar Maya berdiri. Deandra pun ikut berdiri.

"Aku balik dulu, 45 menit lagi aku jemput kamu"

Maya mengangguk.

**

Maya dan Dean telah sampai di sekolah. Desas desus mulai terdengar dari saat Maya turun dari motor Dean.

Dari arah berlawanan Bara melangkah dengan wajah dingin dan datarnya. Langkahnya terhenti tepat di depan Dean dan Maya. Bara menatap Dean tajam.

"Gue perlu bicara berdua sama lo"

Bara melangkah setelah berujar  demikian.

"Kamu kenal Bara?" Tanya Maya terkejut.

Dean tersenyum manis. "Iya. Tapi dari dulu Bara benci banget sama aku. Aku nyusul Bara dulu" Dean mengacak rambut Maya dan berlalu mengikuti langkah Bara yang semakin menjauh.

Keduanya sampai di roftoop. Dean tersenyum lebar. Sedangkan Bara menatapnya dingin dengan kedua tangan dalam Saku.

"Udah lama gue gak liat lo. Apa kabar?" Tanya Dean mengulurkan tangannya.

Bara menatap uluran tangan itu datar.

"Gak usah basa basi. Gue mau lo jauhin Maya sekarang juga! Akhiri hubungan lo atau gue yang ngakhirin hidup lo" titah Bara tajam.

"Apa?" Tanya Dean dengan wajah syokh.

"Jauhin Maya!" Perintah Bara dengan dingin dan tajam.

Dean menarik ujung bibirnya membentuk senyuman devil. Wajah syok nya berubah menjadi menyeramkan.

"Lo nyuruh gue?" Tanya nya. Bara menggeram tertahan.

"Mau lo apa?!"

Bara yang tersulut emosi melihat wajah menyebalkan Dean.

"Gue? Emhhh.. rebut pacar Kenath. Eh ups sorry,,, ngambil balik pacar gue? " Dean terkekeh dengan wajah devilnya.

Bara terkekeh. "Gak punya harga diri lo? Lo ninggalin dia dan sekarang balik lagi untuk rebut dari Kenath? Menjijikkan hidup lo"

Tangan Dean terkepal kuat tak terima.

"Kenapa?

Bara melangkah maju selangkah kedepan menatap dalam tatapan tajam Dean.

"Lo emang gak ada kerjaan lain selain rebut pacar orang?" Tanya Bara terkekeh.

Dean tersenyum sinis.

"Lo pikir gue lakuin ini karena cinta sama dia? Enggak"

"Gue tau. Gue tau lo cuma main main aja, gue tau lo mau bales dendam ke Kenath"

Dean terkekeh sinis.

"So? Lo mau apa sekarang?"

Bara berdecih sinis.

"Lenyapin Lo sih" ujar Bara dan berlalu pergi.

Dean tersenyum devil melihat ke arah bawah.

"Lets play the game" lirihnya tersenyum miring.

**

Dean berjalan dengan wajah dinginnya, tangannya berada dalam saku celana serta tatapan tajam menyorot kedepan. Wajah tegasnya sangat menyeramkan untuk di lihat.

 Wajah tegasnya sangat menyeramkan untuk di lihat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari jarak empat kelas Maya berjalan kearahnya. Dengan cepat Dean merubah ekspresinya menjadi polos.

"Kamu gak papa? Gk di apa-apain sama Bara kan?" Tanya Maya khawatir. Dean tersenyum manis.

"Aku gak pa-pa. Kita kekelas aja yuk?" Ajaknya menarik tangan Maya. Dean melihat sekitar dan tatapannya beradu dengan seseorang. Dean tersenyum miring.

"Semuanya sesuai rencana" batinnya.

Bersambung

Jgn lupa vote and komenn and than follow akun author yakkk

My Sweet Boyfriend (END) Where stories live. Discover now