29 🔪RS🔪

1.4K 92 0
                                    


Sebelum baca jangan lupa vote ya �.

Pagi ini sangat mendung, sekarang hari Sabtu yang artinya mereka hanya belajar sampai jam dua belas siang, setelah olahrga istirahat dan free class seperti biasanya. Bara sedari tadi tak henti berdecak sebal karena jam yang free hari ini malah di manfaatkan OSIS untuk rapat. Bara tak sendiri melainkan dengan kenath yang sama halnya. Pikiran keduanya berbeda. Bara yang memikirkan kejadian kejadian yang mungkin akan terjadi di ruang OSIS karena msalah kemarin. Sedangkan Kenath yang memikirkan sensasi ciuman nya kemarin. Membuat Bara yang sialnya bisa membaca pikiran kenath menjadi sebal setengah mati.

"Pikiran Lo kotor banget" ujar Bara datar. Kenath yang tadi tersenyum menjadi datar saat mengetahui Bara memperhatikan dan bahkan membaca pikirannya.

"Jangan di denger" ujar Kenath datar. Bara memutar bola matanya malas.

"Kalo dengan tutup telinga gue bisa gak denger udah gue tutup dari tadi!" Kesalnya. Kenath mengangkat bahunya acuh.

"Makanya jangan baca pikiran orang" ujar Kenath santai. Pertanyaan yang sama!.

"Gue gak minta, kalo pun iya gue mending gak usah denger" ujarnya.

Keduanya pun larut dalam pikiran masing masing.

"Hai?!" Seorang gadis mengahmpiri kedunya dan duduk di sebelah Kenath. Bara yang mengetahui gadis ini yang kemarin menjadi masalah kenath dan Maya. Lalu menatap kenath bertanya.

"Lo lupa? Dia Tiwi kalo Lo lupa" ingat Kenath membuat Bara mulai mengingatnya.

"Hai bara? Kamu apa kabar?" Tanya Tiwi antusias. Bara mengangguk kecil.

"Baik" jawabnya dingin. Tiwi dan kedunya pernah dekat saat jaman SMP di mana Tiwi yang memang dekat dengan Kenath.

"Aku denger kamu Deket sama Mila ya?" Tanya Tiwi basa basi. Bara hanya mengangguk pelan malas berbicara.

"Beruntung ya kamu, apalagi Mila itu Baik dan pintar" kagum Tiwi membayangkan dirinya di kamar mandi kemarin. Bara tersenyum tipis mengingat gadis yang sedang menari nari di otaknya kini.

"Lo bener, gue beruntung" ujar Bara. Tiwi tersenyum gembira.

"Pikiran Lo lagi kosong banget ya?" Tanya Bara penasaran. Tiwi tersenyum. Dia tidak bodoh untuk mebatin di depan Bara.

"Iya, aku lagi banyak pikiran, ntar kamu baca lagu" ujar Tiwi terkekeh.

***

Maya menunduk dengan keringat dingin membanjiri pelipisnya. Mila duduk di Meja khusus untuknya dan semua anak OSIS duduk di tempat masing masing.

"Gue minta maaf atas kejadian kemarin yang buat sekolah jadi kacau. Gue tau itu semua kesalahan Fatal yang gak mungkin bisa di maafkan karena gue dan Maya adalah ketua dan wakil OSIS'' jelas Mila tersenyum tipis.

"Disini mungkin akan jadi hari terakhir gue ada disini, gue akan berhenti jadi OSIS karena gue tau kesalahan kemarin itu fatal banget, dan lagi juga gue udah kelas 12 dan bentar lagi gue akan fokus ke Ujian, dan disini juga mewakili seluruh angkatan kelas 12, ini udah jadi keputusan kamu bersama" Mila berdiri dan nenyilangkan kedua tangan nya di depan.

"Gue dengan kesadaran penuh dan bersalah meminta maaf sekali lagi buat temen seangkatan dan adik kelas semua" Mila mendongak.

"Jadi gue dimaafin apa gak nih?" Tanya Mila bergurau mengurangi kecanggungan dalam ruang OSIS. Semunya tersenyum.

"Iya kak kami juga minta maaf" ujar Radit.

Mila tersenyum dan melihat adik kelasnya satu satu.

"Besok kita voting untuk jadi calon ketua Baru"

My Sweet Boyfriend (END) Where stories live. Discover now