09🔪PMS🔪

3.3K 196 6
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote ya...
.
.
.
Mila dan Maya telah siap dengan seragam putih abu abu nya. Dengan langkah malas Mila keluar dari kamarnya dan menuju lantai bawah.
Sama hal nya dengan Maya.

Sesampaimya di bawah mereka pun sarapan dalam diam tanpa adanya pembicaraan. Maya yang tak bisa kesunyian pun membuka pembicaraan.

“Samaan lagi gak?” ujar Maya membuat Mila mengangguk.

“Sakit tau” kesal Mila yang di angguki Maya.

“Ini nih gak enak nya hari pertama!!” ujar Maya kesal. Mila mengerucutkan bibirnya sebal.

“Mana mau upacara lagi” ujar nya sebal. Mereka pun melanjutkan sarapan pagi dengan wajah lesu.

Brum!!

Citt

Suara deruman motor berhenti di depan pagar membuat keduanya berdiri bersamaan.

Sesampainya di depan keduanya menghampiri Bara dan Kenath.

“Lama banget sih!!’’ ujar Maya kesal. Kenath mengangkat alisnya satu.

“Perasaan masih lama deh masuknya” ujar Kenath melihat jam tangan nya.

“Au ah!! Pokoknya kamu lama!!!” Maya bersidekap dada. Membuat Kenath menggeleng heran.

Bara menatap Mila yang sedang memainkan kuku jarinya.

“Lo-“. Uacapan Bara terpotong.

“Jangan ngomong sama gue!” ujar Mila tajam tanpa mengalihkan pandangan nya.

“Tap-“

“Gue bilang jangan!!!!” kesal Mila menghentakkan kakinya sebal. Bara membungkamkan bibirnya.

Bara dan Kenath saling pandang. Bara mengangkat alisnya satu dan di balas acuhan bahu oleh Kenath.

“Yaudah kita kesekolah aja” ajak Kenath. Maya menatap Kenath tajam.

“Yaiyalah kesekolah! Jadi mau kamu kemana!!” ujar Maya tajam.

“Ke plaminan” jawab Bara dan di hadiahi cubitan dari Mila.

“Gue bilang jangan ngomong!!!!” ujar Mila. Bara dan Kenath diam seketika. Tak lama Mila menatap Bara kesal.

“Kok diem!!” kesal Mila. Bara mengelus dadanya sabar.

“Jadi gue harus gimana” tanya Bara sabar. Mila mengerucutkan bibirnya sebal. Jujur saja Bara itu tau tentang pikiran kedua gadis itu. Namun untuk membujuknya Bara tidak ahli dalam hal itu.

“Au ah!! Lo marah!!” Mila mengalihkan pandangan nya membua Bara menganga tak percaya.

“Huftt oke ayok kesekolah” ajak Bara. Mila mengangguk dan menaiki motor Bara.

“Perasaan Tinggi banget motor lo” kesal Mila. Bara menatap Mila dari kaca spion.

“Bukanya dari kemaren ya?” tanya Bara heran. Mila mengangguk.

“Iya! Tapi gak enak gue duduk nya!!” ujar Mila. Bara terdiam.

“Oke besok gue pake mobil” ujar Bara. Mila menggeleng.

“Gak suka gue! Ntr lo grepe grepe gue lagi!!!” ujar Mila dan di balas kekehan dari Bara.

“Udah kebaca ya” ujar Bara tertawa. Mila mendengus sebal.

“Dasar omes!!” kesal Mila.

***

Maya memeluk Kenath dari belakang karna Kenath yang membawa motor sangat laju.

“Jangan cepet ihhh” Maya memukuli pundak Kenath membuat Kenath memelankan kecepatan motor nya.

“Kalo gini kapan nyampe nya” ujar Maya kesal. Kenath bingung sekaligus heran.

“Serba salah gue” ujar Kenath. Maya menatap Kenath sebal.

“Kenapa? kamu marah!!” ujar Maya. Kenath menggeleng pelan.

“nggak kok” jawab Kenath.

***

Sesampainya di sekolah keempatnya berjalan beriringan dengan Bara di ujung kanan dan Kenath di ujung kiri. Semua tatapan siswa terarah kearah mereka.

Sampai saatnya mereka memasuki kelas yang berbeda. Maya mencium pipi Mila dan berlalu menuju kelasnya.

“Ntar kantin bareng” ujar Maya dan berlari. Mila mengangguk.

****

Upacara pun berlangsung dengan hikmad. Namun sedari tadi tatapan Bara selalu mengarah kepada Mila yang berdiri tepat di sebelah nya. Wajahnya yang berkeringat membuat kesan tersendiri bagi Bara. Bara tersenyum manis.

Bara pun mengelap dahi Mila yang berkeringat dengan tangan nya.

“Eh” bingung Mila. Setelahnya Bara menjauhkan tangan nya karna takut di amuk.

Mila mengerjapkan matanya heran. Lalu pandangan nya fokus kedepan. Membuat Bara menggeleng heran.

***

Maya sedari tadi tak nyaman dan menggerakkkan kakinya. Membuat Kenath mengeryitkan dahinya bingung.

“Kenapa” tanya Kenath. Maya menggeleng.

“Gak pa-pa” jawab Maya. Kenath mengangguk membuat Maya sebal.

“Gak ngerti banget!!” kesal Maya. Kenath menatap Maya lagi.

“Salah lagi?” tanya Kenath. Maya bersidekap dada.

“Au ah kesel!!!” ujar Nya. Kenath menghela nafas sabar.

***

Jam pulang pun telah selesai tiga menit yang lalu. Mila berdiri dari duduk nya sambil merangkul tasnya. Bara yang melihat keanehan dari rok abu abunya pun langsung menarik Mila medekat.

“Ishh ngapain sih!!” kesal Mila berusaha menjauh.

“Rok lo merah” bisik Bara dengan suara polos. Membuat Mila menahan Malu.

“Lo serius” tanya Mila pelan. Bara mengangguk. Bara pun melepaskan jaketnya dan memakaikan nya pada Mila.

“Pake” ujar Bara melingkarkan tangannya dan mengikat nya.

“Ayok ketoilet” ajak Bara mengenggam tangan Mila. Mila mengangguk.

Sesampainya di luar. Mila dan Maya bersitatap.

“Lah sama” ujar keduanya bersamaan. Posisi Maya dan Mila sama sama memaki jaket.

“Jadi kita bedua mesti gimana” tanya Bara. Mila menatap Bara.

“Beli pembalut” ujar Mila santai. Bara membulatkan matanya tak percaya.

“Gilak!” ujar Bara spontan. Mila mgerucutkan bibirnya sebal.

“Yaudah kalo gak-“ uacapan Mila terpotong.

“Mau kok!!” jawab Bara cepat.

****
Bara dan Kenath memasuki Super Market dan berhenti di depan pembalut. Bara dan Kenath saling pandang. Bara mengangkat salah satu alisnya.

“Yang mana??” tanya Bara melihat semuanya. Kenath pun melakukan yang sama.

“Gatau banyak banget” ujar Kenath heran. Bara melihat seorang spg dan menatap Kenath.

“Mending lo tanya sama tu orang” ujar Bara menunjuk. Dahi Kenath mengernyit.

“Lo aja!” ujar Kenath. Bara mendengus sebal.

“Tinggal loe panggil terus lo tanya!!” kesal Bara. Kenath menatap Bara tajam.

“Kalo gue panggil buat mainan ya gue mau! Tapi kalo nanya beginian mana mau gue!” ujar Kenath mengalihkan pandangan nya. Bara menginjak kaki Kenath membuat Kenath meringis.

“Kalo buat mainan gue bakalan maju yang pertama!” ujar Bara kesal. Kenath mendengus.

“Kalo gini kapan kelarnya”. Kesal Kenath membuat Bara menahan amarahnya.

“Lo sih gak mau nanya!” kesal Bara. Spg penjaga SM (super market) Pun menghampiri keduanya.

“Selamat siang kak ada yang bisa saya bantu” ujar spg itu ramah. Bara menatap Kenath. Kenath menatap Bara tajam.

“Bilang!” ujar keduanya bersamaan. Bara dan Kenath mendengus sebal.

“Nyari pembalut buat orang PMS” ujar Kenath. Bara mengernyit.

“Lah bukannya emang untuk orang PMS ya?” ujar Bara heran. Kenath hanya mengangguk. Spg itu pun mengangguk.

“Mau yang mana kak” ujar nya lagi. Bara dan kenath saling tatap.

“Biasanya emang yang mana?” tanya Bara polos. Spg itu menahan tawanya.

“Emang biasa nya pake yang mana?” tanya spg itu balik. Kenath memutar kedua bola mata nya malas.

“Kita  nanya kok  nanya balik!” ujar Kenath kesal. Spg itu mengangguk mengerti.

“Mau yang sayap atau enggak?” tanya nya lagi. Bara menatap Spg itu polos.

“Emang ada sayapnya” ujar Bara polos. Kenath pun menatap Spg itu juga.

“Bisa terbang dong!” lanjut Kenath polos.

“Pft!! Hahaha yaampun lucu banget sih kalian hahahaha... Enak ya jadi pacar nya hahaha” tawa Spg itu. Bara dan Kenath menatap nya tajam.

“Serius!” ujar keduanya dingin. Spg itu pun berhenti tertawa.

“Ya udah ambil semua aja” ujar Kenath. Bara mengangguk setuju. Spg itu menganga tak percaya. Semua?!.

Bara dan Kenath pun mengambil satu jenis satu. Hingga ada 15 bungkus pembalut.

Mereka pun mendorong troli yang di bawakan spg tadi.

“Searching google cara bujuk orang PMS” ujar Bara dan di angguki Kenath.

“Coklat” ujar Kenath. Bara mengangguk dan mencari rak coklat.

“Anjir emang! Banyak banget jenisnya” kesal Bara. Kenath mengangguk setuju.

“Searching lagi deh” ujar Bara dan di angguk kenath.

“Silverqueen” ujar Kenath. Bara dan Kenath mencari coklat dan menemukannya.

“Bukan Cuma merek!! Bentuknya juga beda!!” kesal Bara. Kenath mendengus sebal.

“Ambil yang gedek aja” ujar Kenath. Bara menatap Kenath.

“Coklat atau putih” tanya Bara Kenath memijit pelipisnya pelan.

“Ada rasa lagi!!” kesal Kenath, Bara terkekeh heran.

“Kalo yang namanya Coklat ya Pasti warna coklat! Jadi ambilnya yang Coklat rasa Coklat” jelas Bara membuat Kenath menggeleng heran.

“Ngomong apa sih lo!” kesal kenath. Bara mengangkat bahunya acuh. 

“Apa lagi” ujar Bara mengambil 20 batang Coklat. Kenath menatap ponselnya lagi.

“Cemilan” ujar Kenath, mereka pun menuju rak cemilan.

“Bjirr lebih banyak!!” kesal Bara. Kenath menggeleng heran.

“Ambil semua aja!” ujar Kenath kesal.

Mereka pun mengambil banyak cemilan dari kerupuk hingga biskuit.

“Apa lagi” tanya Bara. Kenath menatap ponsel nya lagi.

“Eskrim” ujar Kenath. Mereka pun mengarahkan troli menuju tempat eskrim.

“Ada rasa lagi Bar” ujar Kenath membuat Bara lagi lagi mendengus sebal.

“Ambil aja lagi semua” kesal Bara.

Setelahnya mereka mengahampiri tempat pembayaran.

Kasir itu tersenyum manis kearah Bara dan Kenath dan hanya di balas tatapan dingin dari keduanya. Awalnya semua normal saja hingga pada bagian paling bawah membuat sang kasir dan pembeli tak percaya melihat banyak nya bungkus pembalut.

“Ini buat pacar nya mas” tanya mbak kasir itu. Bara dan Kenath hanya mengangguk. Setelah nya mbak kasir menyebutkan total harga. Kenath dan Bara sama sama mengeluarkan kartu debit nya.

“Gue aja’’ ujar Bara, Kenath menggeleng.

“Nggak! Gue aja” ujar Kenath. Bara menatap Kenath tajam.

“Gue aja!” kesal Bara. Kenath melirik tajam.

“Nggkak! Gue”

“Gue aja! Buat calon pacar gue!!” ujar Bara.

“Nggak! Ini buat pacar gue!” ujar Kenath. Mereka pun menjadi tontonan pembeli.

“Gue”

“Gue ga-”

“Udah suit aja! Yang menang bayar!” final Bara dan di angguki Kenath.

Mereka pun bersiap bersuit.

“Suit” ujar keduanya bak anak kecil. Kenath gunting Bara kertas.

“Yess gue menang!!” ujar Kenath melompat. Bara melirik sinis.

“Kayak bocah le!” kesal Bara membuat Kenath acuh.

“Nih” ujar Kenath menyerahkan kartu debitnya.

****

Bara dan Kenath menyerahkan semua kantong plastik ke hadapan Mila dan Maya. Mila menatap Bara heran.

“Kok banyak banget!” ujar Mila kesal. Maya pun melihat isi kantong satu lagi.

“Hah?! Ngapain beli Coklat banyak banget!! Kamu mau aku sakit gigi” kesal Maya.

“Banyak banget makanan nya! Lo mau gue gendut!!” kesal Mila.

“Eskrim! Ihh Bara!! Lo mau buat gue sakit gigi” kesal Mila dan diangguki Maya.

Bara dan Kenath saling pandang.

“Iya salah lagi” ujar keduanya bersamaan. Mila dan Maya pun mengoceh bak ibu tiri.

 
.
.
.

Bersambung?!

Jangan lupa vote and coment ya!!!

Lope

1532 kata!!.

My Sweet Boyfriend (END) Where stories live. Discover now