16 🔪Phsycopath_1🔪

Start from the beginning
                                    

"Plis lepasin gue! Gue janji gabakalan kasih tau siapapun gue janji!!!" ujarnya bersungguh sungguh. Kenath mengangguk.

"Semua korban gue sih selalu bilang gitu dan lo mungkin jadi korban keseribu yang bilang gitu" ujarnya tersenyum tipis. "Gue suka gaya korban yang awalnya nantangin dan ujungnya ciut gapunya nyali" ujar Kenath menggeleng heran di akhir kata.

"Lo gilak!! Lo psycho! Lo gak pantes buat dia dan Maya!!" teriak nya menangis. Kenath menatap nya dingin.

"Dia bahkan bisa nerima gue apa adanya! Dia selalu dukung gue!" bentak Kenath tajam. Ririn memegang dadanya.

"Bunuh gue sekali ken, jangan buat gue tersiksa" ujarnya pelan dan pasrah. Kenath mengangguk pelan.

"Tapi gak seru kalo gak ada rintihan lo" ujar Kenath santai. Ririn terdiam dengan badan penuh darah. Kenath pun mendekati nya dan berhenti di depan Ririn.

"Akhh!!" ringisnya saat pisau lipat itu tertancap indah di perut Ririn. Kenath pun mengaduk aduk pisau itu di dalam perut Ririn.

"Akhh hiksss" ringisnya memejamkan matanya.

Selamat tinggal dunia, maafin gue pernah nyakitin loe Ti, maafin gw juga May batinya dan memejamkan matanya perlahan. Kenath mendesah kecewa.

"Gak seru banget, udah mati aja" kesalnya dan menancapkan pisau itu di perut Ririn setelah nya mengambil kaos tangan dan memegang tangan Ririn dan menyimpan tangan Ririn di ganggang pisau.

"Oke babay" ujarnya melambaikan tangan dan berlalu.

.
.
.

Maya dan Mila berada di roptoof, membolos pelajaran Mtk dan Fisika. Maya sedari tadi menangis dan Mila yang mengusap punggung nya.

"Udah ya sepupu, jangan nangisin dia lagi" bujuk Mila, Maya terdiam sambil sesegukan.

"Dia jahat" ujarnya mengadu. Mila mengangguk.

"Udah deh gausah ngarepin yang gak pasti" ujar Mila, Maya menggeleng.

"Susah gue lupain yang tadi" ujarnya mengusap air matanya. Mila mengangguk.

"Makanya lo jan ngeggas duluan" kesal Mila, Maya mengerucutkan bibirnya sebal.

"Kok loe malah belain dia sihh!!" kesal Maya. Mila menggeleng dan terkekeh.

"Ya gak lah! Ngapain gue belain dia coba" kesal Mila. Maya menatap nya kesal.

"Huwaaaa dia jahat Kak!!!" teriaknya. Mila menggeleng heran.

"Tiba sad lo manggil gue kakak!" kesal Mila. Maya terdiam dengan wajah sembab.

"Ngapain sih dia ngikut sih anak itu!!" kesal Maya. Mila menatap Maya kesal.

"Yaudah sih!! Kalian sama sama salah juga!" kesal Mila memukul Maya. Maya meringis.

"Shh jahat lo" kesalnya mengusap bahunya pelan. Mila mencibir.

"Shhh jihit li" cibirnya pelan.

"PANGGILAN BUAT KETOS DAN WAKETOS DI HARAP SEGERA KE DEPAN KANTOR SEKARANG!" panggil suara Mic membuat Maya dan Mila bersitatap.

"Ahh males bat gue!" Kesal Mila dan di angguki Maya.

"Kuy lah kesana!" ajak Maya dan di angguki Mila.

Mila dan Maya pun berjalan menuruni tangga dan melewati koridor yang sepi. Dahi Mila berkerut.

"Kok sepi?" bingungnya melihat sekeliling. Maya pun melakukan hal yang sama.

"Perasaan masih jam belajar deh, kok udah sepi aja" ujar Maya melihat kearah jamnya.

"Udah ah jadi ngeri gue" ujar Mila bergidik ngeri dan berjalan cepat.

My Sweet Boyfriend (END) Where stories live. Discover now