Bukan Ambigu 43

360 27 9
                                    

Ambisi

Dengan wajah lebamnya, kedua pemuda itu hanya diam saat ditatap sang Mama. Sebenarnya, Gita hanya milik Raga, sebelum anak curut Kevin datang mengambilnya. Sampai kapan pun, Raga tidak akan memaafkan itu.

"Lagi? Kali ini tentang apa? Cewek, atau Mama?" tanya Gita bergetar. Kedua wajah babak belur itu hanya menunduk dengan telinga memerah. Sepertinya menahan amarah yang masih menggebu.

Gita menemukan Kevin dan Raga di persimpangan komplek, saat itu mereka tengah bertengkar hebat. Hanya berdua, itu yang membuat Gita cukup heran.

"Suruh anak Mama jangan rebut perempuan milik aku, setelah itu, aku nggak akan mukul anak Mama lagi. Impas." Dengan mudah, seolah itu adalah kesepakatan yang ingin Raga buat.

"Menurut lo itu adil?" Kini Kevin bersuara.

"Lo merasa itu nggak adil? Apa lo bisa balikin nyokap gue, dan mari berperang sehat dapetin Siena. Lo cuma duri di hidup gue, setiap wanita yang gue cintai selalu ingin lo ambil. Sampah!"

"Kevin!" sentak Gita saat Kevin hendak menyanggah.

Kali ini, Gita harus mengutamakan kepentingan Raga, bagaimanapun anak itu menderita karenanya. Sejak dia memutuskan menikah dengan Papa Kevin, Raga begitu kehilangan dirinya, hingga sikapnya selalu tidak terkontrol.

Sudah waktunya Gita mengutamakan Raga untuk satu ini, Kevin yang harus mengalah. Kemarin, Raga yang mengalah untuk berbagi Ibu, kini Kevin yang harus mengorbankan perasaannya.

"Jauhi Siena, kalau Mama masih berharga untuk kamu, Kev," ucapnya tegas. Seketika kedua pemuda itu menatap Gita tidak percaya.

Entah Raga harus senang atau tidak, karena ucapan Gita memiliki dua makna. Ingin Raga bahagia, tetapi satu sisi berarti Gita memilih tetap meninggalkan dirinya tanpa kembali padanya dan Papa. Itu fakta yang harus dia terima.

"Siena milik Raga. Jangan serendah ini, Kev, Mama di sini buat kamu, dengan segala pengorbanan."

"Mama menyesal? Maksud Mama aku harus berkorban juga? Sesedih inikah hidup kita, Ma? Berkorban tanpa dihargai!" pekiknya kesal.

Kevin sangat tahu posisi ini, Mama tirinya telah meninggalkan keluarganya demi dirinya, Raga telah berkorban merelakan juga, lalu kini dia diminta berkorban untuk Raga juga? Serumit itukah hidup mereka.

Kevin benci semua yang berkaitan tentang Raga, memang egois ingin memiliki Gita seutuhnya. Nyatanya dia di lahirkan dari rahim orang lain.

"Iya, memang menyakitkan. Adilkan? Siapa yang berkorban, siapa yang berbahagia. Kadang hidup memang tidak sesuai dengan pemikiran," ujar Gita melantur. Senyumnya dia lemparkan untuk Raga. Cowok yang sedari tadi hanya diam mengamati.

"Jauhi Siena, mari kita hidup sebagai keluarga. Aku tetap Mama kalian, dan papa Rizal, papa Ronal adalah papa kalian." Gita menggenggam tangan keduanya.

"Ayo kita mulai hidup dengan kedamaian, jika Mama memang masih berharga untuk kalian. Tapi kalau kalian memang nggak bisa saling menghargai, Mama bisa menjauh dan nggak pernah jadi milik siapa pun. Apa itu akan membuat kalian adil dan damai?"

"Ma!" protes keduanya mendengar pernyataan Gita.

"Kalau begitu, jangan bairkan ego kalian menang dalam keluarga kita. Mama capek."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 19, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bukan AmbiguWhere stories live. Discover now