Bukan Ambigu 27

346 48 29
                                    

Sudah seperti biasa, jika sedang berkumpul—Rama yang akan menjadi penghibur kesepian mereka, karena meski Rama sedikit cupu, tetapi suaranya tidak bisa diragukan lagi. Saat bicara mungkin Rama terlihat seperti anak SD, tapi saat bernyanyi, suara Rama lebih sexy dari suara Adam Lambert sekalipun.

"Jadi, semalem lo sama Siena tidur bareng? Lo apain dia? Masya Allah, Baba Raga kelewatan!"

"Eh kunyuk! Gue nggak ngapa-ngapain. Cuma nemenin Samuel, adik Siena yang sakit. Gue nggak mungkin balik ninggalin Siena sendirian, cowok apaan gue?" ujar Raga songong.

"Jangan bilang lo pelukan sama Siena?" curiga Sandi.

Seketika Sandi dan Rama mempraktekan apa yang mereka pikirkan.

"Mas, aku kedinginan," ucap Sandi menirukan suara perempuan yang terdengar menjijikan.

"Kemarilah, biar aku peluk," balas Rama memeluk Sandi mesra.

"Najis! Jijik gue liatnya!" ujar Raga jengksl.

"Gue aja jijik. Lo si Ram, suruh jadi cowok maco malah lemes banget kek kerupuk ketemu kuah soto!" ejek Sandi. Seketika Raga dan Sandi langsung terbahak hingga hampir jatuh terjungkal.

"Seneng banget kalo disuruh hina Rama," ujar Rama menekuk wajahnya.

"Nggak usah manyun gitu, bibir lo nggak sexy. Malah mirip kayak abis dicipok jebakan tikus!" cela Sandi lanjut terbahak.

"Menghina lo itu bikin kita berasa di surga, Ram. Lo dapet pahala," kekeh Raga bergeleng dengan kelakukan bejat mereka yang selalu menzolimi kaum lemah.

"Eh, eh, terus gimana sama yang suka foto lo diem-diem?" tanya Sandi mulai serius.

"Gue juga bingung, siapa yamg ngelakuin itu. Soalnya kayaknya orangnya pengin banget ngancurin gue. Entah gue, atau Siena dan Siva target dia, yang jelas gue butuh bantuan kalian buat nuntasin ini. Supaya gue bisa nembak Siena secepatnya."

"Hah? Lo mau nembak Siena? Lo yakin dia mau sama lo?" tanya Sandi setengah meledek.

"Iyalah, gue ganteng, setia," ucap Raga sombong, lengkap dengan kepercayaan diri yang penuh.

"Halah kolor ijo!"

"Jujur si, gue pengin jagain Siena. Pengin jadi kebanggaan dia, gue pengin jadi pusat dia."

"Lebay lo, kalo ngomong suka bikin gue mual!" ucap Sandi mengelus perutnya menanggapi ucapan manis sahabatnya itu.

"Gue serius!" balas Raga tak terima.

"Ya, lo tembak aja, kita bantuin nentuin momentnya, dan kita rencanain acara nembak yang beda dari yang lain," ujar Sandi berpikir keras.

"Gue udah punya cara, gue mau nembak Siena di depan keluarganya."

"HAH?" seru Sandi dan Rama bersamaan.

"Kalo ditolak gimana?" tanya Rama hawatir.

"Iya, Ga, kalo di tolak, uuh malunya nggak ketulungan," ucap Sandi mengingatkan.

"Seenggaknya orang tua Siena tau kalo gue serius dan gentle," jawab Raga begitu yakin.

"Siapin mental aja, Ga," ujar Sandi.

_______

Pria itu bersalaman dengan klien yang baru saja berkerjasama dengannya, lalu kembali duduk dan menghela napas lega setelah menyelesaikan pekerjaan. Beruntung saja kemarin Raga tidak pulang, membuatnya tidak perlu memperhatikan anak itu, karena dirinya akan mendapat banyak pekerjaan.

Bukan AmbiguWhere stories live. Discover now