Bukan Ambigu 14

780 85 13
                                    

Gadis itu terus mendesah kesal, sudah satu jam dia berada di perpustakaan. Matanya membaca huruf dalam buku, namun otaknya tidak menyerap satu katapun dari buku. Siena mendengus, entah sampai kapan Siena memikirkan ucapan tidak penting Raga tadi siang di ruang olahraga.

"SIENA!" panggil Siva tergesa.

"Ada apa, sih?"

"Motor lo!"

"Motor gue kenapa?"

"Motor lo ada di lantai dua deket tangga."

"Hah? kok bisa?"

"Em anu, anu Sie ..." takut Siva.

"Emang motor bisa jalan sendiri, ya? Kok bisa sampai lantai dua sih, gimana ceritanya." Bingung Siena lalu pergi mengecek ucapan Siva, malas jika harus menunggu jawaban Siva.

Siena melihat lantai dua saat sedang menaiki anak tangga, Siena melihat Raga sedang menduduki motornya dengan senyum menyebalkan itu.

Siena mempercepat langkahnya hingga dia sampai di lantai dua, dan motornya bertengger disana.

"Eh, Siena udah dateng?" tanya Sandi yang sudah pasti membantu Raga menaikan motor Siena ke lantai dua.

"Mau kalian apa sih? Kenapa coba motor aku di naikin kesini segala?!" bentak Siena.

Raga mendekati Siena dengan senyuman jahilnya. "Boleh di ulang gak? Pengin hirup nafas segar kamu," ucap Raga mencondongkan wajah konyolnya.

Siena menahan dongkolnya. "MAHLUK ASTRAL! BALIKIN MOTOR AKU KE PARKIRAN!" teriak Siena.

"Gimana caranya?" tanya Raga polos.

"Apa? Kalian yang bawa kesini kenapa nggak bisa balikin? seharusnya aku yang nanya, gimana kalian bisa naikin motor aku kesini?"

"Kita gotong, tapi kita nggak tau caranya balikin ke bawah, susah," ucap Raga cuek.

"Sob, nonton Naruto di aula, yuk!" ajak Raga, Sandi dan Rama pun hanya ikut.

"KALIAN MAU KEMANA? BALIKIN MOTOR AKUUUUUU!" teriak Siena namun tidak di dengarkan Raga dan lainnya.

Raga hanya tersenyum jahil dan terus berjalan meninggalkan Siena yang masih kebingungan, bagaimana caranya akan menurunkan motornya. Mana mungkin Siena melewati tangga, yang ada tubuh Siena terpelanting menahan berat motornya.

"Gimana nih? Gue bisa di gorok sama bokap, DASAR RAGA SIAL!" kesal Siena.

Siva datang dengan cengiran mohon ampunnya. "Ulah Raga lagi, ya?" tanya Siva takut.

Siena hanya mendengus, tidak perlu di jawab, Siva tau jawabannya.

"Gue nggak tau kenapa Rata bersikap kaya gitu ke elo, gue ngerasa Raga suka sama lo," ucap Siva membuat Siena yang tengah bingung tertegun, tidak mungkin Siva berfikir hal sama dengan Siena.

"Apa hal ini yang orang lakuin ke orang yang dia suka?" tanya Siena agar Siva tak berfikir begitu, karena Siena sedang berusaha untuk menyatukan Siva dan Raga.

"Ya gue si nggak tau, tapi itu yang gue rasain." Senyum Siva terlihat garing.

Jika Siva yang tidak tau apa-apa saja merasa begitu, bagaimana dengan Siena yang selalu melihat tingkah Raga selama ini.

"Itu cuma perasaan lo aja." tegas Siena.

_________

Siena duduk di tangga. Sekolah sudah bubar, namun dirinya malah terjebak di sekolah tanpa tau bagaimana caranya pulang, bahkan Samuel memarahinya karena tidak di jemput, Siena harus berbohong pada Samuel dan memberikan sisa uang sakunya untuk Samuel, karena Samuel harus pulang naik taksi.

Bukan AmbiguWhere stories live. Discover now