Bukan Ambigu 17

687 61 7
                                    

i'm ok

Cowok itu duduk dengan memainkan sumpit di tangannya, matanya menatap kosong pada meja, rasanya dia sudah muak terus berpura-pura baik saat pertemuan keluarga, bagi Raga, ini sangat tidak penting, dari pada bertemu dengan Mama dan keluarga barunya, lebih baik nonton Naruto di rumah.

"Raga, Kevin, gimana sekolah kalian?" tanya Ronal Papa Kevin sekaligus suami Gita Mama Raga.

Ya. Raga dan Kevin adalah saudara, meski tidak sedarah, Ronal memperlakukan mereka dengan sama, namun Raga dan Kevin tidak pernah akur, di sekolah, seolah mereka tidak saling kenal, lebih tepatnya 'tidak mau kenal', itu alasan mereka selalu bertengkar, karena Raga merasa kebahagiaanya sudah di ambil oleh Kevin, terutama mamanya. Semenjak menikah dengan Ronal, pemilik sekolah yang Raga tempati itu Raga merasa kehilangan kasih sayang dan perhatian mamanya, semua Kevin ambil, maka dari itu Raga sangat benci jika Kevin dekat dengan Siena, gadis yang dia cintai saat ini. Cukup bagi Raga mamanya di ambil oleh Kevin, tidak untuk Siena, Raga tidak akan membiarkan pusat kebahagiaannya di ambil kembali oleh Kevin.

Meskipun Raga di akui Ronal sebagai anaknya, Raga terus menolak mendapat fasilitas atau bahkan di istimewakan di sekolah, bagi Raga papanya hanya Rizal tidak ada yang lain.

"Baik Pa, kayak biasanya," jawab Kevin.

Kevin memang senang Gita menjadi mamanya, karena Kevin merasa di perhatikan, apalagi semenjak kematian mamanya, Kevin terus terpuruk, semenjak ada Gita, Kevin merasa ada pengganti.

"Raga, kenapa nggak di jawab?" tanya Gita.

"Males ngomong," dingin Raga.

Gita menghela nafas, semenjak Gita bercerai dengan Rizal, sikap Raga begitu dingin padanya. Gita merasa terluka jika anak kandungnya bersikap acuh padanya, Gita tau kesalahannya, tapi Gita melakukan itu untuk menyelamatkan masa depan Raga, dan Gita merasa gagal setiap mendengar perilaku Raga di sekolah.

"Raga, Mama mohon, kali ini aja kamu nggak bersikap acuh," pinta Gita dengan lembut.

Raga mendengkus, membenarkan duduknya. "Bukanya mata-mata Mama banyak? Termasuk anak kesayangan Mama ini, 'kan?" tanya Raga menunjuk Kevin.

Raga tau Kevin selalu melaporkan apapun yang Raga lakukan, alasan itu yang membuat Raga sering membuat masalah di sekolah, dengan begitu, mamanya akan berfikir jika Raga melewati batas pergaulan.

"Raga! Kapan si kamu bikin Mama seneng? Mama ajak kamu kesini bukan untuk bertengkar, Mama pengin kita rukun," ucap Gita lalu Ronal memegang tangan Gita agar lebih tenang.

"Raga emang nggak pernah bener di mata Mama, kaya Papa di mata Mama, selalu salah!" sinis Raga.

"Mama tau salah Mama Ga, Mama cuma pengin liat kamu bahagia dan sukses di sekolah."

"Kaya Kevin? Raga bukan Kevin Ma, jangan suruh Raga buat jadi orang lain," tegas Raga.

Gita tau sikap Raga yang kasar dan acuh itu akibat perbuatannya juga, bahkan Raga sampai menjadi murid paling buruk di sekolah, banyak laporan dari sekolah tentang perilaku Raga, seperti menghancurkan kaca sekolah, bolos, lompat pagar, tawuran beberapa kali, melukai temannya sendiri, semua itu hampir membuat Gita frustasi, merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada putranya itu.

Bukan AmbiguWhere stories live. Discover now