Bukan Ambigu 39

232 30 17
                                    

Sudah jam setengah satu malam, dan Siena belum ditemukan juga. Raga semakin panik dengan keringat yang mulai bercucuran akibat tidak berhenti berlari kesana-sini.

"Kemana sih Siena? Ponselnya juga mati," gumam Raga frustrasi.

BUG

Saat Raga menoleh, tengkuknya dipukul oleh seseorang hingga membuat pemuda itu terjatuh pingsan. Kedua orang itu langsung membopong tubuh Raga, membawanya pergi dari rumah mewah itu.

_______

Gadis itu tersadar, sebuah ikatan di kedua tangan dan kakinya membuatnya sulit bergerak, ditambah matanya yang gelap karena tertutup sebuah kain.

Siena menggerakan tubuhnya yang terikat, meski ikatannya tidak bisa dia lepas begitu saja.

"Siapa pun tolong!" seru Siena masih berusaha melepas tali.

Matanya yang tertutup makin membuatnya kesulitan untuk melepas talinya, dan Siena juga tidak bisa mengetahui di mana dia berada sekarang, yang dia ingat hanya saat itu mulutnya dibekap seseorang sampai dia pingsan.

"Gue di mana sekarang?" Siena bergumam meski tak melihat apa pun.

Ruangan terasa hening saat Siena mulai menyerah mencoba melepas tali, karena mata tertutup membuatnya sulit melakukan banyak hal.

"Aw!" Seseorang terdengar mengaduh, Siena menajamkan telinganya saat mendengar suara aduhan itu seperti di dekatnya.

"Siapa itu?" Siena merasa waspada.

"Siapa kamu? Lepasin aku!" teriak Siena mengguncang tubuhnya panik, takut jika orang tadi adalah yang menculiknya.

Cowok itu merasakan tengkuknya yang pegal, saat ingin menggapai tengkuk—tangannya terasa terikat, dan benar saja, saat dia mulai sadar melihat keadaannya yang terikat. Raga melihat sekitar hingga dia menemukan sosok Siena yang tengah mencoba melepas ikatannya.

Raga hanya terdiam saat Siena berteriak panik, hanya melihat gadis yang matanya tertutup.

Jadi Siena diculik? Dan kenapa gue diculik juga. Batin Raga heran.

"Siapa di sana? Lepasin aku!" kata Siena memberontak.

Raga belum bisa mencerna apa yang sedang terjadi, karena dia sendiri tengah mencari Siena, dan malah berakhir di gudang yang entah milik siapa.

"Ekhem! Jangan takut, kamu nggak sendirian, karena aku juga diculik," ucap Raga. Namun, mengubah suaranya lebih besar agar Siena tidak mengenali suaranya.

"Kamu siapa?"

"Aku sama seperti kamu, diculik dan terikat, maaf aku nggak bisa lepasin ikatan mata kamu," kata Raga masih dengan suara yang dibesarkan.

"Jadi kita diculik? Siapa yang menculik kita? Dan kenapa kita disekap? Aku mau pulang, aku takut," ucap Siena membuat Raga hawatir.

Pemuda itu melihat ke sekitar, ingin meraih sesuatu agar bisa terlepas dan menyelamatkan Siena. Raga tidak tega melihat gadis itu ketakutan.

"Aku janji kita akan keluar dari sini, jadi tenang ya. Mata aku nggak ketutup, aku akan berusaha melepas ikatan aku. Setelah itu kita pergi dari sini."  Raga masih mencoba menggeser kursinya, tetapi kursinya malah tergelincir, membuatnya terjatuh dan sulit untuk berdiri kembali.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Siena yang mendengar kursi jatuh.

"Nggak apay, cuma butuh waktu dikit lagi," jawab Raga seraya menggeser tubuhnya yang sudah di lantai, menjadikannya lebih sulit untuk bergerak.

Siena mendengar orang itu terus berusaha melakukan sesuatu, sedangkan melihat saja gadis itu tidak bisa. Siena hanya bisa diam di tempatnya, meski tidak tahu siapa orang itu, Siena tahu pasti orang itu akan membantunya lepas juga.

Bukan AmbiguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang