Bukan Ambigu 38

231 32 13
                                    

"Yeeiii!" semua bertepuk tangan setelah Kevin memberikan potongan kue pada Ronal dan Gita, dan Kevin sudah siap dengan potongan ketiga, yang akan diberikan pada Siena dan langsung mengungkapkan perasaanya.

Gita meremas tangannya, mencari keberadaan Raga. Setelah melihat putranya, Gita makin panik karena pemuda itu terlihat bingung dengan tatapan kosongnya. Gita yakin Raga sedang memikirkan nasibnya dengan Siena. Wanita itu bisa melihat mata Raga yang begitu terkejut ketika Gita mengatakan kalau pemuda itu akan kehilangan Siena jika tidak melakukan sesuatu.

Raga, ayo lakukan sesuatu. Maaf Kevin, Mama sayang kamu, tapi Mama tau Siena mencintai Raga juga. Batin Gita yang sempat melihat Siena tengah melirik Raga beberapa kali, bahkan Gita melihat wajah sendu Siena saat melihat Raga memberikan minum untuk Siva.

Wanita itu dan Raga saling berpandangan. Raga menatap Siena yang berdiri tak tahu apa-apa di sebelah Gita, membayangkan jika gadis itu menjadi milik Kevin seutuhnya. Kevin pasti akan menjadikan Siena menjadi miliknya tanpa ada yang menyentuhnya lagi, Raga tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika melihat hari-hari Siena di samping Kevin, tidak akan ada lagi wajah lucu dan marah Siena yang dia lihat.

Sie, Sie, Sie, im sorry. Batin Raga langsung memalingkan wajahnya, menjauh dari tatapan Gita, dan tentunya tidak sanggup melihat Siena.

"Kita lihat, potongan ketiga akan Kevin berikan pada siapa? Aku tidak sabar!" seru sang pembawa acara heboh.

Kevin menatap Siena yang membuat gadis itu jadi tidak nyaman. Siena menelan salivanya kasar saat Kevin tersenyum padanya dan berjalan pelan menuju ke arahnya, membuatnya makin tak nyaman dan sedikit melangkah mundur, karena dia sendiri tidak yakin kalau Kevin akan memberikan potongan itu padanya.

Tetapi Kevin semakin dekat, membuat orang di sekitar Siena sedikit menjauh, membuat gadis itu berdiri sendiri dengan Kevin yang sudah di hadapannya.

"Waahhhh potongan ketiga akan diberikan pada gadis cantik itu, hemm pasti gadis istimewa," kata sang pembawa acara membuat suasana menjadi riuh.

"Sie, ini untuk kamu, makasih karena udah dateng, terima ya," ucap Kevin memberikan potongan kue itu dan Siena tersenyum kaku menerimanya.

"Makasih." Siena gemetar, menyadari tengah menjadi perhatian utama.

"Yei, tepuk tangan semuanya! Jangan ngiri ya, jangan ngiri!" seru pembawa acara.

Namun, Ronal langsung memberi kode agar semuanya diam, memberikan waktu Kevin untuk berbicara, dan agar suara Kevin saja yang mereka dengar.

"Sie, di hari paling spesial ini, aku ingin jadi hari spesial buat kamu juga," ucap Kevin menarik tangan kiri Siena.

Siena terdiam, bahkan dia tidak tahu bagaimana caranya menoleh. Siena takut kalau Kevin akan menembaknya di hadapan semua orang, dan tentunya Siena tidak punya kesempatan untuk berpikir.

Semua pasti akan memintanya untuk menerimanya, tentu itu salah! Karena hati Siena masih terikat kuat dengan Raga. Dia tidak mungkin menerima Kevin, tetapi jika menolak, pasti semua orang akan kecewa padanya, dan Siena akan mengecewakan Kevin, mempermalukan Kevin di hari ulang tahunnya? Cukup Raga yang dia permalukan di hadapan keluarganya, tidak untuk Kevin.

Siena akhirnya menoleh ke arah Raga, tatapan mereka bertemu. Namun, dalam arti berbeda.

Ga, maaf dan selamat tinggal harapan. Batin Siena lalu memutuskan kontaknya dengan Raga.

Raga sempat melihat wajah Siena yang terlihat tertekan, meski begitu cowok itu sama sekali tidak punya niat untuk melakukan sesuatu, baginya yang terjadi biarlah terjadi.

Bukan AmbiguWhere stories live. Discover now