Cupu 57

2.8K 151 2
                                    

Jangan pergi!

Melodi terduduk dilantai dengan lemas. Gadis itu terisak dalam tangisnya. Melodi memekik histeris, gadis itu menepuk-nepuk keras dadanya yang terasa sesak.

Putri yang menatap melodi semakin histeris memejamkan matanya kuat. Sudah cukup!. Ia sudah muak melihat semua drama ini.

"Bangun lo!." suara putri terdengar menusuk keindera pendengaran melodi.

Melodi mendongak, menatap putri yang sedang menatapnya nyalang. Sementara venus, kakak dari cowok itu mengerutkan dahinya bingung saat melihat raut wajah putri. Terlihat berbeda.

"Lo kenapa nangis hah?!. Lo nggak sadar mel?. Semua ini terjadi karena lo?!. Andai aja lo nggak berperilaku seperti kemarin, angkasa nggak bakalan serepot ini buat ngurusin lo."

"Gue tau masalah lo berat. Gue juga nggak berhak nilai masalah lo terlalu mudah. Satu hal yang gue tau, lo pengecut. Lo nggak berani ngehadapin masalah, lo malah dengan seenaknya bersikap kekanak-kanakan seakan-akan hidup lo benar-benar udah hancur. "

"Angkasa mel. Dia udah berbesar hati buat selalu ada disamping lo!. Tapi lo nggak pernah buka hati lo buat berubah. Lo malah semakin betah dengan sikap kekanak-kanakan lo?!. Sekarang lo puas hah?. Puas lo udah ngeliat angkasa dalam keadaan seperti ini?."

"Dia udah rela-relain mel. Malam-malam kerumah lo cuma karena khawatir sama lo. Kalau gue jadi angkasa, gue bakalan tinggalin cewek bodoh kayak lo?!" putri menunjuk-nunjuk melodi dengan geram.

"Udah put!." venus memberi pelukan erat pada melodi yang hanya diam mematung.

Mata sembab melodi menatap raut cemas venus. Seketika dadanya kembali sesak. Bagaimana tidak?, ia telah melakukan hal jahat kepada venus. Tetapi, gadis itu sama sekali tak membencinya.

Kepalanya menoleh kearah om riko dan tante feni. Kedua orang tua dari cowok itu sangat khawatir. Namun, mereka tetap memperlakukannya dengan hangat. Bahkan mereka tak membencinya karena telah berbuat konyol hanya untuk balas dendam.

Masalahnya bukan hanya itu, ia juga bodoh. Apalagi setelah mengetahui fakta jikalau bukan venus penyebab kematian kakak dan mamanya. Melainkan karena selingkuhan papanya sendiri yang tak lain adalah mamanya tasya.

Melodi menatap sendu seorang cowok tampan yang tengah tertidur dihiasi dengan berbagai macam jenis selang. Kaca besar ini sangat memperlihatkan betapa menderitanya cowok itu. Dan semua itu karenanya.

Apa yang dikatakan putri memang benar. Ia sudah bersifat kekanak-kanakan. Ia pengecut, tak berani menghadapi masalah. Lihatlah, karena ulahnya angkasalah yang mendapat akibat dari perlakuannya.

Andai saja, andai saja ia tak bersikap seperti ini. Angkasa tak mungkin dalam keadaan seperti itu. Cowok itu selalu berada disampingnya, menjaganya dengan begitu hebat.

Sekarang cowok itu sudah terkulai tak berdaya, semua itu karena dirinya. Ia rindu angkasa, rindu candaan receh dari cowok itu. Rindu pelukan hangat dari cowok itu.

Mengapa ia selalu bernasib buruk?. Apa kesalahan besarnya hingga takdir menghukumnya seperti ini. Dulu, mama dan kakaknya telah meninggalkannya. Keluarganya yang hancur. Perlakuan kasar dari sang papa. Mario yang mengkhiantinya dan kini papanya yang sakit kejiwaan.

Sudah cukup semua penderitaan itu. Apakah takdir tak memberi jeda untuknya tersenyum. Mengapa takdir selalu memaksanya untuk menangis. Apakah raut wajahnya memanh tak pantas menampilkan sebuah senyuman?.

Sekarang, sekarang angkasa yang dalam keadaan seperti itu. Dunianya akan benar-benar akan hancur jika terjadi sesuatu yang buruk pada cowok itu.

"Tuhan, melodi butuh angkasa." lirih melodi.

Melodi menempelkan wajahnya dikaca besar yang terpasang diruangan angkasa. Gadis itu tak henti-hentinya menangis, menyalahkan dirinya atas kejadian ini.

Andai saja! Andai saja!.

Tit. Tit. Tit.

Suara ricuh terdengar diruangan angkasa, tubuh cowok itu seketika mengalami kejang-kejang. Melodi yang melihat kejadian itu menggelengkan kepalanya kuat. Angkasanya harus selamat.

"Dok!. Tolong. Dok!."

Melodi terus berteriak dengan air mata yang semakin deras, tante feni, om riko, venus dan putri yang melihat hal itu tak kalah khawatirnya. Apalagi mendengar suara melodi yang terdengar khawatir.

Melodi terus meracau, gadis itu terus terisak. Ia gelagapan, gadis itu seketika kehilangan arah. Perlahan, perasaannya terasa diremas-remas begitu kuat, hingga menimbulkan sesak yang teramat.

Seorang dokter keluar dari ruangan angkasa dengan wajah tak dapat diartikan. Semua orang yang menyadari kedatangan dokter itu berjalan cepat menemui pria berkemeja putih itu.

"Do-dok. Gimana keadaan anak saya?." tante feni berucap dengan suara yang gemetar.

Dokter itu menatap semua anggota keluarga pasiennya lalu berhenti ketika tatapannya beradu dengan seorang gadis yang terlihat sangat kacau.

"Apa anda yang bernama melodi?." seketika semua tatapan berlalih menatap gadis itu.

Melodi mengangguk lemak, membuat dokter itu tersenyum tipis. "Angkasa sangat mencintai anda. Cowok itu terus memanggil-manggil nama anda hingga akhir nafasnya."

Damn!

Bukannya tersanjung, melodi malah menatap dengan tatapan kosong perkataan dari sang dokter terus terngiang-ngiang dipemikannya.

Hingga akhir nafasnya

Akhir

Nafasnya!

Melodi menggeleng kuat, gadis itu memekik histeris. Putri yang menyadari sahabatnya yang semakin kacau itu memeluk melodi erat. Tante feni yang mendengar hal itu seketika jatuh pingsan. Tak hal dengan venus, kakak dari cowok itu sudah terisak sedari tadi.

Melodi berlari, menerobos sang dokter untuk dapat segera memasuki ruangan angkasa. Air matanya semakin deras saat melihat sang suster yang perlahan mencabut semua alat yang menancap ditubuh angkasa.

"Jangan!."

Melodi mendorong kuat sang suster, gadis itu segera memeluk tubuh angkasa yang sudah terkulai tak berdaya. Gadis itu terus menangis, rasa penyesalan menggerubungi ulu hatinya. Semua ini salahnya.

"Bangun sa. Lo udah janji untuk selalu ada disamping gue" lirih melodi sembari terus memeluk tubuh dingin angkasa.

***
Mohon
Vote
Dan
Commetnya:')

Follow my wattpad ya:)
Biar semangat upnya
Hehehe😂

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Where stories live. Discover now