Cupu 10

4.7K 268 0
                                    

Mikirin lo buat gue
gak bisa tidur.

Seorang gadis yang tengah memakai piyama berwarna cokelat, tengah uring-uringan diatas kasur empuknya. Tubuh mungil gadis itu selalu bergerak kekanan dan kekiri, seakan susah mendapatkan posisi ternyaman untuk segera memejamkan matanya. Melodi menatap langit-langit kamarnya dengan pemikirin yang masih melayang-layang tak tentu arah. Decakan pelan keluar dari bibir mungil gadis tomboi itu saat mengingat kejadian tadi siang.

"Mel, kita duduknya jangan terlalu dekat ya."

"Gak usah bahas masalah aku, disini kita itu mau belajar."

"Tasya gak sejahat itu, aku yakin."

Melodi menggaruk rambutnya kesal, mengapa cowok cupu itu tak mendengarkannya. Bukannya apa-apa melodi hanya iba jika nanti cowok cupu itu akan merasakan sakit yang amat dalam. Sepertinya tasya memang sudah mencuci otak angkasa. Buktinya, pada saat melodi menceritakan unek-uneknya mengenai tasya, cowok cupu itu hanya tersenyum dan mengiyakan ucapannya.

Gadis tomboi itu masih memandangi langit-langit kamarnya, memikirkan semuanya dengan raut wajah kesal. Perlahan rasa kantuk menyerangnya, membuat melodi memejamkan matanya dan berbaur dengan alam mimpi yang diharapkannya indah.

                             🌿🌿🌿
Melodi mengikat rambut panjangnya dengan tak bersemangat, ternyata tadi malam ia tersentak dari tidurnya dan berakhir dengan begadang semalaman. Rasanya melodi ingin tidur seharian, namun mengingat hari ini ada ulangan harian matematika membuat melodi meurungkan niatnya itu. Ayolah, melodi hanya ingin menguji kemampuannya selama belajar dengan angkasa seminggu terakhir ini.

Sepertinya dewi fortuna tengah berpihak pada gadis tomboi itu. Hari ini, melodi tak terlambat padahal jam sudah menunjukkan keterlambatannya. Melodi menghentikan langkahnya saat melihat kearah parkiran, tatapannya beradu dengan tatapan angkasa yang tengah memeluk tasya yang telah menjadi kekasihnya itu. Gadis tomboi itu memutuskan kontak mata itu secara sepihak, lalu segera berjalan cepat menuju kelasnya.

Putri yang tengah sibuk memainkan ponselnya itu mengerutkan dahinya bingung, saat melihat melodi duduk dibangkunya dengan raut wajah masam. Gadis yang tengah memakai bando berbentuk telinga kelinci itu segera mematikan benda pipih yang dipegangnya, menatap sahabatnya itu bingung, bersiap-siap melontarkan pertanyaan yang telah memuncah diotaknya itu.

"Woy, lo kenapa?" melodi mendongakkan kepalanya menghadap putri, sahabatnya itu tengah menatapnya dengan wajah serius.

Melodi menghela nafasnya kasar."Lo tau tasya kan put." kerutan didahi putri semkain mendalam, membuat melodi berdecak kesal akan itu.

"Dia mantan angkasa, te--"

"HAH!"Melodi memukul kepala sahabatnya itu geram, membuat empunya meringis kesakitan.

"Ck!, berisik." decak melodi kesal, sedangkan putri hanya terkekeh pelan.

"Gak nyangka gue mel, angkasa loh. Cowok cupu sekolah kita, walaupun sedikit manis sih. Tapi, gue tetep aja gak nyangka, demi apa angkasa bisa pacaran. Sama tasya lagi, yang jelas-jelas lebih waw dari elo." putri menggelengkan kepalanya heran beriringan dengan decakan pelan yang keluar dari bibir tipisnya.

Gadis tomboi itu memutar bola matanya jengah, sahabat macam apa ini yang memuja musuh sahabatnya didepan sahabatnya sendiri. "Gue tau dia lebih waw dari gue. Yang jadi masalahnya disini, lo sendiri kan tau kalau tasya itu selingkuhan mario, yang jelas angkasa gak percaya gue ngomong kayak gitu put. Gue yakin, si tasya pasti udah cuci kering otaknya si angkasa. "

Putri hanya manggut-manggut paham, lagi-lagi membuat melodi menggeram ditempatnya. Setidaknya putri bisa memberinya saran, bukan hanya mendengarkan lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Atas motif apa lo mau jelasin semua ini sama angkasa?" jleb. Melodi terhenyak atas pertanyaan putri.

Melodi menggaruk tekuknya yang tak gatal."de-demi kemanusiaan lah" jawab melodi gelagapan membuat putri tertawa keras.

Mereka saling terdiam beberapa saat, masing-masing mereka terlarut dalam pemikirannya. Suasana freeclass yang menjadikan suasana gaduh ini, membuat melodi sesekali berdecak kesal. Ayolah, melodi membutukan ketenangan saat ini. Setelah berfikir cukup keras, melodi mendekatkan dirinya pada putri. Gadis tomboi itu membisikkan sesuatu, sedangkan putri hanya manggut-manggut paham menyetujui ide melodi.

                           🌿🌿🌿
Bel pulang sekolah telah berbunyi beberapa puluh menit yang lalu. Melodi melangkahkan kakinya menuju halte sekolah untuk menaiki angkutan umum guna menuju danau, dimana tempat ia diajari oleh angkasa. Semenjak angkasa kembali berpacaran dengan tasya, ia tak lagi pergi dan pulang bersama melodi. Alasan mengapa ia tak pergi bersama angkasa karena cowok cupu itu ingin mengantari tasya pulang, dan alasan karena tidak bisa pulang bersama, karena angkasa tak ingin membuat tasya cemburu.

Melodi sedadi tadi berdecak kesal, pasalnya sebuah angkutan umum tak kunjung nampak dipandangannya. Melodi sangat ingin kedanau, bukan ingin cepat belajar. Namun, ia ingin mencoba sekali lagi meyakinkan angkasa, sungguh melodi sudah geram sendiri memikirkan hal ini. Sebuah motor sport berwarna hitam dengan stiker pedang diplat motornya datang menghampiri melodi. Gadis tomboi itu mendengus sebal, ia sangat hafal siapa pemilik motor itu.

"Hai bitch, mau gue anter pulang?" mario membuka helm fullfacenya memperlihatkan wajah tampannya.

"Gak butuh tumpangan." jawab melodi ketus, sungguh saat ini ia sangat malas untuk berdebat.

"Lo yakin?" tanya mario memastikan, membuat melodi berfikir untuk beberapa saat.

"Ya udah, gue mau kesuatu tempat dulu." melodi perlahan menaiki motor sport itu membuat seulas senyuman tipis terpampang diwajah tampan mario.

Melodi sungguh tak memiliki keputusan lain. Ia benar-benar ingin segera menemui angkasa. Perlahan keduanya menghilang, meninggalkan kepulan-kepulan asap yang menari-nari diudara.

                            🌿🌿🌿
Melodi berlari kencang menuju kearah angkasa yang sedang membaca sebuah buku tebal. Gadis itu segera berdiri didepan cowok cupu itu membuat angkasa mendoangkkan kepalanya bingung.

"Sa, tasya itu gak baik buat lo." decakan pelan angkasa keluarkan setelah mendengar pernyataan melodi, gadis itu baru datang kesini, tapi sudah menjelek-jelekan kekasihnya.

Angkasa menutup buku tebalnya kasar, memasukkan semua buku kedalam tasnya."Mel, berhenti ngomong buruk tentang tasya, aku yakin dia itu sayang sama aku. Dia gak bakalan jahatin aku. Jadi, stop ngomong kayak gitu." perlahan angkasa berdiri dengan menyandang tas besarnya.

"Lo inget kan pas tasya mutusin lo katanya, lo itu terlalu baik buat dia, semua itu gak benar sa. Dia itu selingkuh sama mario mantan aku. Dia it--"

"BERHENTI MELODI!"

Melodi terhenyak atas bentakan angkasa, untuk pertama kalinya ia melihat sisi lain dari angkasa. Cowok cupu itu membentaknya karena ingin membela tasya yang jelas-jelas sudah salah dalam hal ini. Melodi rasa, cowok cupu itu sudah terbutakan atas cinta.

"Untuk tiga hari kedepannya, kita gak usah belajar dulu. Aku harap kamu bisa mikirin semua tuduhan jahat kamu itu sama tasya. Berhenti mel jelek-jelekin tasya, itu semua gak benar."

Setelah mengucapkan pernyataan itu, angkasa meninggalkan tempat itu. Melodi masih terdiam ditempatnya, cinta ternyata memang berbahaya. Melodi semakin yakin, ia juga tak mau lagi mengenal cinta. Tapi jangan berfikir melodi akan berhenti berusaha, ia akan membuktikan pada angkasa bahwa apa yang ia katakan semuanya benar.

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang