Cupu 23

3.7K 212 2
                                    

Senyumanmu itu begitu
berarti
Pertahankan agar terus
Terpatri
Agar hidupku semakin mudah
Dijalani

Melodi mengerjap-ngerjapkan matanya pelan berulang kali, mencoba meyakinkan dirinya bahwa apa yang telah ia lihat merupakan sebuah kenyataan. Gadis tomboi itu menyuruh seseorang itu untuk masuk kedalam rumahnya, lalu menutup pintu dengan perlahan.

Melodi memandangi angkasa yang tengah duduk manis diruang tamunya. Cowok itu terus menampilkan senyuman manisnya, membuat gadis tomboi itu memutar bola matanya malas. Melodi terus memikirkan banyak hal tentang kedatangan angkasa, untuk apa cowok itu mendatanginya dimalam hari seperti ini.

"Mau apa?. Numpang makan?." melodi memandangi angkasa kesal, cowok itu telah mengganggunya yang tengah tertidur pulas.

Angkasa terkekeh pelan, raut wajah gadis itu sangat jelas sehabis bangun dari tidurnya. Sudah diluar dugaan, pasti gadis tomboi itu kesal karena ia telah mengganggu waktu tidurnya. "Hai cewek, jalan yuk"

Melodi mendesis kesal, menggelikan melihat raut wajah angkasa yang tengah menggodanya seperti itu. "Punya uang berapa lo?, berani-beraninya ngajak gue jalan. "

"Gak perlu uang. Cukup ada gue dan lo aja udah cukup." balas angkasa, mengucapkan kalimatnya dengan yakin.

Melodi mengulum tawanya, melihat angkasa yang mulai bersifat puitis itu memang menggelikan. "Emangnya lo boleh keluar malam sama nyokap lo?. Gak dimarahin gitu?"

"Ck. Jangan mulai deh mel. " decak angkasa kesal. Gadis tomboi itu mulai mengungkit masa lalunya, saat ia masih menjadi seorang angkasa cupu.
Melodi terkekeh pelan, rasanya sangat puas melihat angkasa kesal seperti itu. "Ya udah. Gue ganti baju dulu ya cowok. "

Melodi memberikan kecupan jauh pada angkasa, membuat cowok itu terkekeh pelan. Kemudian melodi mulai berlari kecil, menaiki satu persatu anak tangga untuk mencapai letak kamarnya yang terletak dilantai dua.

Melodi memandangi dirinya didepan cermin. Gadis itu melirik beberapa perlengkapan make up yang terletak diatas meja riasnya. Sebenarnya, gadis tomboi itu tak pernah membeli barang itu, namun putri memaksanya untuk membeli semua alat perlengkapan make up itu. Katanya, berjaga-jaga saja jika ia membutuhkan semua itu. Kadang melodi tak habis fikir, berjaga-jaga untuk hal apa?.

Perlahan tangan panjang melodi terulur untuk mengambil sebuah liptint. Gadis tomboi memandangi pewarna bibir itu dengan seksama, banyak hal yang ia fikirkan. Apa ia harus menggunakan semua barang ini, agar dapat sedikit lebih menarik didepan angkasa?. Melodi memutar tutup liptint itu, perlahan mendekatkan liptint itu kebibir mungilnya. Hanya tingga beberapa senti saja jarak antara liptint dan bibirnya, gadis tomboi itu menghentikan aksinya. Tanpa ragu, melodi menutup liptint itu kembali dan bergegas mengikat rambutnya asal. Sepertinya melodi benar-benar tak mau merubah penampilannya, ia sudah terbiasa semenjak kejadian dimasa lalunya dulu.

Gadis tomboi itu menghela nafasnya kasar, memaksakan diri untuk tersenyum didepan sebuah cermin yang menampakkan penampilan sederhananya. Melodi berlari kecil, menghampiri angkasa yang sepertinya sudah terlalu lama menungguinya.

                             🌿🌿🌿
Disepanjang langkah kakinya bersama angkasa, melodi tak urung menampilkan senyumannya. Sedari tadi, cowok itu tak pernah melepaskan genggaman tangannya. Bahkan genggaman tangan itu semakin erat, jikalau melodi berusaha untuk melepaskannya.

Cowok itu membawanya kesebuah festival coklat. Tentu saja melodi sangat antusias atas hal itu. Setomboi-tomboinya pun melodi, tak menampik hal bahwa masih ada sedikit hal yang dimiliki perempuan feminim pada dirinya. Entah mengapa, gadis tomboi itu sangat fanatik pada makanan manis itu. Bahkan melodi sangat berkeinginan untuk mencicipi seluruh coklat yang ada didunia.

Angkasa membawa melodi disalah satu stand penjual coklat. Mata melodi kembali berbinar menatap berbagai macam jenis coklat disana. Sedangkan angkasa yang melihat aksi kekanak-kanakan melodi itu hanya menggelengkan kepalanya heran.

"Mau yang mana?." tanya angkasa, tak urung membuat melodi menolehkan kepalanya pada cowok itu.

"Semuanya aja." balas melodi, melirik setiap coklat itu dengan seksama.

Angkasa mendengus kesal, jika berhadapan dengan coklat, melodi seakan lupa dunia. "Gak boleh. Ntar lo sakit gigi, kan gue juga yang repot. "

"Gigi-gigi gue, ngapain lo yang repot?" melodi menatap angkasa heran, membuat yang ditatap terkekeh pelan.

"Kan gue khawatir. " cowok itu menyubit hidung mancung melodi, membuat gadis tomboi itu mengusap hidungnya cepat.

"Mau beli yang mana cantik. Pilih aja, pilih abang juga boleh kok. " penjual coklat itu mengeluarkan suaranya, membuat angkasa menatap kesal terhadap penjual itu.

Angkasa merangkul pinggang melodi possesive, menatap penjual coklat itu nyalang. Sedangkan melodi mati-matian menahan tawanya, agar tidak meledak sekarang juga.

"Eh pak. Jangan macam-macam sama istri saya ya pak. Bapak pernah nggak nelan bogeman orang tampan?." ujar angkasa sarkas, membuat pipi melodi mendesir malu.

Penjual coklat itu tersenyum kaku, menampilkan deratan gigi kuningnya pada angkasa. "Maaf dek. Saya kira kalian adik-kakak. Ya udah, istrinya adek mau beli coklat yang mana?."

"Saya mau co--"

"Gak jadi. Istri saya gak jadi ngidam coklat. " potong angkasa, menarik melodi ketempat lain.

Melodi sedari tadi terus bertahan pada posisinya, dengan kedua tangan yang bersedekap pada dadanya. Entah mengapa, semakin angkasa mulai bersifat protektiv padanya, ia berubah menjadi melodi yang manja.

"Jangan marah dong mel. Besok gue beliin coklatnya. " bujuk angkasa, agar gadis tomboi itu kembali tersenyum padanya.

Melodi menatap angkasa kesal, membuat empunya menggaruk tekuknya yang tak gatal. "Kenapa harus besok?. Kenapa gak sekarang aja, mumpung lagi difesfival coklat. Ngapain kita kesini, kalau cuma liatin orang lain makan coklat?."

"Gak usah disini. Coklatnya nggak enak. " ujar angkasa, membuat melodi mendelik kesal.

"Kalau cemburu bilang aja. Susah bener, kek matematika." balas melodi.
"Iya-iya gue cemburu. Besok deh mel gue beliin. Janji" angkasa mengulurkan jari kelingkingnya pada melodi.

Melodi mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking angkasa. Gadis itu tersenyum manis atas tingkah protektiv angkasa. Entah mengapa cowok itu berubah menjadi seperti itu, semenjak mario menemuinya didanau tadi siang. Memikirkan semua itu tak henti-hentinya membuat melodi terkekeh pelan. Namun, semua perlakuan manis angkasa langsung terbuyarkan saat memikirkan sebuah hal. Gadis itu menghela nafasnya kasar, menggelengkan kepalanya kuat atas pemikirannya itu. Lihat saja kedepannya, berharap angkasa akan segera melakukannya.

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora