Cupu 46

2.2K 142 5
                                    

Jangan terlalu merasa benar
Karena sudut pandangmu tak
Selalu benar.

Hening, kedua manusia yang tengah beradu pandang itu hanya diam membeku. Semilir angin yang sesekali berhembus kencang, membuat rambut panjang sang gadis menari-nari diudara.

"Ini gak benar kan?."

Akhirnya angkasa bersuara, tatapannya masih terkunci kearah kedua manik mata cokelat milik melodi. Mata indah yang selalu ada dicinta disana, sekarang seakan terlihat semu.

"Mel, jadi lo y-"

"Iya, emangnya kenapa?!. Gue cuma mau balas dendam." potong melodi cepat.

Angkasa menggeleng, mencoba manampik hal yang diutarakan melodi barusan. "Gue ma-"

"Lo inget, gue pernah cerita perihal pacar kakak gue yang ngehina dia dulu." potong melodi lagi.

"Mel, g-"

"Dan orang itu kakak lo sa. Kakak lo itu pembunuh, dia udah buat keluarga gue hancur. Gara-gara dia papa gue jadi kasar sama gue, mama sama kakak gue meninggal karena kakak gue bunuh diri. Dan sialnya, mama gue entah kenapa semobil sama kakak gue."

"Hanya hal ini yang buat gue tenang. Dan seenaknya keluarga lo bahagia diatas kehancuran gue. Brengsek!." lagi-lagi melodi memotong ucapan angkasa.

Angkasa hanya diam, cowok tampan itu tidak tau lagi harus bereaksi bagaimana. Tentu saja ia terkejut atas pernyataan dari melodi.

"Tapi, lo punya bukti buat nuduh kakak gue kayak gitu?!." sanggah angkasa.

Melodi tersenyum miris, mata gadis itu berkaca-kaca. "Gue nggak perlu bukti. Semua hal itu adalah kenyataan."

"Kebahagiaan gue yang dulu seakan abadi, tiba-tiba lenyap saat kakak lo datang dan ngerusak segalanya."lanjut melodi.

Angkasa mencoba memegang kedua bahu melodi. Namun, gadis itu menghindar membuat setetes bulir bening meluncur bebas di pipi mulus melodi.

"Kita putus!."

Damn!

Angkasa menggeleng cepat, cowok itu dengan cepat menyambar melodi dengan pelukannya. Cowok itu terus memeluk erat melodi, tak memperdulikan melodi yang memberontak minta dilepaskan.

"Lo nggak bisa ninggalin gue mel."

"Inget, hanya gue yang bisa ninggalin lo." lanjut angkasa.

Pelukan angkasa terlepas, melodi menatap angkasa dengan tatapan yang sulit diartikan. "Lo gila?!. Gue udah buat keluarga lo hancur. Lo masih mempertahanin gue?."

Angkasa tersenyum tipis, membuat melodi semakin terisak. "Karena gue tau, lo hanya sedang dibutakan oleh dendam. Dan gue sangat yakin, lo masih dan akan tetap cinta sama gue."

"Ini juga salah gue, seharusnya gue bisa nuntun lo." lanjut angkasa.

"Gue nggak pernah cinta sama lo. Dulu, gue cuma kasihan sama cowok cupu kayak lo. Dan gue deketin lo, cuma karena balas dendam." melodi berteriak histeris.

Angkasa mengadahkan wajahnya keatas, mata cowok itu mulai memerah. "Gue yakin, tatapan lo selalu penuh cinta mel."

"Please, jangan sampai rasa cinta lo kalah sama rasa dendam lo." lanjut angkasa lirih.

"LEPASIN GUE!. GUE BENCI LO." melodi lagi-lagi berteriak histeris.

Akhirnya, bulir bening itu meluncur dipipi angkasa. Cowok itu sudah tak tahan menahan air matanya yang sedari tadi mendesak minta dikeluarkan.

"Gue nggak mau mel." angkasa berucap lirih.

"Dan, kenapa lo gak balas dendam ke gue juga?. Padahal lo bisa!. Dan lo tau itu karna apa?, karena...Lo cinta mel sama gue. Lo nggak mau kalau gue terluka." angkasa menangkup kedua pipi melodi.

"Brengsek!."

Melodi berlari sekencang mungkin meninggalkan angkasa diatas sana sendirian. Gadis itu menyeka air matanya secara kasar.

                                     🌿🌿🌿
Melodi membuka pintu utama rumahnya dengan tidak bersemangat. Kejadian tadi sangat membekas diingatannya. Saat ia mengakhir segalanya.

"Sialan!."

Melodi lagi-lagi mengumpat kesal, gadis itu menatap nyalang kearah sang papa dan wanita yang diketahui bernama lusi itu tengah berpelukan.

"Kalau mau pelukan, sana kekamar. Ngerusak pemandangan tau nggak!. "

Setelah melontarkan kalimat itu melodi berlari kencang menaiki tangga untuk segera sampai menuju kamarnya. Semuanya tampak menyebalkan.

Melodi terus terisak. Perasaan dendam, benci, kesal, amarah, kecewa dan cinta bercampur dalam waktu bersamaan.

Antara cinta dan dendam, ia lebih berpihak kearah dendam. Rasanya tak adil, jika ia bahagia diatas penderitaan keluarga. Ini keputusan yang tepat, melodi terus meyakinkan dirinya sendiri.

"Selamat tinggal....Angkasa pratama."

***
Mohon
Vote
Dan
Kommentnya

Follow juga my wattpad
Saya ya:')

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Where stories live. Discover now