Cupu 40

2.4K 142 0
                                    

Ternyata kalau bekas lo
Semuanya terasa enak

Arghhhh

Suara teriakan melengking dari venus menggelegar diseluruh penjuru rumah besar klasiknya. Tentu saja semua orang berlarian menuju gadis itu, termasuk angkasa.

"Ada apa ven." tante feni merangkul nyaman bahu venus. Putrinya itu sangat tampak ketakutan.

Angkasa menyatukan alisnya bingung, menatap penuh penasaran pada sebuah kotak yang terlempar kelantai rumahnya.

Tanpa rasa takut yang berarti cowok itu mengulurkan tangannya, mengambil kotak merah itu lalu melihat isinya.

Cowok itu membelalakkan matanya, sangat terkejut atas apa yang ia lihat. Didalam kotak itu, terdapat sebuah foto milik venus dengan bercak darah dimana-mana.

Apa ini semacam teror?

"Lo ada masalah sama orang?." angkasa masih menatapi kotak itu.

Venus yang tengah berada pada pelukan tante feni mendongakkan kepalanya, lalu mengusap kasar air matanya. "Ng-nggak tam. Gue nggak ada masalah sama siapapun."

Tante feni mengusap pelan kepala putrinya, mencoba menenangkan venus yang masih ketakutan. "Papa kalian malah lagi nggak dirumah lagi."

"Kita lapor polisi aja." lanjut tante feni.

Angkasa menggeleng cepat, menolak pernyataan dari mamanya itu. "Nggak ma. Kita nggak tau motif dari orang yang ngelakuin ini. Kita nggak boleh salah langkah dulu ma."

Tante feni menghela nafasnya pasrah, benar juga atas apa yang dikatakan oleh putranya tersebut. Bagaimana jika seseorang yang melakukan ini akan marah dan melakukan lebih dari ini?.

"Lo nggak usah khawatir kak. Gue bakalan nyelesaian masalah ini."

"Mama juga, nggak usah khawatir." lanjut angkasa.

Suara ketukan dari pintu utama rumah angkasa, mampu menarik perhatian semua penghuni rumah yang tengah menyantap sarapannya.

Seorang cowok dengan penampilan urak-urakan tengah berjalan mantap kearah mereka. Venus tersenyum manis, membalas senyuman yang tengah dilemparkan oleh cowok itu.

Angkasa menggepalkan tangannya marah, raut wajah kesal sangat terpampang jelas diwajah tampan cowok itu saat ini. Mengapa cowok brengsek itu ada disini?.

Apakah cowok itu memiliki hubungan dengan kakaknya. Oh ayolah, angkasa harap ini hanya sebuah mimpi. Sungguh, angkasa benar-benar tak merelakan jika kakak satu-satunya itu bersama cowok berandalan itu.

"Lo ngapain disini?!." angkasa memegang kerah baju mario kasar, tentu saja aksi itu membuat venus membelalakkan matanya.

"Lo apa-apaan sih tam." venus melerai genggaman angkasa, gadis itu menatap tajam kearah adiknya itu.

"Eh, ada apa ini. Kenapa pagi-pagi udah ribut aja." suara tante feni menengahkan suasana yang tengah menegang. Semua perhatian teralihkan kepada wanita paruh baya itu.

Mario merapihkan kerah bajunya dengan kasar, cowok itu berjalan pelan menuju kearah tante feni diikuti lirikan tajam dari angkasa.

"Pagi tante. Nama saya mario." cowok itu menyalimi tante feni, dibalas senyuman manis oleh wanita itu.

"Kalian kenapa berantem tadi?." tanya tante feni bingung.

Mario menggaruk tekuknya yang tak gatal. Cowok itu tersenyum kaku kepada tante feni. "Ada kesalah pahaman sedikit sama tama disekolah tan. Kami cuman belum menemukan solusi dari masalah kami."

Tante feni menganggukkan kepalanya bertanda faham. Ia sedikit memaklumi masalah anak muda yang contohnya seperti ini.

"Cepetan loh dicari solusinya. Nggak baik marahan lama-lama." saran tante feni.

"Dasar drama." gumam angkasa.

Venus menyalami tante feni cepat, gadis itu menarik mario cepat. "Ma, kita pamit. Disini suasananya udah nggak enak."

Angkasa menatap kesal kearah venus dan mario yang semakin menghilang dimakan jarak. Cowok itu mengusap wajahnya kasar, hal bodoh apalagi yang akan dilakukan oleh seorang mario?.

                                    🌿🌿🌿
Melodi menatap bingung kearah cowok tampan yang tengah mengaduk-aduk makanannya dengan tidak berselera. Suasana kantin yang ramai tak urung membuyarkan angkasa dari lamunannya.

"Lo kenapa sa?." melodi menyenggol bahu angkasa, membuat cowok itu tersentak dari lamunannya.

Angkasa memasang wajah cengonya, membuat gadis cantik itu mendesis kesal. Jika tak memandang angkasa adalah pujaan hatinya, ingin sekali rasanya ia menendang cowok itu kekutub utara.

"Lo kenapa sa?." ulang melodi.

Angkasa tersenyum tipis, mengusap sekilas rambut panjang melodi. "Nggak papa. Habisin dong makanannya."

"Ck. Lo kali yang harus habisin makanannya." decak melodi kesal.

"Mie nya nggak enak." jawab angkasa asal.

Melodi membelalakkan matanya, terkejut atas pernyataan dari angkasa barusan. Oh ayolah, mie ayam milik pak dadang terkenal enak seantero sekolah.

Melodi menyambar cepat mie ayam milik angkasa, gadis itu meneliti secara seksama rasa mie ayam itu. "Enak kok."

"Masak sih?." angkasa mengambil alih sendok yang dipegang melodi, dengan gerakan cepat cowok itu mencicipi makanannya sendiri.

"Nah baru enak." tutur angkasa.

Melodi mengerutkan dahinya bingung. Dia yang salah dengar atau bagaimana?. Lima menit yang lalu cowok itu mengatakan bahwa mie ini tidak enak. Lalu mengapa dengan begitu cepatnya cowok itu berubah fikiran?.

"Ist. Tadi katanya nggak enak. Kok sekarang bisa enak?." desis melodi kesal.

"Ternyata, kalau bekas lo. Semuanya terasa enak." ujar angkasa pelan.

Melodi berusaha mengulum tawanya, bahkan gadis itu menutup kedua pipinya yang memunculkan semburat merah. Dari mana mantan cowok cupu itu mempelajari gombalan sedemikian. Rasanya melodi ingin sekali berterimakasih pada orang itu.

***
Vote dan kommennya dong

Biar semangat upnya^_^

Lope u:*

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum