Cupu 26

3.2K 298 2
                                    

Terima kasih kepada
Kesalah pahaman
Berkatnya, urusan hati
Dapat terselesaikan.

Melodi membungkukkan tubuhnya agar dapat mengikatkan tali sepatunya yang lepas. Tangan panjangnya terulur untuk melipat lengan bajunya yang mulai menurun kebawah. Seperti biasa, penampilan gadis itu sangat tomboi seperti hari-hari biasanya.

Gadis tomboi itu melemparkan senyumannya pada sesosok cowok yang menatapnya dalam. Penampilan angkasa benar-benar berubah. Rambut yang acak-acakan, baju yang dikeluarkan serta dua kancing baju yang sengaja dilepaskannya. Kadang melodi tak habis fikir, dari mana angkasa mempelajari hal-hal yang sedemikian.

"Ngapain liatin gue segitunya?. Gue tonjok lo sa kalau mau macam-macam." gadis tomboi itu mengepalkan tangannya didepan angkasa.

Perlahan angkasa berjalan mendekat, membuat melodi refleks memundurkan langkahnya. Melodi mulai mundur perlangkah, hingga ia terhenti pada  sebuah dinding. Gadis tomboi itu menelan salivanya susah payah. Sungguh, tatapan angkasa sangat mampu membuat melodi diam seribu bahasa.

Tatapan itu, mampu menenangkan gejolak amarah dalam diri melodi. Mampu mengembalikan senyuman melodi. Wajah dinginnya perlahan meleleh, menampilkan wajah hangat yang menenangkan hati. Kehadiran angkasa sangat berarti, sebagai pengobat hati yang selalu tersakiti. Kejamnya dunia terasa ringan jika tangan ini selalu digenggam, menyalurkan kehangatan dengan spontannya menampilkan sebuah senyuman.

Melodi memejamkan matanya, membiarkan semuanya berjalan dengan semestinya. Gadis tomboi itu mengerjapkan matanya pelan saat merasakan gerakan dirambutnya. Melodi berdecak kesal, merutuki dirinya sendiri. Ternyata cowok itu melepaskan ikatan rambutnya, membuat rambut panjang melodi terurai indah begitu saja.

"Digerai aja, lebih manis." tangan kekar angkasa menata beberapa helai rambut melodi.

Diam tak bergeming. Saat-saat seperti ini selalu mampu membuat melodi diam tak membeku. Tatapan itu seolah mampu mengunci segala pergerakan melodi. Jantung ini selalu berdegup kencang, seakan berpacu akan sebuah perlombaan.

"Gerah ah sa!." tangan gadis itu terhenti diudara, membuat aksinya yang ingin mengikatkan rambutnya terhenti begitu saja.

Angkasa melemparkan karet gelang pengikat rambut melodi. Tentu saja aksi itu membuat melodi memekik histeris. Bagaimana bisa angkasa dapat bertingkah semena-mena seperti ini.

"Wah, nyari masalah lo sa!" ujar melodi kesal.

"Gak. Gue tu lagi nyari jalan buat kehati lo."

Kicep, gadis tomboi itu menundukkan kepalanya malu. Aksi itu disambut kekehan pelan dari angkasa. Lalu, angkasa menggenggam erat tangan melodi, menarik gadis tomboi itu menuju motornya agar tidak terlambat menuju sekolah.

                            🌿🌿🌿
Hening menyelimuti kedua manusia ini. Sepulang sekolah keduanya memutuskan pergi kedanau. Angkasa akan mengajari melodi, seperti biasanya. Tentu saja dengan suasana yang berbeda, dulu penuh dendam dan paksaan. Sekarang seakan selalu diiringi tawa membentuk sebuah kebahagiaan.

"Mel,." sahut angkasa.

Melodi mendoangkkan kepalanya, merubah arah tatapannya dari buku tebal ke cowok itu. "Apa?."

"Gue bakal ngegantiin sosok pratama putra dihidup lo." angkasa memegang kedua bahu melodi, menatap gadis itu lekat.

Melodi tertawa renyah, menepis kedua tangan angkasa yang mendarat dikedua bahunya itu. "Gak bakalan bisa sa. Gak akan."

Tangan angkasa mengepal, menahan amarah yang menggejolak didalam dadanya. Rasa sesak seakan mencekat lehernya, membuat setumpuk emosi menaung diperasaannya. Mengapa melodi begitu membela sosok itu, apa angkasa memang tak begitu penting seperti hanya dianggap sebagai angin lalu.

Perlahan angkasa berdiri, membuat melodi refleks melakukan hal yang sama. Mata tajam angkasa terpasang begitu saja, membuat melodi menautkan alisnya bingung.

"Kenapa. gue. gak. bisa?." ujar angkasa dengan penekanan.

"Gak bisa aja. Emang kenapa sih?!." melodi mulai tersulut emosi, tentu saja tidak akan ada yang bisa menggantikan sosok pratama putra.

Melodi membalikkan tubuhnya kesal, berniat meninggalkan cowok itu disini. Langkah melodi terhenti, cekatan erat pada pergelangan tangannya mampu membuat tubuh melodi terbentur pada dada bidang angkasa. Mata cowok itu sangat berapi-api, membuat melodi semakin heran tak karuan.

"Apa sih, lepas nggak." melodi meronta-ronta, namun cekalan angkasa semakin erat.

Gadis itu meringis, cekalan angkasa benar-benar sangat menyakitkan. Kemana hilangnya genggaman tangan lembut itu, tangan kekar itu kini mampu menyakiti tubuh yang katanya akan dilindungi. Setetes air mata melodi meluncur, mengejutkan melihat perubahan angkasa yang berubah menjadi kasar.

"Kenapa gue gak bisa mel?!." tanya ulang angkasa, pelan namun penuh penekanan.

"KARENA GAK ADA YANG BAKALAN BISA GANTIIN POSISI PRATAMA PUTRA DIHIDUP GUE. KAKAK GUE!."

Melodi berjalan cepat, menghapus air matanya kasar. Angkasa diam mematung, terkejut atas pernyataan melodi. Cowok itu hanya berdecak kesal, merutuki dirinya yang bodoh. Dikendalikan oleh amarahnya sendiri. Angkasa berlari cepat, memeluk gadis itu dari arah belakang.

"Maaf mel. Gue kira dia cinta pertama lo. Gue takut mel kehilangan lo. Maaf, gue bodoh!." lirih angkasa.

Melodi membalikkan tubuhnya, mendekap cowok itu kedalam pelukannya. Dalam situasi ini ia tidak boleh egois, ia tahu bagaimana keadaan angkasa. Ia akan memahami, setidaknya alasan dari semua perlakuan kasar itu, hanya karena dirinya.

Angkasa mengusap pelan air mata melodi, meniup-niup mata gadis tomboi itu. Tentu saja aksi itu membuat melodi terkekeh pelan. Menutup mulut angkasa yang tengah bersiap-siap akan menghembuskan nafasnya kembali.

"Bau ah." kekeh melodi.

Angkasa tersenyum tipis. Senang rasanya melihat tawa gadis tomboi yang ia cintai. Gadis yang mau menerima dirinya apa adanya. Mau melindungi angkasa cupu, mau menunggui dirinya yang mau berubah. Melodi beda dari gadis yang lainnya, pada umumnya semua orang mendekatinya hanya karena penampilannya yang sudah berubah. Sedangkan melodi, tak perduli bagaimana pun rupanya. Gadis tomboi itu akan selalu disampingnya.

"Mel, gue gak mau kehilangan lo. Mulai sekarang, Lo milik gue!." Angkasa menatap melodi lekat, benar-benar tak rela jika gadis tomboi ini hilang dari pandangannya.

"Hah?" melodi terkesiap, pengungkapan cinta itu lebih terkesan seperti pernyataan.

"Lo gak boleh ninggalin gue, sampai gue sendiri yang mutusin pergi." lanjut angkasa.

"Ya gak boleh gi-"

"Gue gak bakalan ninggalin lo mel. Percaya sama gue." potong angkasa cepat.

Melodi tersenyum tipis, cowok dihadapannya saat ini benar-benar terkesan tulus. Perasaannya pun tak mampu dibohongi lagi, rasa itu terus memberontak meminta untuk segera diakui.

Angkasa mendekap melodi kedalam pelukannya, erat bahkan sangat erat. Tak akan angkasa biarkan gadisnya kembali bersedih, ia akan merubah melodi menjadi gadis yang ceria. Berhenti menjadi melodi yang berpura-pura kuat. Angkasa sangat tahu gadisnya sangat rapuh. Ia akan menjaga melodi, tak akan dibiarkannya gadis itu hancur. Ada angkasa yang akan selalu berada disekelilingnya. Sangat mencintai, merasa bahagia dapat memiliki.



Follow dong yahh
Pease:v
VoteNya juga ya:*

Saranghae

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang