Cupu 51

2.4K 131 2
                                    

Bedain mana yang
Cinta sama obsesi

Keringat dingin meluruh dipelipis melodi. Raut wajah gadis itu sangat cemas, gelisah dan khawatir setengah mati. Melodi semakin mempercepat langkahnya ditrotoar yang cukup sepi dikarenakan malam yang semakin larut.

Sehabis diresto tadi melodi segera melarikan diri dari sana dengan alasan papanya yang tiba-tiba sakit. Bahkan gadis itu menghiraukan teriakan dari mario yang ingin mengantarkannya pulang.

Decakan kasar keluar dari bibir mungil melodi, sedari tadi tak ada satu kendaraan umum pun yang melintas. Hanya satu tempat tujuan yang ingin dikunjungi melodi, ia ingin segera menemui angkasa.

Tint!.

Sebuah suara klakson motor membuat melodi menolehkan kepalanya. Wajah gadis itu semakin memucat, sungguh ia sangat bingung sekarang.

"Lo kenapa masih disini?. Nggak ada kendaraan umum?. Kan udah gue bilang biar gue aja yang nganterin." tutur mario.

Melodi memandangi mario yang tengah duduk diatas motor sportnya dengan raut wajah gelisah. "Gu-gue k-"

"Udah jangan dibahas!. Gue mau minta tolong nih mel." potong mario.

Melodi menggigit bibir bawahnya gugup, berbagai kemungkinan negatif melintas dipemikirannya. "A-apa!."

"Bokap gue mau nemuin lo, ada yang mau diomongin katanya." ujar mario.

Melodi mengerutkan dahinya bingung, atas urusan apa papanya mario mau menemuinya. "Gue nggak bisa yo. Gue mau pe-"

"Penting mel. Lo harus mau."

"Ini soal papa lo." lanjut mario.

Raut wajah tegang melodi berubah menjadi cemas. Tentu saja, jika sudah menyangkut orang tuanya ia akan cemas setengah mati. Dengan sigap melodi menaiki motor sport mario, dan keduanya mulai menghilang dimakan jarak.

                                   🌿🌿🌿
Angkasa berdecak dari tidurnya, lalu bangkit dengan malas. Cowok tampan itu menyambar ponselnya yang tergeletak diatas nakas kamarnya. Lalu menjawab panggilan yang berasal dari ponselnya yang telah berhasil mengganggu tidurnya itu.

"Ck. Siputri ngapain sih kurang kerjaan nelfon malam-malam." gumam angkasa kesal.

"Halo, lo ng-"

"Lo liat melodi nggak tam. Kata bokapnya dia belum pulang. Bokapnya tau kalau simelodi lagi sama gue, jadi gue bohong aja kalau melodi lagi nginap. Tapi, yang gue khawatirin soalnya dia lagi pergi sama mario. G-"

Tutt!.

Angkasa segera berlari menuju lemari pakaiannya. Cowok itu memakai celana jeans hitam dengan hodie biru tua. Ia segera menyambar kunci mobil lalu meninggalkan rumahnya dengan kecepatan tinggi.

Keadaan malam yang semakin larut membuat jalanan sepi sehingga angkasa dengan leluasa mengendari mobilnya. Rahang wajah tampan cowok itu mengeras. Sungguh, jika terjadi apa-apa dengan gadisnya ia akan menghabisi mario.

Sudah hampir satu jam, namun ia tak kunjung menemui gadisnya itu. Segala pemikiran buruk menari-nari dipemikirannya. Nafas cowok itu naik turun, emosi benar-benar telah menguasainya.

"Mel, tunggu gue." batin angkasa memohon.

                                    🌿🌿🌿
Melodi memainkan jarinya dengan cemas. Raut wajah gadis itu benar-benar pucat, rasanya hal buruk akan segera terjadi padanya.

"Lo yakin bokap lo mau ketemu gue disini? Lo nggak salah kan?." melodi meneguk minuman yang disuguhkan mario dengan tidak sabaran.

Mario tersenyum miring, lalu menatap minuman yang telah tandas diminum melodi dengan kekehannya. "Yakin lah. Emangnya kenapa?."

"Dihotel?. Kenapa nggak direstoran aja?." tanya melodi hati-hati.

"Bokap lagi ada urusan disini. Ya.. Jadi sekalian aja." jawab mario santai.

"Eh tadi, minuman apa?, kok rasanya beda gitu." melodi memegangi pelipisnya akibat pusing yang menyerang.

Mario memapah melodi yang tengah pusing untuk menaiki kasur hotel. Gadis itu sudah bersikeras menolak, namun semuanya sia-sia. Keadaannya memaksanya untuk menyerah.

Flashback on

Melodi menghentikan langkahnya saat melihat tasya tengah berbicara dengan mario. Gadis itu mengerutkan dahinya bingung saat melihat raut wajah serius mereka.

"Tasya, lo ngapain kesini?." tanya mario kaget.

"Udah deh lo diem aja. Harusnya lo berterimakasih sama gue." tutur tasya.

"Lo juga dapet untung ya sya. Jadi kita impas." sanggah mario.

Tasya memutar bola matanya jengah, kesal atas pernyataan dari mario. "Eh, kalau bukan karena ide gue buat ngejebak mama angkasa dan nyuruh lo buat nuduh melodi. Lo nggak akan bisa sedekat ini sama dia."

Melodi terkejut bukan main, atas dasar apa tasya tega melakukan itu padanya. Jika itu karena ingin mendapatkan angkasa kembali. Oh ayolah, itu terlalu berlebihan.

"Lo k-"

"Tasya lo ngapain kesini?." tanya melodi berpura-pura tidak tau.

"Gue m-"

"Terserah deh lo mau ngapain. Inikan juga tempat umum kan ya. Ya udah yo, gue pamit. Papa gue lagi sakit." melodi segera berlalu pergi.

Sehabis kepergian melodi, tasya segera melayangkan tatapan nyalangnya kearah mario. Apakah cowok itu tak memikirkan apa yang ia fikirkan?.

"Yo! Lo bego ya?." bentak tasya.

"Maksud lo apa sih?." mario menjambak rambutnya gusar.

"Kalau dia denger pembicaraan kita gimana?. Semua rencana kita bisa hancur." tutur tasya.

"Ck. Nggak kayaknya." decak mario.

Tasya menendang kaki mario, membuat cowok itu mendesis kesal. "Denger atau nggak denger. Lo harus main aman yo. Lo harus lakuin sebuah cara agar apapun yang terjadi melodi nggak pergi dari lo."

"Maksud lo apa sih sya." tanya mario tak sabaran.

"Miliki melodi seutuhnya." ujar tasya pelan namun menusuk tajam.

Flashback off

Samar-samar melodi dapat melihat mario disamping kasur. Cowok itu tengah berdiri menatapnya dengan senyuman miring.

"Lo jahat." ujar melodi parau.

"Maaf mel. Gue sayang sama lo." mario perlahan melepas kemejanya.

Pusing dikepala melodi semakin menjadi-jadi. Gadis itu semakin terisak dikala samar-samar melihat mario perlahan mendekatinya. Air matanya semakin deras, apakah nasibnya seburuk ini?. Seketika pandangan melodi kabur dan semuanya menjadi gelap.

***
Mohon
Vote
Dan
Commentnya

Follow my wattpad ya:'(
Mohon bantuannya

Lope:*

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt