Cupu 34

2.5K 167 5
                                    

Gue nyesel pernah
Nyia-nyiain lo.

Melodi menyatukan alisnya bingung saat menatap mario berdiri didepan pintu rumahnya bersama dengan seorang wanita muda. Mantannya itu memasang senyuman manis kepadanya, sedangkan melodi hanya memasang wajah datarnya.

Gadis tomboi itu mempersilahkan kedua manusia itu memasuki rumahnya, mata tajam melodi tak henti- hentinya mengamati sebuah kotak besar ditangan wanita muda itu. Entah apa isinya, ia rasa ia cukup familiar atas kotak itu.

"Ngapain?!." tanya melodi ketus.

Mario berdecak. "Lo lupa kalau malam ini kita bakalan datang keacara siputri sama angkasa?. Lo jadi datang kan mel?."

Melodi menghela nafasnya lelah, malam ini ia harus menyiapkan mental yang sangat kuat. Bisa ia bayangkan apa yang terjadi dipesta nanti, ia pasti akan sangat menderita.

"Tau ah lama lo. Nih, gue bawa mbak-mbak salon kesini. Biar lo didandanin." ujar mario.

Melodi memutar bola matanya malas, semenjak keputusannya dimasa lalunya itu dan hingga membuat ia terbiasa. Ia menjadi kesal sendiri saat membayangkan berbagai jenis make up menimpali wajahnya.

"Ck. Nggak usah deh. Gue males banget, gue kayak gini aja." jawab melodi mantap.

Mario melirik penampilan melodi dari atas hingga bawah, gadis tomboi itu hanya mengenakan celana jeans panjang, dengan sebuah kemeja lengan panjang yang melapisi sebuah kaos hitam.

"Lo lupa apa kata siputri?. Lo mau dihina lagi emangnya sama dia?." mario mendudukkan dirinya disofa, lelah rasanya untuk meyakinkan gadis tomboi ini.

Melodi memutar bola matanya jengah, yang dikatakan mario memang benar. Telinga dan hatinya sudah lelah mendengar berbagai cacian selama ini. Hanya malam ini ia harus rela berkorban.

"Ck. yaudah." putus melodi.

Mario tersenyum penuh kemenangan, lalu menyerahkan dua paperbag yang dipegangnya sedari tadi kepada mbak salon tersebut.

"Ayo mbak, kekamar saya aja." mbak salon itu hanya menganggukkan kepalanya, lalu mengekori langkah panjang melodi menuju lantai dua.

Melodi memandangi sebuah kotak yang baru dibuka oleh mbak salon tersebut. Berbagai macam alat make up dilihatnya. Ia sedikit tersenyum miring, dahulu benda-benda itu selalu menjadi prioritasnya, andai saja kejadian itu tidak terjadi.

Mbak salon itu perlahan mulai merias wajah melodi, tentu saja diiringi dengan celotehan-celotehan bentuk keprotesan dari gadis tomboi itu.

"Mbak, make eyelinernya yang bener dong. Ntar mata saya kecolok nih!." protes melodi.

Mbak salon itu menggelengkan kepalanya lelah. "Mbaknya dong jangan heboh sendiri. Liat tuh eyelinernya kepanjangan."

"Ihh, mbaknya aja yang nggak profesional." gumam melodi.

Mario mengerjapkan matanya berulang kali, saat menatap seorang gadis cantik bak putri kerajaan sedang berdiri didepannya.

Sebuah gaun pink sepanjang mata kaki menyelimuti tubuh rampingnya. Rambut panjang gadis itu tergerai sempurna, dengan aksen bergelombang pada bagian bawahnya. Make up gadis itu tidak terlalu tebal, sangat pas dengan wajahnya.

"I-ini lo mel?." tanya mario gelagapan.
Melodi berdecak, memukul lengan cowok itu kasar. "Lo ngeledek apa gimana hah?!."

"Gue serius, lo cantik. Gue nyesel pernah nyia-nyiain lo." ujar mario.

Melodi berjalan dahulu, meninggalkan mario yang masih berdiri mematung ditempatnya.

"Ayo pergi. Gak guna ngomongin penyesalan, semua udah terjadi. Dengan lo ngungkapin penyesalan lo, gak bakalan bisa merubah perasaan gue dalam sekejap."

                             🌿🌿🌿
Melodi menghela nafasnya berulang kali, rasa gugup tiba-tiba mengkroyoknya begitu saja. Pesta itu diadakan dihamparan rumput yang luas, sepertinya tema dari pesta itu menerapkan konsep outdoor.

Gadis itu memegangi dadanya yang entah mengapa tiba-tiba berdegup kencang. Gadis tomboi itu tanpa sadar menggenggam tangan mario erat, membuat empunya menatap gadis itu kaget.

Mario tersenyum tipis, menatap tangannya yang digenggam melodi. Cowok itu lagi-lagi tersenyum manis saat melihat raut wajah kekhawatiran gadis itu. Ingin sekali ia memeluk gadis itu, tapi.. Ah sudahlah.

"Gugup?." tanya mario pelan, dibalas anggukan kepala oleh gadis tomboi itu.

Mario kembali menatap tangannya yang digenggam melodi, lagi-lagi sebuah senyuman manis tercetak pada wajah tampan cowok itu.

"Kalau gitu, kita disini dulu. Kalau gugup lo udah berkurang, kita masuk, gimana?." saran mario.

"Iya, gue setuju." jawab melodi.

Entah rasa gugup yang melanda begitu besar atau apa, sedari tadi genggaman melodi tak pernah lepas dari cowok itu. Tentu saja aksi itu mampu membuat mario terus menampilkan senyumannya.

"Yuk." ajak melodi, dibalas anggukan kepala oleh mario.

Kedua manusia itu perlahan melangkahkan kakinya dan memasuki pesta itu. Tanpa disadari melodi ia terus menggenggam erat tangan mario.

Tiba-tiba keadaan pesta yang awalnya berisik berubah menjadi senyap. Mario dan melodi seketika menjadi pusat perhatian. Semua orang terpesona akan penampilan melodi yang bak putri istana.

Seorang cowok dengan stelan kemeja ditambah dengan parasnya yang tampan berjalan dengan sorotan mata tajam kearah mereka berdua.  Melodi menyatukan alisnya bingung saat melihat raut wajah angkasa yang seperti tengah kesal. Angkasa telah berdiri tegap didepan mereka berdua sekarang.

Angkasa melepas genggaman tangan melodi pada mario dengan kasar. Tentu melodi terperanjat kaget atas itu. Sungguh, aura angkasa saat itu sangat mengerikan.

"Jangan sentuh dia, gue cemburu."

***
Pease, follow my wattpad
Vote dan kommentnya jangan lupa ya

Biar semangat upnya.
Kan jomblo kek saya nggak ada yang nyemangatin
Huhu.. Azeek curhat😂

Lope semuanya muachh*

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Where stories live. Discover now