Cupu 19

4.1K 257 1
                                    

Terima kasih
Telah kembali

Seorang gadis dengan rambut diikat asal sedang memandangi sebuah kertas dengan sebuah senyuman tipisnya. Sesekali gadis itu mengucek matanya pelan, meyakinkan dirinya bahwa hal ini nyata. Kertas yang dipandangi melodi tadi ialah kertas ulangan matematika yang telah dibagikan bu atika sepulang sekolah tadi. Bagaikan sebuah keajaiban, melodi mendapatkan nilai yang sempurna untuk pelajaran yang ia benci itu. Sepertinya cara untuk melupakan angkasa dengan giat belajar membuat dampak positif bagi nilainya.

Hari ini hari sabtu, dan seperti biasanya gadis itu akan mengunjungi danau itu, tempat yang menjadi saksi bisu mengenai kedekatannya dengan angkasa. Meskipun ingin melupakan, ia juga tak mau melupakan angkasa sepenuhnya, gadis itu masih ingin menyimpan kenangan sederhana itu bersama angkasa. Suasana danau sore itu cukup sepi, sangat membantu melodi untuk menenangkan diri. Cowok cupu itu sudah menghilang selama dua bulan, tanpa kabar, tanpa jejak, bagai ditelan bumi.

Melodi bangkit dari posisinya dengan raut wajah kesal saat selembar kertas yang dipegangnya diambil paksa seseorang. Perlahan raut wajah gadis tomboi itu berubah menegang, menatap objek didepannya dengan intens. Tanpa seizinnya, bulir bening itu meluncur bebas. Apa yang harus ia lakukan?.

"Wahh, lo udah pintar sekarang ya mel. Gue bangga sama lo" kekeh cowok itu, memandangi kertas hasil ulangan melodi dengan gelengan kepalanya.

"I-ini lo kan sa. Cowok cupu yang pernah nembak gue--"

"Tapi lo tolak" potong angkasa cepat.

Melodi tak urung merubah tatapannya pada angkasa. Cowok cupu itu telah berubah drastis. Penampilan cowok itu lebih keren, rambutnya acak-acakan, baju yang mendukung penampilannya lebih keren dan tak ada lagi sebuah kacamata besar yang bertengger dihidung mancung cowok itu. Perlahan angkasa berjalan mendekat, mengusap air mata melodi dengan lembut, membuat gadis itu terlonjak kaget atas perubahan sikap angkasa yang tak diduga.

Detakan jantung melodi semakin tak karuan, saat angkasa memeluknya sangat erat. Tentu saja melodi membalas pelukan itu, ia sangat merindukan angkasa. Hal apa yang dapat menggambarkan perasaannya saat ini, sungguh melodi seakan berada diluar batas kebahagiannya. Perlahan melodi melerai pelukan itu, mengusap air matanya kasar.

"Kemana aja lo selama dua bulan ini?!. Ngilang gitu aja, gue kira lo udah lenyap dari muka bumi ini" gadis tomboi itu menatap angkasa lekat, sangat menuntut jawaban dari cowok itu.

Angkasa menangkup wajah melodi dengan kedua tangan kekarnya, menatap kedua manik mata gadis itu dengan lekat. "Maafin gue mel. Gue harus lakuin ini, gue mau mantesin diri gue buat lo. Gue pengen berubah menjadi cowok yang bisa lindungin lo, bukan malah sebaliknya. Gue ngehilang selama dua bulan buat memperbaiki diri gue. Semuanya demi lo"

Air mata melodi semakin deras, ia tak menyangka cowok cupu itu akan berfikiran seperti ini. "Lo masih simpan kan 61 bunga mawar merah dari gue" tangan kekar angkasa terulur mengusap air mata melodi yang membasahi pipi mulus gadis tomboi itu.

Gadis tomboi itu menepuk lengan angkasa kuat, membuat empunya meringis kesakitan. "Ngapain lo ngirimin gue bunga sebanyak itu?. Mau nyuruh gue jadi ibu-ibu penjual bunga"

Angkasa terkekeh pelan, ternyata sikap melodi tak pernah berubah. Jujur saja, ia sangat merindukan sikap melodi yang seperti ini. "Gue maunya lo jadi ibu buat anak-anak kita nanti"

Melodi berusaha mengulum tawanya,membuang mukanya kearah lain. Sungguh, wajahnya sudah memerah saat ini. Bagaimana angkasa cupunya dapat mengatakan hal-hal yang seperti itu.

Angkasa berjongkok, memberikan sebuah setangkai bunga mawar untuk melodi. "Ini bunga mawar yang gue kasi langsung sama lo. Total semua bunganya jadi 62. Awas aja kalo lo buang salah satu dari mereka" melodi terkekeh pelan, menganggukkan kepalanya lalu menerima bunga itu.

"Gue masih bingung sa. Atas dasar apa lo selama ini ngirimin gue bunga-bunga itu?" tanya melodi heran, menatap angkasa dengan penuh tanya.

Angkasa menggaruk tekuknya yang tak gatal, terkekeh pelan atas pertanyaan melodi barusan. "Selama gue ngilang, gue mau jadiin pertangkai bunga yang gue kirim setiap hari itu bisa ngobatin rindu lo sama gue."

Melodi membuang wajahnya kearah lain, pernyataan angkasa benar-benar membuat hatinya luluh. "Gak usah gr deh. Gue gak pernah rindu sama lo"

"Biarin!. Walaupun lo gak pernah rindu sama gue. Hal itu gak akan pernah hilangin rasa rindu gue sama lo" jawab angkasa mantap.

"Bego banget" kekeh melodi.

"Love you to mel" kekeh angkasa, membuat melodi mengulum tawanya.

Gadis tomboi itu semakin dibuat bersikap tak karuan saat angkasa kembali memeluknya, namun kali ini lebih erat dari pelukan tadi. "Gue kangen banget sama lo mel. Maaf telah menghilang dan membuat lo jalani rindu itu sendirian. Mulai sekarang, gue akan usahain selalu berada disamping lo. Buat lo bahagia, hingga yang lo tak kembali mengenal yang namanya kesedihan. Gue cinta sama lo, dan selamanya akan seperti itu, bahkan akan selalu bertambah. Miss you gadis tomboiku"

                             🌿🌿🌿
Melodi sepertinya akan sulit untuk tidur malam ini. Kejadian tadi sangat membekas diingatannya, ia tak menyangka hal yang ia khawatirkan selama ini akan berujung seindah ini. Perlahan gadis itu bangkit dari posisinya, berjalan mendekat kearah sekumpulan bunga-bunga mawar yang diletakkannya disudut ruang kamar tidurnya, didalam beberapa vas kaca yang diisi oleh beberapa tangkai bunga mawar, seperti yang angkasa bilang tadi total semuanya 62 tangkai.

Senyum gadis itu kian mengembang, saat memikirkan hari esok. Bagaimana sikap angkasa nantinya, bagaimana hari esok nantinya. Memikirkan semua itu membuat gadis tomboi itu tak sabar untuk bersekolah. Besok angkasa akan kembali bersekolah, libur selama dua bulan tak akan membuatnya dikeluarkan dari sekolah, memandang sekolah itu milik keluarganya.

Gadis itu terkekeh pelan, memeluk tubuhnya sendiri. Berusaha merasakan hangatnya bekas pelukan angkasa tadi, sepertinya melodi menjadi candu akan pelukan itu. Sebuah pelukan yang sangat nyaman, seakan membuat melodi enggan melepas pelukan itu. Namun sialnya, sikap gengsinya membuatnya menghentikan niat untuk melakukan hal yang diinginkan perasaannya. Bagaimana pun melodi akan berusaha menyingkirkan rasa gengsi itu, dan segera mengatakan pada angkasa bahwa ia mencintai bahkan sangat mencintai cowok itu.

"Miss you to cowok cupuku"

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Where stories live. Discover now