Cupu 05

6.1K 362 1
                                    

Cupu-cupu gini.
Gue juga cowok.
Mungkin aja cinta itu ada.

Sedari tadi melodi tak henti-hentinya menggerutu kesal. Tentu saja hal itu membuat putri, teman sebangku gadis tomboi itu kesal sendiri. Senakal-nakalnya putri, ia juga tak mau terlalu bodoh dalam hal pelajaran. Apalagi saat ini Bu Titi, selaku guru Kimia mereka tengah mengajarkan sebuah materi baru. Fokus putri terbagi karena gerutuan melodi. Tentu saja hal itu menguji kesabaran putri untuk tidak mengomeli sahabatnya ini.

Gadis berbando itu mencubit teman sebangkunya, tentu saja hal itu membuat siempunya meringis kesakitan. "Berisik nyonya melodi. Bisa diam gak sih?!." putri berbisik pelan, agar tak ditegur oleh bu Titi yang suka ceramah itu.

Melodi mengusap lengannya pelan. Menatap sahabatnya itu nyalang. "Lo jadi sahabat gak berperasaan banget. "Gerutu melodi membuat putri memutar bola matanya malas.

Putri menghela nafas lega saat Bu Titi meminta izin untuk keluar. Tentu saja hal itu dimanfaatkan gadis penyuka bando itu untuk mengomeli sahabatnya ini sepuasnya. Putri menatap melodi nyalang, begitupun sebaliknya.

Putri mencubit gemas kedua pipi melodi. "Ada apa sayang akuh. Kenapa lagi?, kena virus gegara ikut belajar?. "Kekeh putri membuat melodi menepis tangan gadis itu dari pipinya.

Melodi berteriak histeris, membuat semua tatapan para siswa dan siswi yang berada didalam kelas itu menatap heran pada gadis tomboi itu.

"Put, belum lo kasi obat teman lo itu?."Teriak Refo, seorang cowok berkulit hitam-manis yang duduk agak jauh dari mereka.

Semua orang terkekeh pelan atas candaan Refo, membuat melodi berdecak kesal akan itu. "Palingan arwah rajin simelodi baru keluar. Makanya tu cewek teriak-teriak kagak jelas. Kan jarang-jarang preman kita mau belajar kayak gini. "Papar Reno membuat tawa keras lagi-lagi terdengar dikelas itu.

Melodi bangkit dari duduknya, membuat putri refleks menarik sahabatnya itu untuk kembali duduk dikursinya. "Udah lah, jangan diurusin mel. Na--"

"Anak-anak, kerjakan soal halaman 24 sekarang juga!."

Putri menghentikan pembicaraannya atas teriakan Bu Titi barusan, membuat melodi lagi-lagi berdecak kesal. Jika bisa, sekarang juga gadis itu akan kabur dari jam pelajaran yang menyebalkan ini. Namun, ancaman papanya sungguh membuat melodi mengurungkan niatnya. Melodi perlahan membuka buku, mencari halaman yang dimaksud oleh gurunya itu. Putri terkekeh pelan melihat melodi membuka bukunya, perlahan ia mendekati melodi, dan bersiap-siap membisikkan sesuatu.

"Arwah rajin lo udah balik?."

"PUTRI!"

"Melodi kenapa kamu?. Kesini!."

"Kampret!."

                            🌿🌿🌿
Melodi hanya berdiam diri ditempatnya. Gadis itu tak urung keluar dari kelas walaupun sudah dinasehati putri untuk mengikuti bimbingan belajar itu. Emang pada dasarnya gadis itu pemalas, membuat saran apapun takkan mempan untuknya.

"Udah, mau aja!. Anggap hal ini bisa buat mama dan kakak lo bahagia. Dan siapa tau angkasa bisa jadi jodoh lo, biar lo gak jomblo lagi."

Sungguh, mengingat perkataan putri beberapa menit yang lalu itu membuat melodi kesal sendiri. Awalnya gadis itu berbicara bijak, namun pada akhirnya, gadis itu mencemooh dirinya.

Perlahan melodi bangkit dari duduknya, berjalan gontai keluar dari kelasnya. Mulai hari ini dan dua bulan selanjutnya ia harus belajar ekstra bersama angkasa. Seorang cowok cupu kebanggaan para guru, padahal cowok itu menjabat menjadi murid baru jika dihitung baru empat hari yang lalu, namun dengan mudahnya cowok itu mengambil semua kasih sayang para guru.

Melodi mengusap dadanya sabar, saat melihat cowok yang baru ia fikirkan sudah berdiri manis didepan kelasnya. Seperti biasa, cowok itu selalu membaca berbagai macam buku. Membuat melodi berdecak kesal atas itu. Sungguh antara ia dan cowok itu sangat berbanding terbalik.
Melodi merebut buku tebal itu dari tangan angkasa, membuat empunya terperanjat kaget atas itu. "Ayo, gue itu mau diajarin sama elo. Bukannya liatin elo baca buku." Angkasa berdecak kesal, lalu merebut buku itu kembali dari tangan melodi.

Cowok cupu itu berjalan dahulu, meninggalkan melodi yang berdecak kesal atas itu.

"HEH CUPU!. TUNGGUIN GUE!."

Kedua manusia itu berjalan beriringin menuju area luar sekolah. Melodi mengernyitkan dahinya bingung saat melihat cowok cupu itu berbelok menuju arah parkiran sekolah. Gadis tomboi itu mengikuti langkah angkasa, keduanya berhenti tepat disamping sebuah mobil sport berwarna hitam.

Spontan saja melodi menarik tangan angkasa paksa, membuat empunya mengernyitkan dahinya bingung. "Lo mau masuk kemobil siapa?, jangan macam-macam sa, ayo kehalte." Tarikan gadis tomboi itu terhenti saat objek yang ditarik menepis tangannya.

Angkasa memutari mobil sport hitam itu menuju arah kemudi, ia berdecak kesal saat gadis itu hanya terdiam ditempatnya. "Ini mobil aku, masuk aja. Cepet, ntar keburu malam. " gadis tomboi itu tersentak dari lamunannya. Lalu memasuki mobil sport hitam itu dengan pemikiran yang masih sama.

                              🌿🌿🌿
Melodi mencoret-coret buku tulisnya dengan tidak bersemangat, tentu saja hal itu membuat perhatian angkasa tertuju pada gadis tomboi itu. Cowok cupu itu melirik sekilas hasil kerja anak didiknya, terdengar decakan pelan dari cowok itu membuat melodi mendongakkan kepalanya menatap cowok itu bingung. Angkasa mengambil alih pensil panjang itu dari tangan melodi, membuat gadis tomboi itu memutar bola matanya malas.

"Ini dikali mel. Hasil ini ditambah sama ini, dikurangin sa--"

Angkasa menghentikan penjelasannya saat melodi tak memperhatikannya. Gadis tomboi itu hanya memperhatikan area sekitar danau yang menjadi tempat angkasa untuk mengajari melodi.

Terdengar helaan nafas dari gadis itu, membuat angkasa mendongakkan kepalanya. "Mau seberapa seringnya lo ajarin gue matematika, gua gak bakalan bisa sa. Gue udah coba belajar, emang dasarnya gue bodoh makanya gak bisa." melodi menatap danau luas didepannya dengan tersenyum miris. Sungguh semua perkataan guru padanya sangat membekas dihatinya.

Cowok cupu itu bangkit dari posisinya, lalu menatap gadis itu lekat, ada sisi lain dari gadis tomboi ini. "Kamu gak bodoh mel. Jangan dengerin apa kata orang lain. Seharusnya kamu harus makin giat belajar, biar orang yang bilang kamu bodoh, bakal nelan ludahnya sendiri"jelas angkasa membuat melodi tersenyum tipis akan penjelasan itu.

"Tapi, gue gak bisa sa. Udah berapa kali gue diajarin putri, tetep aja gue gak bisa." gadis tomboi itu menatap angkasa lekat, membuat cowok itu menghela nafasnya kasar.

Tangan cowok cupu itu mendarat pada kedua bahu gadis tomboi itu, tentu saja hal itu membuat melodi menatap mata angkasa yang dibatasi oleh kacamata besar cowok itu. "Kamu harus punya niat mel, kamu harus serius. Gak perlu terlalu maksa, anggap aja hal ini bisa buat mama atau papa kamu bahagia."

Melodi membalas penjelasan cowok itu dengan senyuman, tentu saja angkasa refleks membalas senyuman itu. "Bantu gue ya sa."

"Always mel."

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang