Cupu 32

2.5K 162 13
                                    

Terima kasih atas
Kejujurannya


Melodi memandangi bu aminah yang tengah mengajar dengan tatapan kosongnya. Posisinya yang tengah berada dipojok kelas saat ini sangat membantu dirinya untuk merenungi segala hal.

Entah mengapa, putri menyuruhnya untuk berpindah tempat duduk. Karena tak ingin berdebat dengan sahabatnya itu, melodi terpaksa untuk menuruti kemauan putri.

Melodi menghela nafasnya berulang kali, mengapa masalahnya akhir-akhir ini semakin bertambah. Pernah terlintas difikirannya menyesal telah mengenal cinta. Hal ini yang selalu dihindarinya, ia tak mau terluka hanya karena masalah cinta. Masalahnya terlalu banyak hanya untuk ditambah dengan urusan asmaranya.

Namun apalah daya, ia telah terjatuh terlalu dalam. Angkasa, seorang cowok cupu yang kini telah menjelma menjadi seorang pria tampan mampu merebut hatinya begitu saja. Melodi tau ini resikonya, tentu ia tak mau menghindar dan melupakan masalahnya begitu saja.

Kring..kring..kring

Bel istirahat telah berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas agar bisa segera menyantap makan siang dikantin sekolah.

Melodi berdecak, lalu menenggelamkan kepalanya dikedua lipatan tangannya. Sungguh, ia sangat tidak bersemangat untuk saat ini. Langkahnya terlalu berat untuk berpindah tempat dari posisinya.

Gadis tomboi itu mendengar samar-samar sebuah suara yang sangat ia kenali. Ya, suara angkasa dan putri. Gadis tomboi itu hanya diam, ia masih betah berada pada posisinya.

Sesekali melodi tersenyum miring, saat mendengar putri tersipu malu akan gombalan angkasa. Entah apa maksud dari kedua manusia itu, mereka seakan enggan untuk berpindah tempat, dan bermesraan dimana ia berada.

Melodi mendongakkan kepalanya setelah tak lagi mendengar suara kedua manusia itu. Gadis tomboi itu tersenyum miring, menjijikan sekali atas apa yang ia dengar barusan. Melodi menumpu wajahnya dengan kedua tangannya yang berada pada dagunya, mencoba memikirkan apa kesalahannya hingga angkasa dapat berubah seperti ini.

"Galau mbak." sorak mario, mendapat delikan tajam dari melodi.

Gadis itu memutar bola matanya malas, memandangi mario dengan tidak bersemangat. "Ngapain?."

"Gangguin lo." jawab mario tanpa rasa bersalanya.

Melodi mendesis, memukul bahu cowok itu kuat hingga terdengar erangan kecil dari mario. "Jangan macam-macam ya. Lo mau gue bikin babak belur lagi?!."

Mario menggaruk tekuknya yang tak gatal, sekelibat bayangan saat ia dipukuli habis-habisan oleh melodi terlintas begitu saja. "Jangan gitu dong mel, lo mah mainnya ancam-ancaman gitu."

"Ya ma-"

"Nggak tau diri banget ya. Udah punya pacar tapi masih berduaan sama cowok lain."

Sepenggal kalimat tadi mampu membuat melodi memasang wajah kesalnya terhadap sahabatnya. Oh ayolah, apa putri tak menyadari kesalahannya.

Dengan langkah cepat, gadis tomboi itu mendekati putri. Lalu menatap nyalang kearah sahabatnya itu.

"Ngomong apa lo hah?!." tanya melodi kesal.

"Dasar murahan."tantang putri.

Plakk

Sebuah tamparan mendarat sempurna dipipi putri. Gadis penyuka bando itu terkesiap, tak menyangka melodi dapat melakukan hal ini. Sementara mario tersenyum puas, inilah melodi yang ia kenal, bukan gadis yang hanya bisa mengeluarkan air mata tanpa melakukan tindakan apapun.

"Bukannya lo yang murahan dalam hal ini?!." tanya melodi tak mau kalah.

Tangan panjang putri terhenti diudara saat ia ingin menampar melodi. Gadis tomboi itu menahan tangan putri lalu menghempaskannya kasar. Melodi mendorong bahu putri kuat, membuat putri hampir kehilangkan kendali.

"Punya otak tu dipake. Lo harusnya mikir sebelum ngatain orang lain!." ujar melodi pelan, namun menusuk tajam.

Melodi berlalu pergi, meninggalkan putri yang menggeram kesal ditempatnya. Sementara mario terkekeh pelan, ia sangat menyukai jika melodi dapat kembali pada dirinya yang dulu.

"Syukurin. Badan kek tusuk gigi aja berani ngelawan melodi." kekeh mario, meninggalkan putri yang menghentak-hentakan kakinya kesal.

                            🌿🌿🌿
Melodi tersenyum tipis saat melihat seorang cowok berjalan menghampirinya. Tentu saja ia menjadi pusat perhatian, dikarenakan cowok itu menghampirinya diarea parkiran sekolah.

Sekelibat bayangan terlintas dipemikirannya, angkasa akan mengakui kesalahannya. Hal itu yang terus dirapalkan melodi dalam hatinya.

Namun, seketika senyuman manis melodi luntur saat melihat putri mengekori langkah besar angkasa. Hal apalagi yang akan dilakukan putri, sungguh melodi sudah muak akan semuanya.

"Lo apain putri hah?!." bentak angkasa tidak terima.

Melodi tersenyum miring, tertawa miris akan bentakan angkasa barusan. "Cuma ngasi hal yang pantas dia dapetin."

Melodi menahan erangan kecil yang keluar dari bibir mungilnya saat angkasa menggenggam pergelangan tangannya dengan kasar. Gadis tomboi itu menatap tak percaya pada angkasa yang telah bersikap kasar pada dirinya.

Tentu melodi sangat mampu membalas cowok itu. Tapi entah mengapa perasaannya seakan menyuruhnya untuk membiarkan semua ini terjadi begitu saja. Perasaannya lebih sakit dari pada perlakuan kasar angkasa ini.

"Mau lo apa sih sa?!." tanya melodi pelan, dengan suara seraknya.

Genggaman kasar dari angkasa melemah, lalu cowok itu menatap kearah lain. Ia sungguh tak mau menatap kedua manik mata melodi.

"Lo seolah-olah punya hubungan sama putri. Tapi, lo masih berstatus pacar gue. Sebenarnya mau lo apa sih sa?!. Ceritanya lo selingkuhin gue gitu?." tanya melodi pelan, cowok itu hanya diam.

Melodi menghela nafasnya kasar, mencoba menenangkan emosinya yang semakin tak terkendali. Ia tak mau menangis dihadapan cowok itu, tentu ia tak mau dianggap lemah oleh angkasa.

"Apa sih kurangnya gue?" tanya melodi lagi.

Angkasa berdecak, tersenyum miring kearah melodi. "Karena gue sadar. Sekarang gue udah jadi cowok keren. Masak gue yang ganteng ini mau pacaran sama lo yang bentukannya kayak gini." tutur angkasa, membuat melodi lagi-lagi terpelongo tak percaya.

"Dan, gue suka putri. Dia lebih cantik dari lo." lanjut angkasa.

Melodi tersenyum manis, menatap angkasa dan putri secara bergantiin. Posisi putri dan angkasa saat itu tengah bergandengan tangan. Lagi-lagi hal itu hanya dapat dibalas senyuman manis dari melodi.

"Gitu ya. Kenapa kalian gak bilang kalau kalian saling suka. Gue kan nggak perlu jadi penghalang kayak gini. Gue nggak papa kok. Gue seneng kalau kalian seneng." tutur melodi, air mata gadis itu tak bisa dibendung lagi.

"Oh ya, terimakasih atas kejujurannya." lanjut melodi.

Melodi berbalik, berjalan pelan meninggalkan kedua manusia itu. Namun langkahnya terhenti, ia berbicara namun tidak membalikkan tubuhnya untuk menghadap angkasa.

"Sa, gue titip putri. Jagain sahabat gue." titah melodi.

"Kita putus!." lanjutnya.

Pease
Follow my wattpad
Vote dan kommentnya ya:')

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Where stories live. Discover now