Cupu 55

2.8K 150 4
                                    

Ada saatnya kamu peduli
Dan ada masanya membiarkan
Bukannya melepaskan
Tapi kamu harus tau bagaimana
Caranya membebaskan tanpa melepaskan

Angkasa menatap nyalang kearah gadis yang berpenampilan modis yang telah memegang lengannya. Cowok itu menepis tangan sang gadis, lalu menatap datar gadis tersebut.

Tasya. Mantannya itu akhir-akhir ini selalu sering mengganggunya. Mungkin, gadis itu berfikir bahwa angkasa akan berpaling dikarenakan kondisi melodi yang semakin memburuk.

Angkasa mencintai melodi tanpa alasan, sang takdir menuntunnya lalu menetapkan hatinya pada melodi. Ia tak peduli bagaimanapun kondisi melodi. Karena ia mencintai hatinya bukan sikap maupun fisiknya.

"Tam, anterin gue ke mall dong. Kan lo dulu suka tu nganterin gue kesana." tasya memasang puppy eyes andalannya.

Angkasa tertawa renyah, bagaimana bisa tasya mengucapkan kenangan indah itu dengan begitu entengnya?. Padahal, dialah yang menghentikan keindahan itu karena mencoba mencari kesempurnaan yang jauh dari kata indah.

"Dulu." perjelas angkasa.

Tasya menghela nafasnya panjang, mata gadis itu berkaca-kaca. Bagaimana caranya lagi agar ia dapat kembali menggenggam hangatnya tangan angkasa. Bagaimana lagi agar ia dapat memeluk nyamannya tubuh angkasa.

Ia tau kesalahannya begitu besar, berpaling dari angkasa hanya demi mencari kesenangan lain. Jika waktu bisa diulang, tasya akan tetap setia hingga mau menunggu angkasa berubah menjadi lebih baik.

Seharusnya cinta itu saling melengkapi, menerima kekurangan pasangan masing-masing. Berpaling dan mencari yang lebih baik bukan solusinya. Bukankah lebih baik jika masing-masing pihak sama-sama ingin berubah menjadi lebih baik?.

"Apa kita nggak bisa kayak dulu lagi?." tanya tasya dengan suara serak karena menahan tangis.

Angkasa menggeleng lemah. "Nggak bisa sya. Bagi gue, semua hal tentang lo udah gue lupain."

"Lo nggak bisa maksa apa yang udah lo lepas dulu buat kembali lagi." lanjut angkasa.

Angkasa memakai helm fullfacenya, lalu segera menaiki motor besarnya. Cowok itu berhenti sejenak, lalu menatap tasya datar.

"Lupain gue." tutur angkasa.

Tasya menggerutu kasar menatap punggung angkasa yang semakin menjauh. Satu hal yang ia fikirkan, rasa bencinya semakin membesar saat memikirkan semua ini terjadi karena kehadiran melodi.

                             🌿🌿🌿
Suara ketukan pintu membuat melodi terpaksa turun dari ranjangnya. Gadis itu terpaksa membuka pintu utama dikarenakan bik neni yang pergi karena ingin belanja bulanan.

Aww

Ringisan pelan keluar dari bibir mungil melodi. Perasaan berkecamuk meremas hatinya. Melodi tak mau memberontak, ia membiarkan  tasya menjambak kasar rambutnya.

Tasya melepas kasar jambakannya, lalu menatap melodi tajam. "Belum puas lo hah?!."

Melodi hanya diam, gadis itu menggeleng lemah. Oh ayolah, apa masalahnya belum begitu banyak hingga ia kembali dilanda masalah.

Plakk

"Gue benci banget sama lo tau nggak. Perebut kebahagian orang!." teriak tasya, setelah menampar melodi.

Tasya semakin kalap, kenangan masa lalunya kembali muncul dipemikirannya. Nafas gadis itu naik turun karena menahan emosi. Tanpa sadar tasya mencekik melodi dengan kedua tangannya.

Brakk

Pintu utama terbuka secara kasar, membuat semua perhatian menuju kearah seorang cowok tampan yang memasang wajah tajamnya.

"Jangan sentuh gadis gue." angkasa melepas kasar cekikan tasya.

Mata tasya berkaca-kaca. Gadis itu menatap kesal kearah angkasa dan melodi yang tengah berpelukan.

"Mau lo apa hah?!. Jangan gila hanya karena cinta." bentak angkasa.

Tasya terlonjak kaget, bentakan angkasa untuk pertama kalinya membuat dirinya menatap cowok dihadapannya itu dengan tatapan tidak percaya.

"L-lo bentak gue tam." tasya berusaha mengelus pipi angkasa, namun angkasa menepisnya kasar.

"Lo gila apa gimana?!. Kalau melodi sampai kenapa-napa gimana hah?!. Arghh.. Gue nggak tau lagi harus gimana lagi sama lo?!. Gue muak!." angkasa meninggikan intonasi suaranya.

Tasya tertawa keras, membuat angkasa mengerutkan dahinya bingung. Sementara melodi hanya menatap perdebatan didepannya itu dengan datar.
"Ini bukan hanya karena lo tam. Ini karena mama gue!."

"Lo tau, bokapnya dia udah ninggalin mama gue sampai-sampai mama gue strees dan nyelakain nyokapnya dia. Dan sialnya, bokapnya laporin mama gue kepolisi. Padahal bokapnya dia yang mulai semuanya, tapi kenapa mama gue yang kena imbasnya." tanpa sadar tasya meneteskan air matanya.

Melodi yang sedari tadi diam, mulai berjalan mendekati tasya. Gadis itu memasang wajah datarnya.

"Ja-jadi, nyokap lo yang bikin mama sama kakak gue meninggal hah?!" akhirnya setelah sekian lama melodi kembali bersuara.

"Iya kenapa?. Dan gue sedikit puas karena udah bikin papa lo menderita." ujar tasya.

Melodi menggeleng tak percaya. "Lo yang udah neror papa gue?."

"Menurut lo?." jawab tasya santai.

"Dasar cewek gila. Cewek brengsek. Sialan, lo bikin papa gue sakit tau nggak. Seharunya gue yang benci lo karena mama lo yang bikin keluarga gue hancur. Gila!." melodi meracau tidak jelas.

Melodi semakin histeris, dan meracau hal-hal yang tidak jelas. Angkasa yang melihat keadaan gadisnya semakin memburuk segera memeluk gadisnya erat, mencoba memberi ketenangan pada gadisnya.

Melihat situasi yang semakin memburuk, membuat tasya melarikan diri. Gadis itu tak tau jika pengakuannya membuat melodi sampai seperti ini. Padahal niatnya hanya memberi tahu jika selingkuhan papa melodi adalah mamanya. Dan menyuarakan kebenciannya karena papa melodi yang meninggalkan mamanya hingga mamanya berujung dipenjara. Tasya berkeringat dingin, lalu segera pergi meninggalkan rumah melodi.

Mata tajam angkasa memanas, cowok tampan itu berusaha menahan tangisannya yang akan segera keluar. Gadisnya semakin parah, kebenaran demi kebenaran pahit membuat gadisnya semakin rapuh.

"Aku tau kamu kuat mel." bisik angkasa.

***
Please
Vote
Dan
Kommentnya

Follow ya my wattpad:')
Mohon kerja samanya:*

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Where stories live. Discover now