Cupu 17

4K 241 0
                                    

Hanya rindu

Suara dentingan jam terdengar jelas diruangan yang cukup sunyi ini. Sejuk dirasakan saat diri berada ditempat itu. Melodi memandangi sebuah buku tebal ditangannya dengan tidak bersemangat. Gadis tomboi itu mengunjungi perpustakaan sekolah. Sebenarnya gadis tomboi itu malas mengunjungi tempat ini, namun ia sudah tak memiliki tempat untuk menyendiri lagi.

Melodi mengambil posisi duduk dimeja paling sudut. Tempat itu cocok sekali untuk memikirkan angkasa. Melodi menopang dagunya dimeja, dengan buku tebal yang berdiri tegak persis didepan wajahnya. Sesekali gadis tomboi itu menghela nafasnya kasar, kenapa selepas menghilangnya angkasa ia menjadi tak bersemangat lagi. Melihat buku tebal dihadapannya ini membuat melodi tersenyum getir, banyak hal yang membuatnya selalu mengingat cowok cupu itu.

Jika tau akhirnya akan seperti ini, melodi tak akan langsung memutuskan untuk menolak cowok cupu itu. Mengapa ia tak mengatakan untuk memikirkannya dahulu. Yang lalu biarlah berlalu, melodi tau itu salahnya. Melodi berharap agar tuhan bisa memberinya satu kesempatan lagi, ia ingin mengatakan semuanya pada angkasa bahwa ia mencintai bahkan sangat mencintai cowok cupu itu. Apakah hari itu akan terjadi?.

Melodi mendongakkan kepalanya kesal, saat buku tebal yang menutupi wajahnya itu direbut paksa begitu saja. Gadis tomboi itu mendengus sebal saat mengetahui bahwa orang itu adalah mario. Mengapa akhir-akhir ini mantannya itu selalu mengganggunya. Melodi beranjak bangkit dari duduknya, namun aksinya terhenti saat mario memaksa gadis tomboi itu untuk kembali duduk.

Melodi mendengus sebal, menatap nyalang kearah mario. "Apa sih!. Gue lagi males ribut!. Cari target yang lain aja!." gadis itu segera bangkit, namun mario lagi-lagi menahannya.

Mario terkekeh pelan, lucu melihat melodi marah seperti ini. "Duduk dulu mel. Gue baru nyampe juga"

Gadis tomboi itu memutar bola matanya malas. "Mau lo apa sih yo!."

Perlahan mario mendekatkan wajahnya kearah melodi. Membuat gadis tomboi itu refleks memundurkan wajahnya. "Lo," bisik mario pelan.

Melodi meneguk salivanya susah payah. Mendorong dada mario agar wajah cowok tampan itu menjauh dari wajahnya. Perlahan gadis tomboi itu bangkit dari posisinya, berjalan pelan meninggalkan tempat itu.

"Gila" ujar melodi sebelum pergi, sedangkan mario hanya terkekeh pelan.

                            🌿🌿🌿
Melodi menatap kearah depan dengan tatapan kosong. Sepulang sekolah gadis itu memutuskan untuk mengunjungi danau, tempat ia dan angkasa biasa belajar bersama. Semenjak cowok cupu itu menghilang, ia tak lagi dibimbing belajar. Bu atika sempat menawarkannya diajarkan dengan murid lain, namun melodi menolak. Ia hanya ingin angkasa, sungguh.

Melodi mengambil sesuatu dari tasnya. Sebuah pulpen hitam dengan bercak bekas tipe-x di bagian ujung tutup pulpen itu. Benda itu merupakan milik angkasa, ia sempat meminjamnya. Cowok cupu itu sempat menanyakan pulpen itu padanya, namun melodi beralasan bahwa pulpen itu telah hilang. Melodi tak mau memberikan pulpen itu karena merasa nyaman memiliki benda itu. Mengingat kejadian itu membuat melodi terkekeh pelan, ia sangat ingat wajah kesal angkasa waktu itu. Perlahan melodi bangkit dari posisinya. Dikarenakan hari semakin larut, maka dari itu melodi memutuskan untuk pulang.

"Miss you cupu" gumam melodi pelan.

Melodi mendorong pintu besar yang menghubungkan area luar dengan dalam rumahnya secara perlahan. Gadis tomboi itu sedikit terlambat pulang kerumahnya, karena terjebak macet sepulang dari danau tadi.

"Kemana aja kamu!. Udah malem baru pulang!. Keluyuran lagi?!."

Melodi mengumpat kesal, ternyata papanya telah pulang kerumahnya. Tapi, mengapa ia tak melihat mobil papanya diluar tadi?. Lupakan tentang itu, ia harus bisa mencari alasan agar terbebas dari papanya saat ini.

"Kemana aja kamu?" tanya ulang om ben, menatap putrinya itu dengan lekat.

"Gak kemana-mana" jawab melodi seadanya.

"Apanya yang gak kemana-mana!. Kalau gak kemana-mana kenapa baru pulang sekarang?. Keluyuran lagi kamu?!." om ben menggeram kesal ditempatnya.

Melodi tersenyum getir, kenapa papanya itu selalu berfikiran buruk tentangnya. Apa hanya karena satu kesalahannya ia selalu dicap buruk untuk selamanya seperti ini. Dulu, seminggu setelah kematian mama dan kakak laki-laki kandungnya, melodi sempat depresi. Tak bisa berfikir cerah akhirnya gadis tomboi itu memutuskan untuk mengunjungi club malam. Ternyata aksinya itu diketahui oleh sang papa. Dan semenjak itu papanya itu tak henti-hentinya untuk selalu berfikir buruk tentangnya.

"Iya, saya keluyuran. Lagian ngapain juga saya dirumah ini. Kan papa juga sibuk. Gak pernah peduli dengan saya!." melodi mulai berbicara formal, gadis tomboi itu jika sudah kecewa akan berbicara seperti itu.

"Andai mama mas--"

Plakk

Melodi memegangi pipinya yang memanas, selalu seperti ini. Jika ia mulai membicarakan mama atau kakak kandungnya, papanya itu selalu melakukan hal seperti ini. Andai melodi tau alasannya. Melodi berlari kencang menuju kamarnya, menutup pintu itu dengan keras. Om ben hanya meratapi tangan kanannya yang telah menampar putrinya itu. Sebulir air mata membasahi tangan kekarnya itu. Mengapa ia selalu seperti ini.

Melodi bersandar dibalik pintu kamarnya dengan memeluk kedua lututnya. Gadis itu sangat kacau, apa melodi memang tak pantas bahagia. Ditinggal orang tersayang untuk selama-lamanya, diperlakukan buruk oleh papanya, mario yang menyelingkuhinya, dicap buruk oleh semua orang dan angkasa yang menghilang entah kemana. Ingin rasanya merasakan sebuah kebahagiaan. Tertawa lepas tanpa beban seperti dulu.

Melodi menghapus air matanya kasar saat merasakan sebuah suara ketukan dari pintu kamarnya. Gadis itu berdiri dan membuka pintu kamarnya itu secara perlahan. Seperti biasa, asisten rumah tangganya membawa setangkai bunga mawar merah. Tangan panjang melodi terulur menerima bunga itu, menutup pintu kamarnya perlahan dan berjalan gontai menuju kasur empuknya. Gadis tomboi itu menghempaskan kasar tubuhnya, memandangi bunga itu dengan nanar. Mengapa disetiap ia menatap bunga ini terasa sangat nyaman. Mungkin ini salah satu cara tuhan untuk menghibur dirinya. Air mata gadis tomboi itu semakin deras. Hari ini, dalam sekejap melodi berubah menjadi gadis cengeng. Masalahnya terlalu banyak, ingin rasanya menghilang dari bumi ini.

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang