Cupu 08

5K 311 5
                                    

Mantan punya resiko
buat balikan.

Hari senin memang merupakan hari yang jarang disukai para murid. Khususnya melodi, gadis tomboi itu sedari tadi hanya berdecak kesal karena upacara akan segera dimulai. Sebenarnya gadis itu ingin membolos hari ini. Namun, putri sedari tadi tak henti-hentinya mewanti-wanti dirinya, bahkan gadis yang saat ini tengah memakai bando berbentuk telinga kucing itu, tak pernah melepas genggamannya dari tangannya.

Melodi berdecak dibarisannya. Menyebalkan memang, sahabatnya itu memposisikan dirinya dibarisan paling depan. Katanya agar ia bisa leluasa memperhatikan dirinya agar tak berani membolos. Upacara telah dimulai, semuanya berjalan dengan lancar. Tentunya sedari tadi melodi tak henti-hentinya berdecak kesal, panas matahari tepat menerpa kulit putihnya. Pidato kepala sekolahnya itu tak kunjung selesai, padahal menurut gadis itu isi pidatonya tak lepas dari kedisiplinan. Ayolah, melodi sudah hampir muak mendengarkan hal yang sama, tak hanya diupacara saat ini, bahkan dikelas pun para guru tak bosan-bosannya berceloteh mengenai topik itu.

Melodi menggaruk rambutnya kesal, rasanya ia ingin sekali berlari melewati lapangan upcara ini, lalu merampas mikerofon dari tangan kepala sekolah itu dan membuangnya sejauh mungkin.

"Lama banget pak!"

Beruntungnya teriakan melodi barusan membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Melodi mendelik, sedangkan putri hanya menepuk jidatnya pasrah. Suasana yang terbilang cukup sepi ini, malah dimanfaatkan berteriak oleh gadis itu. Terang saja semua orang dapat mendengar komentar gadis tomboi itu.

"Kamu, ayo kesini!." nasi sudah menjadi bubur. Sepertinya ungkapan itu tepat untuk melodi, akhirnya kepala sekolah yang masih memegang mikerofon itu memanggil dirinya.

Melodi berjalan dengan santainya, bahkan ia tak memperdulikan semua tatapan tajam dari semua para guru dan para murid ditempat itu. Sepertinya urat malu gadis tomboi itu sudah membeku. Melodi menatap kepala sekolahnya itu tepat dimanik mata hitam pria paruh baya berkumis itu. Jika biasanya para murid lainnya menunduk takut, justru melodi malah menatap objek itu seakan menantang.

"Kamu tau apa kesalahan kamu?" pria paruh baya itu menghela nafas kasar, gadis itu lagi yang mencari masalah.

Melodi berdecak kesal. "Perasaan saya nih pak, saya gak salah. Soalnya apa yang saya katakan ada benarnya. Bapak udah pidato hampir satu jam loh pak. Kami manusia pak, punya rasa lelah."tak sengaja melodi menangkap tatapan bu Atika, wali kelasnya itu bergumam kesal atas jawaban melodi.

"Kamu tetap berdiri disini, saya harap kamu dapat menyadari kesalahan kamu." pria paruh baya itu menggeleng heran, lalu kembali melanjutkan aksi pidatonya.

"Saya harap bapak juga!." gumamnya.

                             🌿🌿🌿
Melodi menundukkan kepalanya, mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Saat ini, ia diintrogasi oleh kepala sekolah, guru BK dan wali kelasnya dilapangan seluas itu. Dan tentu saja semua tatapan mengarah padanya. Itu bukan gaya melodi, sungguh. Ia berakting seperti gadis patuh yang menyadari kesalahannya hanya karena tak ingin memperpanjang masalah. Melodi mengepalkan tangannya diudara saat ketiga manusia itu telah pergi meninggalkannya. Ia berjalan gontai menuju kelasnya. Sialnya, ia dihadang oleh mario dan kedua temannya itu. Ayolah, melodi sangat malas menghadapi ketiga makhluk itu.

Melodi melewati ketiga manusia itu seakan tak melihat ada orang disana. Namun, pergerakannya terhenti saat mario menahan pergelangan tangannya. "Apa lagi sih?. Nagih utang?, minta duit?, mau malak gue?"gadis itu mendengus sebal, sedangkan lawan bicaranya hanya memutar bola matanya malas.

"Bitch, balikan yuk" gadis itu mendesis kesal, gaya ngajak balikan apa itu.

Melodi menepis tangan mario kasar. "Sorry, males balikan sama mantan. Apalagi mantannya kayak elo. Unfaedah banget!" gadis itu melanjutkan langkahnya lagi, namun lagi-lagi mario menahan pegelangan tangannya.

"Pasti gara sicupu itu kan?. Huh!, gak nyangka gue. Ternyata setelah putus dari gue selera lo serendah itu." lagi-lagi melodi menepis tangan mario kasar, lalu beralih menatap mario nyalang.

"Gak ada hubungannya sama angkasa. Dan setidaknya dia lebih baik dari pada elo!."

"Dasar bitch, sok jual mahal lo!"

"Gue gak lagi ngejual!."

                            🌿🌿🌿
Melodi menyipitkan matanya saat melihat dipenyangga rooftop sekolah terdapat sesosok makhluk yang sepertinya ia kenali. Perlahan ia mendekati sesosok itu, dan merampas sebuah buku tebal yang tengah dibacanya. Cowok cupu itu mendengus sebal, sepertinya kebiasaan gadis tomboi itu selalu merampas buku yang ia baca.

Melodi terkekeh pelan melihat raut wajah kesal cowok cupu itu. "Ngapain lo ditempat kayak gini?, gak kekantin?. Btw, ini tempat gue loh"melodi membolak-balik buku tebal itu asal.

"Maaf ya, tapi gak ada mereknya tuh, kalau tempat ini milik kamu."jawab angkasa membuat melodi terkesiap atas jawaban tak terduga itu.

"Wah!, mulai berani ya lo lawan gue?,punya nyawa berapa?"angkasa menggaruk tekuknya yang tak gatal, sedangkan melodi terkekeh pelan atas respon dari cowok cupu itu. Lalu tangannya terulur mneyerahkan buku tebal itu kepada pemiliknya.

"Eh, btw masak gue diajak balikan sama mario"sepertinya topik pembicaraan melodi barusan sangat menarik bagi angkasa. Buktinya, cowok itu mengabaikan buku tebalnya lalu beralih menatap melodi lekat.

"Terus kamu mau diajak balikan sama dia?"tanya angkasa, membuat melodi terkekeh pelan.

Melodi menerawang menatap kedepan, angkasa masih fokus menatap gadis disampingnya itu. "Jelas enggak lah sa, buat apa balikan sama orang yang gak menghargai yang namanya cinta. Yah, dan kayaknya mario cinta pertama dan terakhir gue. Malas kayaknya ngenal cinta lagi."

Angkasa masih menatap gadis itu lekat."Aku rasa sih kamu gak boleh egois kayak gitu. Siapa tau perasaan kamu mau mulai mencoba, namun kamu memaksa perasaan itu untuk menghentikannya. Kadang kamu harus bersikap adil mel sama perasaan kamu."melodi menatap cowok cupu disampingnya itu lekat. Ia sedikit terkekeh pelan, jarang-jarang cowok cupu itu berbicara bijak soal cinta.

"Oh iya sa, kalau misalnya mantan lo itu mau ngajakin lo balikan gimana?"angkasa menghela nafasnya kasar membuat melodi menyatukan alisnya bingung.

"Lo masih cinta sama mantan lo itu?"tambah melodi dan lagi-lagi angkasa menghela nafasnya kasar.

"Mungkin"

"Gue saranin sih, lo jangan mau balikan sama mantan lo itu!"

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang