Cupu 38

2.4K 168 0
                                    

Bukan pacar
Tapi, masa depan.

Melodi memandangi dua buah dress yang tergeletak diatas kasurnya. Gadis cantik itu menopang dagu dengan satu tangannya, berfikir keras akan pilihannya.

Malam ini, angkasa mengajaknya untuk mengunjungi rumah cowok itu. Tentu saja melodi ingin mempersiapkan dirinya sebaik mungkin, tentu ia mau menampilkan kesan baik dipertemuan pertamanya.

Sebuah dress selutut berwarna hitam menjadi pilihan melodi. Gadis itu menganggukkan kepalanya mantap, mencoba meyakinkan diri atas pilihannya.

Melodi memandangi dirinya disebuah cermin besar dengan senyuman lebarnya. Rambutnya yang dalam posisi dicepol asal semakin menambah kesan elegan pada dirinya. Melodi menyambar dompet putih yang berada diatas kasurnya, lalu berjalan cepat meninggalkan kamarnya.

"Bik, papa ma-"

"Mau kemana kamu?!."

Melodi menatap gugup kearah seorang pria paruh baya yang berjalan dengan langkah besar kearahnya. Papanya itu pasti akan melontarkan kata-kata kasar lagi yang akan menyakiti hatinya.

"Mau kemana kamu malam-malam gini?!." om ben menatap melodi lekat, terlihat jelas sebuah perubahan pada putrinya itu.

Melodi menundukkan kepalanya lesu, tatapan tajam dari papanya sangat mampu membuatnya mati kutu. "Me-melodi mau k-"

"Ke club malam?." potong om ben.

Melodi mendongakkan kepalanya, menatap tak percaya pada papanya. Gadis cantik itu tertawa miris, ternyata pemikiran buruk papanya kepadanya tak kunjung menghilang.

"Iya!. Saya ada pelanggan malam ini"

Plakk

Melodi memegangi pipinya yang memerah, lagi-lagi papanya melakukan hal ini kepada dirinya. Gadis itu hanya tersenyum manis, sedangkan om ben menatap kearah lain tak mau menatap wajah anaknya yang memancarkan kekecewaan.

Melodi menegang, gadis itu mati kutu dan tak tau harus melakukan apa. Seorang cowok tampan tengah menatap sendu kearahnya. Perasaan melodi semakin tak karuan, cowok itu berjalan kearahnya dengan tatapan yang masih terfokus kearah melodi.

"Kamu nggak papa mel?." angkasa mengelus pipi melodi yang memerah, terpancar sorotan sendu dari matanya.

Om ben menepis tangan angkasa kasar, membuat melodi tersentak kaget atas tindakan itu. "Siapa kamu?!. Berani-beraninya megang-megang anak saya?!."

Angkasa tersenyum tipis, lalu menyalimi tangan kanan om ben yang tergantung bebas. "Kenalin om. Nama saya angkasa."

"Oh ya, tadi om bilang kalau melodi itu anaknya om. Maaf ya om, setahu saya seorang ayah pasti tak mau menyakiti anaknya sendiri." lanjut angkasa.

Melodi terkejut atas penuturan angkasa, gadis itu menggenggam erat lengan angkasa, membuat empunya menatap melodi dengan lekat.

"Sa, udah." bisik melodi.

Angkasa menganggukkan kepalanya, ia juga tak mau terlalu bertindak tidak sopan kepada orang yang lebih tua. Bagaimanapun juga, angkasa tak mau bersikap melebihi batas wajar.

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Where stories live. Discover now