Cupu 15

4.4K 272 6
                                    

Rasa nyaman
itu yang kurasa.

Tak terasa sudah beberapa hari ini hubungan antara melodi dan angkasa berjalan baik. Namun, melodi sedikit bingung. Pasalnya cowok cupu itu kadang-kadang bersikap manis padanya. Gadis tomboi itu hanya mengangkat bahunya acuh saat memikirkan semua itu. Ada sebuah perasaan yang menggelayut aneh dihatinya, namun melodi tetap kukuh pada pendiriannya.

Hari ini seperti biasanya, melodi dan angkasa tengah belajar bersama ditepi danau. Senyum lebar melodi sangat jelas terpampang hari ini. Pasalnya hari ini melodi menerima hasil ulangan matematikanya, dan ternyata nilainya cukup memuaskan. Bahkan gadis itu sempat mengerjapkan matanya pelan, memastikan apakah hal itu bukan sebuah mimpi. Lebay memang, namun itulah melodi, gadis tomboi itu sangat tidak percaya akan kemampuannya sendiri.

Melodi mengalihkan perhatiannya pada soal-soal yang ia kerjakan. Gadis tomboi mendongakkan kepalanya. "Sa, ini gimana ya caranya?" cowok cupu itu tidak menoleh kearahnya, angkasa masih fokus menghadap kedepan.

"Mel, menurut kamu cinta itu apa?" melodi terlonjat kaget, gadis itu bergegas bangun dari posisinya, menatap angkasa dengan raut wajah serius.

Melodi menempelkan tangannya pada dahi angkasa, membuat empunya menyatukan alisnya bingung. "Lo gak demam kan sa?" angkasa yang mendengar pertanyaan itu hanya menepis tangan melodi dari dahinya, menatap gadis disampingnya itu dengan wajah yang lebih serius.

"Aku serius mel." tutur angkasa pelan, membuat melodi terkekeh pelan.

Melodi hanya manggut-manggut paham, lalu kembali menatap angkasa yang tengah menatap kearahnya. "Kalau menurut lo gimana?"

Angkasa menundukkan kepalanya, membuat melodi terkekeh pelan. "Menurut aku. Cinta itu gak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Cukup berada didekatnya aku merasa nyaman, setiap hal yang aku lakukan padanya selalu ada perasaan cinta itu yang selalu mengiringinya. Bahagianya bahagiaku. Sedihnya, akan aku usahakan agar hal itu tidak terjadi. Kira-kira seperti itu, kalau kamu gimana mel?"

Melodi tersenyum tipis, ternyata dibalik sikap cupu angkasa. Cowok itu juga terlihat sedikit lebih manis akhir-akhir ini. "Untuk sekarang, menurut gue sih, cinta is bodo amat!"

Angkasa hanya memandangi melodi yang tengah tertawa keras. Gadis itu selalu seperti itu, menutupi lukanya dengan tawa kerasnya. "Mel, aku suka sama kamu"

Melodi yang mendengar hal itu menghentikan aksi tawanya, sangat terkejut atas pengakuan angkasa barusan. Setelah seperkian detik tawa melodi kembali pecah, membuat angkasa mendengus sebal.

"Lo lucu sa" kekeh melodi, sedangkan angkasa hanya memandangi gadis disampingnya itu dengan wajah datarnya.

"Aku serius mel. Aku suka sama kamu. Karena itu aku mau kamu jadi pacar aku, kamu mau ya?" pinta angkasa memasang wajah berharapnya, sedangkan melodi hanya menampilkan senyuman kikuknya.

Perlahan tangan panjang melodi menggenggam erat tangan angkasa. Membuat cowok cupu itu tersenyum bahagia. "Sa, maaf ya. Gue gak bisa jadi pacar lo, gue masih ragu sama perasaan gue sendiri. Gue cuma takut nanti bakalan ngelukai lo dengan sifat gue. Entah bagaimana gue jelasinnya, intinya kita temanan kayak gini aja ya sa." angkasa melepas genggaman melodi dari tangannya, cowok cupu itu hanya memasang senyum tipisnya.

"Apa karena aku seorang cowok cupu mel?" spontan saja melodi terhenyak atas pertanyaan angkasa barusan, gadis itu menggeleng kuat sedangkan angkasa lagi-lagi hanya memasang senyum tipisnya.

"Gak ada hubungannya sa. Ini tu masalah perasaan" sanggah melodi mantap.

"Susah ya jatuh cinta sama cowok cupu kayak aku?"


🌿🌿🌿
Angkasa dan melodi terjebak dihalte bus saat ini. Pasalnya hujan turun sangat lebat dan menghentikan laju mobil mereka karena jarak pandang yang terbatas. Meskipun beberapa menit yang lalu melodi sempat menolak cowok cupu itu, angkasa tetap akan mengantarkan melodi dan bersikap seperti biasanya. Lagian, jika ia bersikap berbanding terbalik dari itu toh tak merubah keadaan.

Melodi mengusap-ngusap lengan tangannya dengan kedua tangan panjangnya yang melingkar diarea dadanya. Gadis tomboi itu sempat melirik angkasa yang duduk dengan santainya dihalte itu. Parahnya lagi cowok cupu itu menggunakan sebuah jaket yang cukup tebal, apakah cowok cupu itu tak berniat ingin memberikan jaket itu padanya. Angkasa yang tak peka atau bagaimana?.

Melodi berdecak ditempatnya, aksi mengusap-ngusap lengannya pun tak kunjung membuat angkasa peka. "Sa, dingin banget ya" kekeh melodi menggesekkan kedua telapak tangannya.

Atas pertanyaan itu, angkasa menolehkan kepalanya menghadap melodi, disana gadis itu masih menggesekkan kedua telapak tangannya. "Iya nih mel, dingin banget." Shit!. Melodi mengumpat kesal ditempatnya, cowok cupu ini benar-benar menyebalkan.

Melodi memandangi hujan yang sudah hampir mereda, senyum gadis itu merekah sempurna setidaknya ia bisa cepat pulang untuk menghangatkan tubuhnya saat ini. Setelah memberi kode pada angkasa untuk segera pulang, keduanya segera memasuki mobil sport milik angkasa. Namun, pergerakan keduanya terhenti saat beberapa anak geng motor mengitari mobil sport itu. Melodi terperanjat kaget, saat salah satu dari mereka memberi bogeman pada angkasa. Cowok cupu itu tersungkur ketanah, tak bisa mengelak atau melawan. Melodi ingin menolong angkasa tapi, pergerakannya dihadang oleh para anak geng itu. Lagi-lagi angkasa hanya bisa menerima bogeman itu tanpa bisa melawan, entah mengapa melodi sakit melihat hal itu.

Gadis tomboi itu memekik tertahan saat salah seorang anak geng motor itu berdiri dibelakang angkasa dengan membawa sepotong balok kayu besar, bersiap-siap ingin memukul kepala cowok cupu itu.

"ANGKASA!."

Bughh

Melodi tersungkur ketanah, bibir mungilnya berusaha menahan erangan yang akan keluar. Saat balok kayu itu hampir mengenai angkasa, melodi refleks berlari kencang melindungi cowok cupu itu, dan akhirnya balok kayu itu berakhir padanya. Samar-samar melodi mendengar bahwa anak geng motor itu telah meninggalkan mereka. Angkasa menghampiri melodi dengan raut wajah khawatir, dan jangan lupa air mata yang terus bercucuran. Entah mengapa cowok cupu itu suka sekali untuk menangis. Dan pandangan melodi menjadi gelap.

🌿🌿🌿
Putri memandangi manusia didepannya ini dengan raut wajah kesalnya. Ya, putri telah mengetahui insident itu. Dan saat ini keduanya tengah berada dirumah sakit. Putri tak ingin memberi tahu hal ini kepada papa sahabatnya itu. Ia takut permasalahan ini akan memperburuk hubungan antara keduanya. Putri yakin nantinya papa sahabatnya itu akan menyalahkan melodi. Cowok cupu itu hanya bisa menunduk dengan air mata yang sesekali menetes mengenai lantai. Putri yang melihat hal itu menjadi jengah sendiri.

"Lo suka sama melodi?" tanya putri, membuat angkasa menganggukkan kepalanya.

"Terus, lo otomatis harus jagain melodi dong kan?" tanya putri lagi, dan angkasa hanya menganggukkan kepalanya lemas.

"Gimana mau ngelindungin melodi, sedangkan lo sendiri aja gak bisa lindungi diri lo sendiri. Kalau terus-terusan begini, melodi yang bakalan jadi korbannya tam. Lo itu cowok!. Seharusnya lo itu bisa jagain melodi. Untung aja ini baru balok kayu!. Gimana kalau pistol, pisau, bom?. Maaf ya tam. Dengan penampilan lo yang cupu ini, gimana mau ngelindungi melodi tau nggak?!. Arghh, tau ah. Lo pikir aja sendiri, lo itu pintar lo pasti tau apa maksud gue!."

Setelah meluapkan semua amarahnya, putri meninggalkan angkasa dikoridor rumah sakit itu. Cowok cupu itu hanya bisa menunduk, menerima semua hal ini disalahkan olehnya. Perlahan kaki panjang angkasa membawa cowok cupu itu meninggalkan area rumah sakit. Angkasa tak mau mengunjungi melodi, terlalu sakit rasanya melihat orang yang kamu sayangi dalam posisi seperti itu.



My Boyfriend Si Cupu [Completed]Where stories live. Discover now