Cupu 56

2.7K 144 1
                                    

Hai, I Love You

Sudah sebulan ini hidup angkasa terasa semu. Kehidupannya didominasi oleh kehampaan. Warna-warni kehidupannya perlahan menghilang, berganti dengan kegelepan yang memuakkan.

Melodi, gadisnya itu benar-benar rapuh. Kebenaran demi kebenaran pahit perlahan menghancurkan gadisnya. Ia sudah berusaha agar melodi kembali seperti semula. Namun, kerapuhan gadis itu benar-benar sudah menguasai dirinya.

Setidaknya angkasa sedikit dapat bernafas lega. Tasya, gadis itu benar-benar sudah menghilang dari kehidupannya. Entah karena apa, mantannya itu sudah tak ada lagi berkeliaran disekitarnya.

Semilir angin menerpa wajah tampan angkasa. Mata tajamnya terpejam menikmati deru angin di rooftop sekolah saat ini. Cowok tampan itu perlahan berubah menjadi cowok dingin. Cowok itu sudah jarang mengeluarkan kata-kata, ia lebih suka berbicara jika itu mengenai hal penting.

"Tam."

Sapaan itu membuat angkasa menolehkan kepalanya, cowok berahang tegas itu menatap putri datar.

"G-gue boleh nanya nggak?." putri menatap angkasa takut-takut.

Cowok itu tak mengeluarkan jawaban, ia hanya menaikkan satu alisnya bertanda ingin mengetahui pertanyaan dari sahabat gadisnya itu.

"Lo, kenapa masih bertahan sama melodi?. Padahal, lo kan bisa aja ninggalin dia dan cari cewek yang lain?." putri menatap angkasa lekat.

Angkasa memejamkan matanya kuat. Sungguh, pertanyaan itu membuat sesak dadanya. Jangankan meninggalkan melodi, berada jauh dari gadis itu saja sudah membuatnya tersiksa.

"Gak mutu!."

"Hah?."

"Pertanyaan lo." lanjut angkasa.

Putri menggeram kesal, niatnya kan hanya bertanya. Tugas cowok itu hanya tinggal menjawab. Mengapa cowok itu suka sekali merusak suasana.

"Gue serius tam."

Angkasa menghela nafasnya panjang, lalu menatap putri datar. "Gue udah berkomitmen. Gue bukan tipe cowok yang mudah ngelanggar komitmen gue gitu aja. Bagaimanapun kondisi melodi, gak akan pernah ngerubah perasaan gue."

Putri menatap angkasa dengan mata berkaca-kaca. Sungguh, ia sangat berterima kasih pada tuhan karena sudah menghadirkan sosok angkasa dihidup sahabatnya.

Putri tak bisa membayangkan, apa jadinya melodi jika angkasa tak ada. Gadis itu benar-benar membutuhkan angkasa untuk bernafas.

"Makasih."

"Makasih mau tetap bertahan sama melodi. Makasih" lanjut putri.

                            🌿🌿🌿
Suara dering telfon menggelegar diruangan kamar angkasa. Cowok itu perlahan duduk, lalu menjawab panggilan yang berasal dari ponselnya.

"Hallo den. Maaf ganggu malam-malam." ujar bik neni.

"Ada apa bik?"

"An-anu den. Non me-"

Tutt.

Tanpa mendengarkan penjelasan dari bik neni. Angkasa mematikan sambungan telfonnya dan segera bangkit dari posisinya.

Cowok tampan itu menyambar sebuah jaket, lalu mengenakannya. Raut wajah cowok itu sangat khawatir, ia harus segera menemui melodi.

Angkasa memang sudah menitipkan pesan pada asisten rumah tangga melodi. Cowok itu berpesan pada bik neni jika terjadi sesuatu pada melodi, wanita tua itu harus segera memberi tahunya.

Angkasa melajukan kecepatan motornya diatas rata-rata. Malam yang sudah sangat larut memudahkan angkasa mengendarai motornya. Jalanan yang sepi membuat angkasa sesuka hati meliuk-liukkan kendaraan roda duanya.

Segela pemikiran buruk berkecamuk dipemikiran angkasa. Apa yang terjadi pada melodi?. Apa tengah terjadi sesuatu pada gadisnya?.

Angkasa membuka matanya lebar-lebar. Sungguh, ia sangat merasa mengantuk. Sudah seminggu ini angkasa sering begadang untuk menjaga gadisnya. Jujur saja, ia lelah.

Tint!

Dari arah berseberangan sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi. Keadaan motor angkasa yang sudah melaju dengan kencang membuat angkasa tak bisa menghentikan laju motornya tepat waktu.

Brakk

Tubuh angkasa terlempar jauh, cowok itu terseret beberapa kilo meter dari motornya. Tubuh cowok itu persis berada ditengah jalanan. Angkasa mengerang, cowok tampan itu sudah berlumuran darah. Ia melepas helm fullfacenya dan mencoba berdiri dengan sisa-sisa tenaga yang ada.

Tint!

Brakk!

Sialnya, dari arah depan sebuah taxi melaju kencang. Angkasa tertabrak lagi untuk kedua kalinya. Kali ini tubuh cowok itu benar-benar mengenaskan. Kepala cowok itu yang sudah tak terbalut helm kini terhempas dipinggir trotoar. Darah segar mengalir disekitaran kepalanya itu.

Mata angkasa berkunang-kunang. Tubuhnya terasa remuk, rasanya semua tulang-tulangnya sudah hancur saat itu juga. Ia hanya ingin segera menemui melodi, gadisnya.

Samar-samar angkasa melihat banyak orang yang menggerubunginya. Keplanya tiba-tiba dilanda sakit yang begitu teramat. Perlahan semuanya gelap, cowok itu memejamkan matanya bertepan dengan suara sirenai ambulance yang didengarnya.

                             🌿🌿🌿
Melodi belari sekencang mungkin melewati koridor rumah sakit, meninggalkan putri yang tertinggal jauh dibelakangnya.

Gadis itu mematung, dadanya terasa sesak saat melihat papa, mama serta kakak cowok itu tengah mengeluarkan air mata.

"Me-melodi." venus memeluk melodi erat, sementara gadis itu hanya diam mematung.

Tante feni perlahan berjalan mendekati melodi dan venus. Wanita paruh baya itu memeluk dua gadis cantik tersebut. Tante feni tak boleh rapuh, ia harus kuat, ia harus bisa menguatkan semua orang.

"Angkasa kritis sayang." bisik tante feni pelan.

***
Mohon
Vote
Dan
Commentnya

Follow my wattpad ya:')

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang