Cupu 12

4K 234 0
                                    

Kamu terlalu sulit
untuk digapai.

Jika makanan mie ayam ini bisa berbicara. Mungkin, ia akan memprotes melodi karena terus-terusan membolak-balik makanan mie panjang itu. Putri yang melihat hal itu jengah sendiri, apa tidak bisa gadis tomboi itu melupakan masalahnya sejenak. Angkasa benar-benar sudah dibutakan cinta, mengingat hal itu selalu membuat putri kesal sendiri.

"Gue dibilang jahat put" papar melodi membuat putri menghembuskan nafasnya kasar.

Brakk

Melodi mengusap dadanya sabar. Putri menggebrak meja makan yang mereka duduki dengan begitu kuat, mengakibatkan beberapa pasang mata orang-orang yang berada disekitar kantin memandanginya tajam. Putri hanya mengangkat bahunya acuh, persetan dengan semua pandangan orang lain pada dirinya. Kedua tangan panjang putri mendarat dikedua bahu melodi, kemudian gadis penyuka bando itu mengguncang-guncang bahu melodi dengan begitu kuat.

"Sadar mel!. Sadar mel!. Kemana melodi prima gue yang dulu?." putri terus-terusan mengguncang bahu sahabatnya itu. Ia tetap mengabaikan semua tatapan yang mengarah padanya.

Melodi menepis kedua tangan putri yang berada dikedua bahunya dengan kasar. "Putri!. Lo apa-apaan sih, lo kira gak pusing apa?!." gadis tomboi itu memijat pelipisnya karena merasa sedikit pusing.

Putri berpindah posisi, dari yang didepan melodi menjadi disamping gadis tomboi itu. "Lo kenapa jadi mellow kayak gini?. Melodi yang gue kenal gak kayak gini mel. Kita itu seharusnya harus lebih semangat nyari buktinya. Bukan malah ngegalau kayak gini mel. Kita harus semangat!, demi kebenaran." papar putri menatap melodi lekat.

Perlahan sebuah senyuman lebar tertampang diwajah manis melodi. Lalu gadis yang tengah memakai anting magnet hitam itu memeluk sahabatnya erat-erat. "Makasih putri sayang. Elo emang sahabat terbaik gue"

"Iya-iya, lepasin dulu nih pelukan lo. Lo mau ngebunuh gue!." putri menepuk-nepuk tangan mulus melodi yang memeluk erat dirinya itu.

Melodi melepas pelukan itu dengan cengiran lebar yang menghiasi wajahnya. Sedangkan putri, gadis itu hanya mengusap-usap lehernya sarkas.

"WOY!. KALIAN JANGAN BERISK DONG!."

"BACOT!"

                             🌿🌿🌿
Hari ini, putri dan melodi tengah berada dimall. Lebih tepatnya, putri yang mengajak gadis tomboi itu, untuk sekedar menghibur sahabatnya itu. Keduanya terus-terusan tertawa tanpa henti, entah apa yang mereka tertawakan yang jelas mereka tampak sangat bahagia. Bahkan beberapa pengunjung mall menatap keduanya heran, kerena mereka tertawa begitu lantangnya.

Drtt.. Drtt.. Drtt

Sebuah suara dering ponsel mengalihkan perhatian melodi keponsel miliknya. Tangan panjang gadis itu terulur mengambil benda pipih itu didalam slimbagnya. Melodi sedikit berdecak kesal saat mengetahui siapa yang menelfonnya. Gadis itu segera mematikan ponselnya, mengabaikan telfon itu yang membuat moodnya bertambah buruk.

"Siapa?, kenapa gak diangkat mel?, siapa tau penting kan?" putri menatap melodi dengan dahi yang mengernyit bingung.

Melodi menghela nafasnya panjang, menatap putri yang juga tengah menatap dirinya. "Males put,dari papa"

"Angkat aja kali mel, siapa tau ada hal yang penting" ujar putri mantap.

Terdengar desahan pelan dari melodi,gadis itu membuang wajahnya kearah lain. "Apanya yang penting?!. Palingan juga nyuruh pulang. Mudah banget nyuruh-nyuruh pulang, padahal dia sendiri jarang pulang." melodi tertawa miris mengucapkan hal itu.

"Mel, ka--"

"Gak usah dibahas put, katanya lo mau ngehibur gue. Kalau gak jadi gue pulang nih!." putri tertawa kikuk menanggapi ucapan melodi barusan, memang susah meyakinkan melodi perihal papanya.

"Ist!. Ngambekan banget jadi orang, ya udah ayuk!"

Putri menarik melodi menuju salah satu resto cepat saji dimall itu. Pandangan melodi dan putri menyapu kesegara sudut ruang ditempat itu, keduanya saling menatap lalu tersenyum mengangkat kedua alisnya. Satu persatu langkah mereka mengarah kemeja disudut tempat itu, didekat sebuah jendela besar.

Melodi menatap buku menu dengan senyum sumringahnya. Sudah lama sekali ia tak lagi memakan makanan cepat saji. Bukannya tak mampu, hanya saja gadis tomboi itu selalu malas mengunjungi tempat-tempat seperti ini, terlalu banyak masalah yang harus difikirkannya, dari pada harus berpergian kesegala macam tempat hiburan.

"Mel, gue ketoilet dulu ya. Jangan lupa,pesen makanannya ya mel. Biar pas gue udah balik, bisa langsung makan." melodi merubah arah pandangannya dari buku menu ke arah putri. Gadis tomboi itu hanya menganggukkan kepalanya.

Selepas kepergian putri menuju toilet, melodi hanya menatap kearah kaca besar disebelah kanannya. Begitu ramainya orang-orang yang mengunjungi tempat ini. Mereka begitu bahagia dapat tertawa lepas bersama-sama dengan orang yang mereka sayangi. Andai melodi dapat seperti mereka, sudah lama melodi tak pernah tertawa selepas itu tanpa beban. Melodi ingin, satu hari saja bisa tertawa lepas tanpa beban yang terus menggelayut dihatinya.

Pandangan melodi berubah menatap kesekeliling area resto itu. Tatapannya terkunci pada sepasang kekasih yang membuat melodi tertawa kecil menyaksikan mereka. Disana, dua orang itu sangat mirip seperti dirinya dan... Angkasa.

Sang gadis berpenampilan persis dengan dirinya, tomboi. Begitu pun sebaliknya, sang cowok berpenampilan cupu, sama seperti Angkasa. Sang gadis terus-terusan mengenggam tangan cowok itu, sedangkan si cowok mati-matian melepaskan genggaman itu karena merasa malu. Melodi terkekeh pelan melihat hal itu. Apa jika ia dan angkasa bersama, akan tampak seperti itu?. Melodi tersentak dari lamunannya, ia menggeleng kuat. Mengapa ia bisa membayangkan hal seperti itu. Tidak, ia tak mungkin menyukai angkasa, memandang tak pernah satu hal manis pun yang dilakulan cowok cupu itu padanya.

Gadis tomboi itu menatap putri nyalang. Pasalnya, gadis itu menyentil dahinya kuat. "Apa-apaan sih lo put!?"

Putri hanya terkekeh pelan, lalu kembali menduduki kursi yang persis berada didepan sahabatnya itu. "Ya, siapa suruh lo ngelamun aja. Hobi banget kayaknya ngelamun kagak jelas kayak gitu"

"Eh! Makanannya mana?. Kan tadi gue udah nyuruh pesan?" tanya putri heran, menatap kearah meja putih yang ada ditengah-tengah mereka.

Melodi hanya memandangi putri dengan menggaruk tekuknya yang tak gatal. "Itu, anu. Lupa gue" gadis tomboi itu memasang cengiran lebar, membuat putri berdecak kesal.

"Lupa mulu. Kayaknya angkasa aja yang lo inget!"

"PUTRI!."

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang