Cupu 03

7.4K 421 1
                                    

Kadang kamu juga harus
melawan agar mereka tau
kamu diam bukan berarti lemah

Hari ini bagai sebuah keajaiban, melodi datang lebih awal kesekolah. Bahkan tatapan semua orang tak pernah lepas dari dirinya, karna aneh seorang 'Melodi Prima' datang sepagi ini. Gadis itu tetap berjalan santai melangkahkan kakinya, mengabaikan semua tatapan itu. Kaki panjang gadis itu membawanya ketaman belakang sekolah, dimana ia sangat membutuhkan ketenangan saat ini.

Melodi terbelalak kaget, pasalnya ia melihat sosok cowok yang baru ditemuinya kemarin sedang dikerumuni oleh sekelompok badboy disekolahnya. Melodi membuang permen karetnya asal lalu segera berlari menuju kekerumunan itu.

Brakk

Ketua dari geng itu tersungkur ketanah saat melodi menendang cowok tampan itu dari belakang. Cowok itu segera berdiri, tatapan nyalangnya berubah menjadi senyuman meremehkan saat melihat sosok melodi. Sementara para teman cowok itu segera berlari meninggalkan mereka karena tak mau kejadian saat mereka babak belur ditangan melodi terulang kembali.

Melodi memapah angkasa berdiri, mengambil kacamata bulat cowok itu yang mana telah terlempar jauh darinya. Gadis itu juga mengumpulkan beberapa buku tebal yang berserakan, sepertinya cowok itu dari perpustakaan.

Angkasa menepuk nepuk seragamnya yang sedikit kotor, lalu menatap melodi dengan senyuman manisnya"ma-makasih ya mel"cowok itu kembali memeriksa bukunya barangkali ada yang tertinggal disekitar sana.

Melodi berdecak kesal pasalnya bukannya mengkhawatirkan wajahnya yang sedikit rusak itu, cowok cupu itu malah mengkhawatirkan jumlah bukunya.

Gadis tomboi itu memberikan sebuah buku tulis pada angkasa, membuat empunya mengulurkan tangan menerima buku itu."ck! Lo kenapa malah ngekhawatirin buku-buku lo sih?, khawatiran dulu tuh wajah lo udah kayak martabak kelindes truk." angkasa hanya menyengir kuda membuat melodi mengumpat dalam hatinya.

Suara tepukan tangan membuat keduanya menolehkan kepalanya keasal suara. Disana Mario, cowok yang telah memukuli angkasa bersama teman-temannya tadi bertepuk tangan dengan sebuah senyuman meremehkan.

Mario mendekati melodi mencoba mengelus kepala gadis tomboi itu dengan lembut. "Wah! Mantan gue emang udah jadi pahlawan ya disekolah kita ini. "Melodi menepis tangan mario kasar sedangkan angkasa hanya melihat adegan itu dengan raut wajah bingungnya.

Melodi memutar bola matanya jengah, mengapa cowok berandalan ini tak kunjung menghentikan aksi pembulliannya terhadap siswa-siswi sejenis angkasa. Lebih parahnya lagi, hal itu dilakukan sepagi ini. Sungguh, melodi bersyukur telah lepas dari cowok berandalan itu. Mereka memutuskan hubungannya lebih tepatnya melodi yang memutuskan cowok itu karna mario telah mengkhianati melodi dengan berselingkuh dengan seorang cewek yang lumayan terkenal disekolahnya itu yang merupakan ketua cheerleaders disekolahnya itu. Kadang melodi juga heran terhadap siswi-siswi disekolahnya ini, mengapa mereka sangat mengidolakan mario. Padahal keburukan cowok itu sudah tersebar luas disekolah mereka.

Melodi menatap mario dengan tatapan tak bersahabat sementara cowok badboy itu hanya memasang wajah masa bodonya. "Lo keterlaluan banget tau nggak!. Hentiin semua pembullian lo ini!. Lo kira keren ngelakuin hal yang kayak gini. Hellow... Makan kuaci sambil makan duren, tampang kayak pantat panci aja dibilang keren!." melodi segera menarik angkasa meninggalkan area itu sedangkan mario tak henti-hentinya mengumpat kesal.

                            🌿🌿🌿
Sedari tadi Angkasa tak henti-hentinya memandangi setiap pergerakan melodi yang tengah mencari kotak P3K diruang UKS itu. Gadis itu bersorak senang setelah mendapatkan barang yang ia cari, lalu segera mendekati angkasa yang tengah terduduk nyaman diatas brankar.

Angkasa menahan pergerakan tangan melodi yang hendak melepaskan kacamatanya itu. "Nggak usah mel!." sedangkan gadis itu hanya menatap cowok cupu didepannya itu dengan kesal.

"Cuma nempelin plester aja sa, nggak sampe dioperasi juga kalik. " gadis tomboi itu meneteskan beberapa tetes obat merah disebuah kapas.

Perlahan tangan melodi terulur membuka kacamata bulat yang bertengger mantap dihidung mancung cowok itu. Gadis tomboi itu menelan salivanya susah payah saat melihat rupa angkasa tanpa mengenakan kacamata. Sungguh, cowok itu terlihat lebih tampan. Cowok cupu itu menyentil dahi gadis itu membuat melodi gelagapan sendiri, lalu segera mengobati dahi cowok itu yang sedikit robek atas kelakuan mario. Sebuah plester bergambar bintang-bintang telah tertempel didahi cowok cupu itu segera angkasa memasang kacamata bulatnya kembali dan menatap melodi yang tengah memasukkan obat-obatan itu kedalam tempat asalnya.

"Lo harus pake kacamata itu ya sa?."melodi perlahan berjalan mendekati sebuah lemari kecil diruang UKS itu untuk meletakkan kotak P3K itu kembali.
Angkasa beranjak turun dari brankar "iya, emang kenapa?."perlahan tangan cowok itu mengumpulkan semua buku tebal itu dan mendekapnya dikedua tangannya.

Melodi gelagapan sendiri mengapa ia bisa bertanya hal yang sedemikian."en-enggak papa kok, gue pamit dulu ya. Mau kekelas!."gadis itu segera berlari kecil meninggalkan ruangan bernuansa putih itu. Meninggalkan angkasa yang menyatukan alisnya bingung atas sikap melodi.

                            🌿🌿🌿
Gadis tomboi itu melemparkan tasnya asal dimeja tempatnya menuntut ilmu dikelasnya itu. Spontan saja putri mengumpat kesal. Pasalnya, tas selempang berwarna hitam itu mendarat tepat diwajah putri yang notabennya duduk sebangku dengan gadis tomboi itu.

Putri menatap nyalang sahabatnya itu sedangkan yang ditatap malah memasang wajah seakan tak berdosanya. "Lain kali, lempar yang lebih besar lagi ya!."Sindir putri sedangkan yang disindir hanya terkekeh pelan.

Gadis yang memakai bando kelinci itu menghentikan aksi memainkan ponselnya saat mengingat sebuah hal yang sedari tadi ingin ia tanyakan pada sahabatnya ini."eh, Lo tadi nolong anak baru itu ya dari pembullian mario?." melihat putri yang sangat menantikan jawaban dari dirinya itu membuat melodi memikirkan sesuatu.

Gadis tomboi itu menampilkan senyuman manisnya terhadap putri membuat gadis cantik itu berdecak kesal atas itu. Mau tak mau gadis berbando kelinci itu menyerahkan sebuah buku tulis kepada melodi. Seperti biasa gadis itu akan menyalin tugas dari dirinya.

"Iya, kurang ajar banget tu si playboy cap karung goni. Masih pagi udah ngebully orang aja!." Gadis tomboi itu sibuk menyalin tugas dari putri.

Putri hanya manggut-manggut paham. Seketika saat itu juga melodi menghentikan aksi menulisnya, dan menatap putri yang juga sedang menatapnya. "Gue fikir, angkasa nggak sejelek itu deh. Lo aja yang berlebihan nilainya!. "Gadis tomboi itu kembali melanjutkan aktivitas menulisnya.

"Demi apa!. Jangan bilang lo suka ya mel sama cowok cupu itu?, gak banget tau nggak sih. Secara ya mantan lo yang terakhir seorang 'mario' kan nggak banget kalo pada akhirnya lo berakhir sama dia!."melodi menghentikan aktivitas menulisnya lalu menatap sahabatnya itu kesal.

Melodi menyentil dahi gadis didepannya itu, membuat empunya meringis kesakitan. "Gue bilang kayak tadi, bukan berarti gue suka sama dia!. Gue cuma mau bilangin put sama lo. Kalau angkasa nggak sejelek yang lo bilang kemaren. "Gadis tomboi itu menyerahkan buku tulis dirinya dan milik putri yang dipinjamnya pada gadis itu membuat empunya mengernyitkan dahinya bingung.

Gadis tomboi itu berdiri, menenteng kembali tas selempangnya. "Gue ke rooftop dulu. Jangan lupa kasihin tugas gue, awas aja enggak!."

Melodi segera berlari kecil meninggalkan kelas itu, sebelum guru mata pelajaran kelasnya itu memasuki kelas sehingga menyulitkan aksi bolos melodi nantinya. Putri tak henti-hentinya mengumpat kesal, bahkan mulut mungil gadis itu selalu berkomat kamit seperti membaca mantra. Kapan gadis itu akan berubah?.

My Boyfriend Si Cupu [Completed]Where stories live. Discover now